Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Apa Itu Haji Akbar? Ini Pengertian dan Perbedaannya dengan Haji Asghar
24 April 2025 11:00 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Haji merupakan rukun Islam yang hukumnya wajib bagi umat Muslim yang mampu, baik secara fisik maupun finansial, minimal sekali seumur hidup. Ibadah ini dilaksanakan setiap tahun pada bulan Dzulhijjah di Tanah Suci Mekah.
ADVERTISEMENT
Dalam pelaksanaannya, ada beberapa istilah yang kerap digunakan, salah satunya adalah Haji Akbar. Secara sederhana, Haji Akbar adalah istilah yang merujuk pada puncak pelaksanaan ibadah haji. Untuk memahami makna selengkapnya, simak ulasan berikut ini.
Pengertian Haji Akbar
Mengutip Tafsir al-Azhar Jilid 4 karya Buya Hamka, Haji Akbar adalah sebutan untuk puncak pelaksanaan ibadah haji yang jatuh pada tanggal 10 Dzulhijjah, juga dikenal sebagai Hari Nahar atau hari di mana umat Islam menyembelih hewan kurban.
Penamaan “Haji Akbar” merujuk pada sabda Rasulullah SAW yang menjelaskan langsung makna hari tersebut kepada para sahabat. Dalam sebuah hadits, ketika Ali bin Abi Thalib bertanya, “Apa itu Haji Akbar?”, Nabi Muhammad SAW menjawab singkat: "Hari Nahar." (HR. Ahmad)
ADVERTISEMENT
Hal tersebut juga dibahas dalam riwayat lain dari Ibnu Abu Aufa, yang menyampaikan bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Hari penyembelihan kurban ini adalah Hari Haji Akbar." (HR. Ibnu Abu Aufa)
Sementara itu, dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar, disebutkan bahwa Rasulullah SAW berdiri di antara tiga jamrah pada Hari Nahar (10 Dzulhijjah), lalu bertanya kepada para sahabat, “Hari apakah ini?” Mereka menjawab, “Hari Nahar.” Lalu beliau bersabda: "Inilah Hari Haji Akbar." (HR. Bukhari dan lainnya)
Dari beberapa riwayat ini, dapat dipahami bahwa Haji Akbar merujuk pada hari ketika rangkaian utama ibadah haji dilakukan (10 Dzulhijjah), seperti melempar jumrah, menyembelih hewan kurban, mencukur rambut, dan thawaf ifadah.
Dalam Kitab Fikih Sehari-hari: 365 Pertanyaan Seputar Fikih untuk Semua Permasalahan dalam Keseharian karya A.R. Shohibul Ulum, dijelaskan bahwa istilah Haji Akbar sebenarnya digunakan untuk membedakan ibadah haji dari umrah atau amalan haji lainnya.
ADVERTISEMENT
Artinya, Haji Akbar tidak ada hubungannya dengan wukuf di Arafah yang jatuh pada hari Jumat atau pelaksanaan Idul Adha pada hari Jumat. Dalam Tuhfatul Ahwadzi Syarh Jami' Tirmidzi (4/27) bahkan disebutkan:
Dengan demikian, anggapan bahwa Haji Akbar terjadi ketika Arafah jatuh pada hari Jumat tidak memiliki dasar yang kuat dalam kajian fikih maupun hadits.
Perbedaan Haji Akbar dan Haji Asghar
Dalam ajaran Islam, ada dua istilah yang sering disebut saat membicarakan ibadah ke Tanah Suci, yaitu Haji Akbar dan Haji Asghar. Meskipun keduanya mengandung kata "haji", maknanya berbeda.
ADVERTISEMENT
Sebagaimana yang dijelaskan sebelumnya, Haji Akbar adalah sebutan untuk pelaksanaan ibadah haji yang puncaknya, yaitu pada 10 Dzulhijjah (Hari Nahar atau Idul Adha).
Menurut riwayat Ibnu Jarir ath-Thabari, Haji Akbar juga dimaknai sebagai haji secara keseluruhan, yaitu ibadah yang meliputi seluruh manasik yang lebih banyak dan kompleks dibanding ibadah lainnya. Oleh karena itu, ia disebut “haji besar.”
Sementara itu, Haji Asghar biasanya merujuk pada umrah, yaitu ibadah ke Tanah Suci yang bisa dilakukan di luar musim haji. Umrah hanya melibatkan beberapa rukun ibadah, seperti tawaf, sa’i, dan tahallul, tanpa wukuf di Arafah atau mabit di Mina. Karena lebih ringan dan singkat, umrah disebut juga sebagai Haji Kecil atau Haji Asghar.
ADVERTISEMENT
Jadi, perbedaannya terletak pada waktu dan jumlah ibadah yang dilakukan. Haji Akbar lebih lengkap dan biasanya dilakukan pada waktu tertentu, sedangkan Haji Asghar (umrah) bisa dilakukan kapan saja dengan rangkaian ibadah yang lebih singkat.
(SAI)