Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Apa itu Hipospadia, Kondisi Medis yang Dialami Aprilia Manganang?
10 Maret 2021 11:43 WIB
·
waktu baca 3 menitDiperbarui 27 September 2022 17:11 WIB
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Eks atlet voli putri Indonesia sekaligus Sersan Dua TNI, Aprilia Manganang resmi berganti identitas dari perempuan menjadi laki-laki. Menurut keterangan KSPAD TNI AD Jendral Andika Perkasa, Manganang terbukti lahir sebagai seorang pria dengan kelainan hipospadia.
ADVERTISEMENT
Pada 3 Februari lalu, Andika memanggil Manganang untuk menjalani pemeriksaan medis di RSPAD. Setelah melakukan pemeriksaan, diketahui bahwa hormon testosteron Manganang lebih tinggi dan ia tidak mempunyai organ dalam yang sejatinya dimiliki wanita.
Melansir My Cleveland Clinics, hipospadia merupakan kelainan kelamin yang cukup sering terjadi. Kondisi ini timbul pada sekitar satu dari setiap 250 sampai 300 bayi laki-laki yang baru lahir . Penelitian yang dilakukan oleh Aritonang et al di RSUP Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta menemukan terdapat 124 kasus hipospadia pada periode tahun 2002–2014
Untuk menambah pengetahuan, simak penjelasan mengenai hipospadia berikut ini:
ADVERTISEMENT
Pengertian Hipospadia dan Jenisnya
Melansir situs Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), hipospadia adalah kelainan bawaan pada anak laki-laki, di mana pembukaan uretra tidak terletak di ujung penis. Uretra merupakan saluran yang membawa urin dari kandung kemih ke luar tubuh.
Pada anak yang mengalami kondisi ini, uretra terbentuk secara tidak normal pada usia kehamilan ke-8-14 minggu. Pembukaan abnormal dapat terbentuk di mana saja, bisa di bawah ujung penis hingga skrotum. Berdasarkan lokasi pembukaan uretra, hipospadia terbagi dalam tiga jenis, yaitu:
Penyebab Hipospadia
Belum ditemukan penyebab pasti dari kelainan ini. Mengutip jurnal Hipospadia: Bagaimana Karakteristiknya di Indonesia tulisan Daniel Mahendra Krisna dan Akhada Maulana (2017: 328), adanya paparan estrogen atau progestin pada ibu hamil di awal kehamilan dicurigai dapat meningkatkan risiko hipospadia.
ADVERTISEMENT
Estrogen adalah sekelompok hormon yang berperan penting dalam perkembangan karakteristik seksual serta proses reproduksi wanita. Lingkungan yang tinggi terhadap aktivitas estrogen sering ditemukan pada pestisida di sayuran dan buah, susu sapi, beberapa tanaman, dan obat-obatan.
Beberapa penelitian juga menemukan bahwa ibu hamil yang terpapar diethylstilbestrol meningkatkan risiko terjadinya hipospadia. Melansir psychology.binus.ac.id, diethylstilbestrol merupakan hormon sintetis menyerupai estrogen.
Klip et al pada penelitian tahun 2002 menemukan bahwa dari 205 ibu muda yang terpapar diethylstilbestrol, ada 4 kasus hipospadia yang muncul. Sedangkan pada 8.729 kelahiran yang tidak terpapar senyawa tersebut hanya ditemukan 8 kasus.
Ibu hamil yang melakukan diet vegetarian diperkirakan justru memiliki risiko lebih besar. Penyebabnya karena tingginya kandungan fitoestrogen pada sayuran.
ADVERTISEMENT
Melansir laman biofarmaka.ipb.ac.id, fitoestrogen adalah kelompok tanaman, baik biji-bijian, kacang-kacangan, sayuran, dan buah-buahan, yang memiliki sifat menyerupai hormon estrogen. Namun perlu digarisbawahi bahwa hingga saat ini peran fitoestrogen terhadap sistem reproduksi masih menjadi subjek perdebatan para ahli.
Sementara itu penelitian CDC mengungkap beberapa faktor risiko, yakni:
Itulah beberapa faktor yang ditengarai meningkatkan risiko hipospadia. Sebagai informasi, etiologi atau penyebab hipospadia sangat bervariasi dan multifaktorial dan belum ditemukan penyebab pasti dari kelainan ini.
ADVERTISEMENT
(ERA)