Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.1
Konten dari Pengguna
Amalan yang Pertama Kali Akan Dihisab pada Hari Kiamat Adalah Sholat, Kenapa?
12 April 2023 16:30 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Amalan yang pertama kali akan dihisab pada hari kiamat adalah sholat. Seluruh amalan sholat, baik yang wajib maupun sunnah akan diperhitungkan.
ADVERTISEMENT
Pertanyaan yang kerap muncul, mengapa sholat menjadi amalan pertama yang dihisab? Mengapa bukan puasa, zakat, atau amalan wajib lainnya?
Simak penjelasan berikut ini untuk menemukan jawaban mengapa sholat adalah amalan yang pertama kali dihisab pada Hari Kiamat.
Mengapa Sholat Menjadi Amalan Pertama yang Akan Dihisab?
Sholat adalah amal yang pertama kali dihitung dalam Yaumul Hisab, hari perhitungan seluruh amal manusia pada Hari Kiamat. Mengutip laman Kemenag, ketentuan Allah itu disampaikan Nabi Muhammad yang bersabda:
إنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ العَبْدُ يَوْمَ القِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلَاتُهُ، فَإنْ صَلُحَتْ، فَقَدْ أَفْلَحَ وَأَنْجَحَ، وَإنْ فَسَدَتْ، فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ، فَإِنِ انْتَقَصَ مِنْ فَرِيْضَتِهِ شَيْءٌ، قَالَ الرَّبُ – عَزَّ وَجَلَّ – : اُنْظُرُوْا هَلْ لِعَبْدِيْ مِنْ تَطَوُّعٍ، فَيُكَمَّلُ مِنْهَا مَا انْتَقَصَ مِنَ الفَرِيْضَةِ ؟ ثُمَّ تَكُوْنُ سَائِرُ أعْمَالِهِ عَلَى هَذَا.
ADVERTISEMENT
Artinya: “Sesungguhnya amal yang pertama kali dihisab pada seorang hamba pada hari kiamat adalah shalatnya. Maka, jika shalatnya baik, sungguh ia telah beruntung dan berhasil.
Dan jika shalatnya rusak, sungguh ia telah gagal dan rugi. Jika berkurang sedikit dari shalat wajibnya, maka Allah Ta’ala berfirman: ‘Lihatlah apakah hamba-Ku memiliki shalat sunnah.’
Maka disempurnakanlah apa yang kurang dari shalat wajibnya. Kemudian begitu pula dengan seluruh amalnya.” (HR. Tirmidzi).
Berdasarkan hadis tersebut dapat diketahui bahwa yang punya nilai penting pada ‘timbangan’ amal manusia bukan hanya sholat fardhu tetapi juga sunnah.
Menurut Yudi Yansyah, penyuluh Agama Islam di Kecamatan Bojog Genteng, ini menandakan bahwa umat Islam hendaknya tidak hanya memerhatikan yang wajib saja tapi juga memperbanyak dan menjaga amalan sunnah.
ADVERTISEMENT
Kedudukan Sholat dalam Islam
Alasan sholat jadi amalan yang dihitung pertama kali pada Hari Kiamat tak lepas dari kedudukannya yang tinggi dalam Islam. Sebab sholat merupakan rukun Islam kedua dan menjadi tolak ukur keislaman seorang Muslim.
Dr. Sa’id bin Ali bin Wahaf al-Qahthani dalam buku Panduan Shalat Lengkap menyebut dalam hadis Mu’adz diriwayatkan Nabi Muhammad SAW bersabda:
رَأْسُ اْلأَمْرِ اْلإِسْلاَمُ وَعَمُودُهُ الصَّلَاةُ وَذِرْوَةُ سَنَامِهِ الْجِهَادُ.
Artinya: “Kepala segala urusan adalah Islam dan tiangnya adalah sholat, sementara puncaknya adalah jihad.” (HR. Turmudzi, Ibnu Majah dan Ahmad).
Maksudnya, Islam tidak dapat ditegakkan tanpa adanya sholat. Ibarat bangunan, sholat adalah tiang dan apabila bagian itu rusak maka semuanya akan hancur.
Oleh sebab itu Allah memerintahkan umat-Nya menegakkan sholat sesuai syariat Islam. Sebagaimana firman-Nya dalam Al-Quran surat Al-Baqarah Ayat 43 yang berbunyi:
ADVERTISEMENT
وَاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَاٰتُوا الزَّكٰوةَ وَارْكَعُوْا مَعَ الرّٰكِعِيْنَ
Artinya: Tegakkanlah sholat, tunaikanlah zakat, dan rukuklah beserta orang-orang yang rukuk.
Inti dari ayat tersebut, sholat harus dilakukan dengan benar sesuai ajaran Nabi Muhammad SAW. Apabila sholatnya tidak benar maka akan celaka, seperti bunyi surat An-Nisa ayat 142 berikut ini:
اِنَّ الْمُنٰفِقِيْنَ يُخٰدِعُوْنَ اللّٰهَ وَهُوَ خَادِعُهُمْۚ وَاِذَا قَامُوْٓا اِلَى الصَّلٰوةِ قَامُوْا كُسَالٰىۙ يُرَاۤءُوْنَ النَّاسَ وَلَا يَذْكُرُوْنَ اللّٰهَ اِلَّا قَلِيْلً
Artinya: Sesungguhnya orang munafik itu hendak menipu Allah, tetapi Allah-lah yang menipu mereka. Apabila mereka berdiri untuk sholat, mereka lakukan dengan malas.
Mereka bermaksud ria (ingin dipuji) di hadapan manusia. Dan mereka tidak mengingat Allah kecuali sedikit sekali.
(NSA)