Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Adab Menerima Tamu dalam Islam yang Patut Dipenuhi Tuan Rumah
22 April 2023 13:53 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Adab menerima tamu dalam Islam menjadi hal yang penting diketahui oleh umat Muslim. Terutama di momen Lebaran seperti sekarang ini, di mana umat Muslim akan mendatangi rumah sesama untuk bermaaf-maafan.
ADVERTISEMENT
Merangkum dari buku Pendidikan Agama Islam karya Bachrul Ilmy, Rasulullah SAW sendiri telah menganjurkan umat Muslim untuk memuliakan tamu.
Bahkan, disebutkan pula bahwa mereka yang memuliakan tamu merupakan orang yang beruntung. Seperti disinggung dalam surah dan hadits berikut:
“Dan mereka tidak menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa yang diberikan kepada mereka (Muharijin); dan mereka mengutamakan (Muharijin), atas dirinya sendiri, meskipun mereka juga memerlukan. Dan siapa yang dijaga dirinya dari kekikiran, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (Surah al-Hasyr [59]:9)
"Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah dia memuliakan tamunya." (H.R. Muslim)
Lantas, apa saja adab menerima tamu? Untuk penjelasan lebih lanjut, baca ulasan berikut sampai selesai.
ADVERTISEMENT
Adab Menerima Tamu Menurut Ajaran Islam yang Perlu Diketahui
Berikut adab menerima tamu dalam Islam, seperti dikutip dari buku Ensiklopedi Adab Islam (2007) dan Buku Pintar 50 Adab Islam (2019):
1. Niat yang Benar
Ketika menyambut tamu, pemilik rumah hendaknya menetapkan niat yang benar. Begitu juga sebaliknya, tamu harus menetapkan niat yang baik ketika berkunjung. Dengan begitu, kedua pihak akan mendapatkan pahala.
2. Menerima Tamu dengan Baik
Hendaknya tuan rumah menerima tamu dengan senyuman dan sambutan yang ramah agar suasana kunjungan menyenangkan. Hindari menyambut tamu dengan muka masam, sebab tamu dapat merasa kurang dihargai, tidak nyaman, dan ingin cepat pulang.
3. Menempatkan Tamu di Tempat yang Layak
Penting bagi tuan rumah untuk menempatkan tamu di tempat yang layak, sehingga tamu merasa dihargai kedatangannya. Jangan sampai rumah tampak kotor, berantakan, dan beraroma tidak sedap.
ADVERTISEMENT
4. Menyuguhkan Hak Tamu
Ketika tamu sudah masuk ke rumah, dianjurkan untuk segera menyuguhkan hak tamu. Misalnya air dingin, makanan, dan lain-lain. Jangan terlambat menyediakannya atau menunda hingga tamu pulang. Sebagaimana dianjurkan dalam Al-Quran:
“Sudahkah sampai kepadamu (Muhammad) cerita tamu Ibrahim (malaikat-malaikat) yang dimuliakan. (Ingatlah) ketika mereka masuk ke tempatnya lalu mengucapkan “salaman”, Ibrahim menjawab: “Salamun, (kamu) adalah orang-orang yang tidak dikenal. Maka dia pergi dengan diam-diam menemui keluarganya kemudian dibawanya daging anak sapi yang gemuk (yang dibakar) lalu dihidangkannya kepada mereka. Ibrahim berkata, silakan kamu makan.” (QS. Adz-Dzaariyat: 24-27).
5. Tidak Menjamu Secara Berlebihan
Meskipun menjamu tamu merupakan hal yang dianjurkan, tidak disarankan untuk melakukannya secara berlebihan. Tuan rumah sebaiknya menjamu tamu dengan wajar, jangan pula memaksakan diri di luar kemampuan.
ADVERTISEMENT
6. Tuan Rumah Sendiri yang Melayani Tamu
Di dalam Al-Quran, disebutkan bahwa tamu harus dilayani oleh pemilik rumah itu sendiri. Sebagaimana dimuat dalam kisah Ibrahim.
“Maka dia pergi dengan diam-diam menemui keluarganya kemudian dibawanya daging anak sapi yang gemuk (yang dibakar) lalu dihidangkannya kepada mereka. Ibrahim berkata, silakan kamu makan.” (QS. Adz-Dzaariyat: 26-27).
7. Berbuat Baik pada Tamu
Pemilik rumah diharuskan untuk berbuat baik kepada tamu agar mereka merasa nyaman. Ini bisa dilakukan dengan menyediakan tempat yang layak untuk tidur, menyiapkan handuk bersih, dan mencegah keributan anak-anak darinya.
8. Mengantarkan Tamu Sampai ke Pintu
Apabila tamu sudah selesai berkunjung, baiknya tuan rumah mengantarkan tamu hingga ke pintu sebagai bentuk kesopanan. Seperti Abu Ubaid pernah mengunjungi Imam Ahmad di rumahnya.
ADVERTISEMENT
“Ketika aku bangkit untuk pulang, Imam Ahmad juga bangkit bersamaku. Aku berkata, jangan repot-repot wahai Abi Abdillah! Beliau mengatakan, termasuk kesempurnaan memuliakan tamu adalah tuan rumah berjalan bersama tamu hingga ke pintu rumah dan memegang tali kekang kendaraannya.”
9. Tidak Masuk ke Rumah dan Mengunci Pintu Ketika Tamu Belum Pergi
Tuan rumah harus melepaskan kepergian tamu dengan sopan. Tidak disarankan untuk masuk ke rumah dan mengunci pintu jika tamu belum pergi. Hal ini dilakukan untuk menghargai tamu yang sudah menyempatkan diri berkunjung ke rumah.
(GTT)