Konten dari Pengguna

Apa itu Fenomena Lendutan? Ini Pengertian dan Penyebabnya

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
16 April 2025 14:43 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sebuah pesawat nirawak bunuh diri yang dilengkapi dengan teknologi kecerdasan buatan (AI) terlihat di landasan pacu, pada hari pemimpin Korea Utara Kim Jong Un memandu proyek penelitian sains pertahanan. Foto: KCNA via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Sebuah pesawat nirawak bunuh diri yang dilengkapi dengan teknologi kecerdasan buatan (AI) terlihat di landasan pacu, pada hari pemimpin Korea Utara Kim Jong Un memandu proyek penelitian sains pertahanan. Foto: KCNA via REUTERS
ADVERTISEMENT
Baru-baru ini, sebuah gangguan di landasan pacu membuat maskapai penerbangan Lion Air JT603, dengan tujuan Jambi-Jakarta harus membatalkan jadwal penerbangannya. Gagalnya penerbangan ini dikarenakan adanya lendutan pada wilayah tersebut.
ADVERTISEMENT
Fenomena ini tergolong tidak biasa dan jarang terjadi di aktivitas penerbangan nasional. Itu mengapa, banyak masyarakat yang mempertanyakan penyebab dan faktor risikonya.
Lalu sebenarnya, apa itu fenomena lendutan dalam dunia penerbangan? Untuk mengetahui pengertian dan penyebabnya, simaklah pembahasannya dalam artikel berikut.

Apa Itu Fenomena Lendutan?

Ilustrasi rubber deposit di landasan pacu bandara. Foto: Shutter Stock
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), lendutan berasal dari kata "lendut" yang berarti berlekuk ke bawah atau tidak tegang rata. Dalam konteks teknik sipil, lendutan didefinisikan sebagai jarak vertikal antara titik terendah suatu elemen struktur dengan garis lurus yang menghubungkan kedua ujung balok yang melengkung akibat beban.
Fenomena ini biasa terjadi dalam proses pembangunan. Mengutip buku Desain Beton Bertulang karya Jack C. McCormac, lendutan pada elemen seperti balok atau pelat biasanya menyebabkan lantai menurun, membentuk cekungan, serta menimbulkan getaran berlebih.
ADVERTISEMENT
Jika tidak segera ditangani, lendutan dapat menyebabkan struktur bangunan rentan mengalami kerusakan. Tentu, kondisi ini dapat memunculkan kekhawatiran bagi beberapa orang.
Fenomena yang sama juga bisa terjadi pada infrastruktur berskala besar seperti landasan pacu bandara. Jika berkaca dari kejadian Lion Air, lendutan bisa terjadi akibat paparan suhu tinggi dan tekanan berat yang terus-menerus, misalnya dari roda pesawat.
Kondisi semacam ini sangat berisiko, terutama jika pesawat tetap dipaksakan untuk lepas landas. Permukaan yang tidak rata akibat lendutan dapat menyebabkan guncangan hebat saat roda menyentuh landasan, yang berpotensi membahayakan keselamatan penumpang.

Penyebab Fenomena Lendutan

Sejumlah pekerja beristirahat di atas bangunan proyek infrastruktur LRT di Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan. Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Lendutan yang terjadi pada jalan atau bangunan umumnya dipicu oleh beberapa faktor. Dikutip dari jurnal Analisis Lendutan Seketika dan Lendutan Jangka Panjang pada Struktur Balok karya Daud R. Wiyono dan William Trisina, berikut beberapa penyebabnya:
ADVERTISEMENT

1. Beban Berlebih

Beban yang diberikan pada suatu struktur menjadi faktor utama penyebab lendutan. Ketika beban melebihi kapasitas struktur, hal ini dapat memicu deformasi. Semakin besar beban yang diberikan, maka semakin besar pula kemungkinan terjadinya lendutan.

2. Kualitas Material

Selanjutnya, kualitas material yang digunakan juga cukup memengaruhi daya tahan struktur. Material yang mengalami kerusakan, seperti korosi atau keausan, akan kehilangan kekuatannya, sehingga lebih rentan mengalami lendutan.

3. Usia Struktur

Seiring bertambahnya usia suatu bangunan, kekuatan strukturnya cenderung menurun. Jika terjadi penurunan kualitas material akibat faktor usia maupun pengaruh lingkungan, risiko terjadinya lendutan juga akan meningkat.

4. Kesalahan dalam Pembangunan

Terakhir, kesalahan dalam pelaksanaan di lapangan juga turut memperparah kondisinya. Kesalahan tersebut dapat berupa jumlah tulangan yang dipasang tidak sesuai kebutuhan, mutu beton yang tidak mencapai standar, dan berbagai faktor teknis lainnya.
ADVERTISEMENT
(ANB)