Konten dari Pengguna

Apa Itu KTT G20? Ini Pengertian, Agenda, dan Isu yang Dibahas

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
28 Maret 2022 12:18 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Persiapan gelaran Konferensi Tingkat Tinggi G20 untuk sesi Finance and Central Bank Deputies Meeting (FCBD) di Bali Nusa Dua Convention Center, Rabu (8/12).
 Foto: Angga Sukmawijaya/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Persiapan gelaran Konferensi Tingkat Tinggi G20 untuk sesi Finance and Central Bank Deputies Meeting (FCBD) di Bali Nusa Dua Convention Center, Rabu (8/12). Foto: Angga Sukmawijaya/kumparan
ADVERTISEMENT
Puncak gelaran G20 2022 akan diselenggarakan di Bali pada November mendatang. Indonesia sebagai tuan rumah sekaligus pemegang presidensi telah mengusung tema “Recover Together Recover Stronger”.
ADVERTISEMENT
G20 (group of twenty) merupakan forum ekonomi terbesar yang dilaksanakan dengan skala internasional. Anggota yang terlibat di dalamnya terdiri dari 19 negara utama dan 1 Uni Eropa.
Daftar negara tersebut adalah Amerika Serikat, Kanada, Meksiko, Argentina, Brazil, Inggris, Jerman, Italia, Perancis, Rusia, Afrika Selatan, Arab Saudi, Turki, Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, India, Indonesia, Australia, dan Uni Eropa
Bagi yang penasaran tentang apa itu KTT G20 dan tujuan didirikannya, berikut penjelasan lengkapnya untuk Anda.

Pengertian KTT G20

KTT (konferensi tingkat tinggi) G20 adalah forum kerja sama internasional yang membahas tentang isu ekonomi moneter. G20 tidak memiliki pemimpin atau ketua tetap. Fungsi presidensinya dipegang oleh salah satu anggota selama satu tahun penuh.
Menkeu RI Sri Mulyani Indrawati (kiri) bersama Menkeu Australia Josh Frydenberg saat melakukan bilateral di sela pertemuan tingkat Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral Presidensi G20 Indonesia di JCC, Jakarta, Kamis (17/2/2022). Foto: M Risyal Hidayat/ANTARA FOTO
Sejak didirikan pada tahun 1999, G20 sudah bertekad untuk membangun ekonomi secara global. Fokus utamanya ialah menciptakan pertumbuhan keuangan yang kuat, berkelanjutan, seimbang, dan inklusif.
ADVERTISEMENT
KTT G20 tidak hanya membahas masalah ekonomi, tapi juga memperdalam isu pembangunan, pertanian, pemberantasan korupsi, dan pencucian uang.
Oleh karena itu, forum G20 menjadi bagian penting bagi negara anggota dan negara lainnya. Terlebih, forum ini telah merepresentasikan lebih dari 2/3 penduduk dunia, 75% perdagangan global, dan 80% PDB dunia.
Jika dilihat dari alur kerjanya, KTT G20 membahas dua arus isu utama, yakni Finance Track dan Sherpa Track. Dikutip dari laman Kementerian Keuangan, Finance Track adalah jalur pembahasan dalam forum G20  yang berfokus pada fokus isu keuangan, antara lain:
Presiden Joko Widodo menyampaikan sambutan secara virtual saat Pertemuan Tingkat Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20 (G20 FMCBG) di Jakarta Convention Center, Jakarta, Kamis (17/2/2022). Foto: Hafidz Mubarak A/Antara Foto
Sedangkan Sherpa Track adalah jalur pembahasan dalam forum G20 yang membahas bidang-bidang lain di luar isu keuangan. Dikutip dari laman ATPETSI fokus bahasan Sherpa Track meliputi anti korupsi, ekonomi digital, lapangan kerja, pertanian, pendidikan, urusan luar negeri, budaya, kesehatan, dan masih banyak lagi.
ADVERTISEMENT
Pembahasan tersebut jauh lebih luas, lebih dalam, dan mendetail. Pertemuan-pertemuan dalam jalur ini dihadiri oleh delegasi dari masing-masing negara anggota dalam tiga jenis pertemuan, yakni working group, engagement group, dan pertemuan tingkat menteri.
Sementara pertemuan-pertemuan pada Finance Track dihadiri oleh Menteri Keuangan hingga Gubernur Bank Sentral dari masing-masing negara anggota. Kemudian, pertemuan tersebut nantinya akan menghasilkan beberapa bagenda utama. Dirangkum dari Bank Indonesia, berikut uraiannya:
1. Sinkronisasi Exit Strategy
Membahas bagaimana G20 melindungi negara-negara yang masih menuju pemulihan ekonomi (terutama negara berkembang) dari efek limpahan (spillover) exit policy yang diterapkan oleh negara yang lebih dahulu pulih ekonominya (umumnya negara maju).
2. Mengatasi dampak berkepanjangan pandemi
Mendukung pertumbuhan ekonomi jangka panjang yang lebih kuat dengan meningkatkan produktivitas dan memperhatikan ketenagakerjaan, rumah tangga, sektor korporasi, dan sektor keuangan.
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan (tengah) dan Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny Gerard Plate (kedua kiri) membuka DEWG Presidensi G20 di Jakarta, Selasa (15/3/2022). Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/POOL
3. Penguatan sistem pembayaran di era digital
ADVERTISEMENT
Standar pembayaran lintas batas negara  (CBP), serta prinsip-prinsip pengembangan CBDC (General Principles for Developing CBDC).
4. Promosi pembiayaan yang berkelanjutan
Membahas risiko iklim dan risiko transisi menuju ekonomi rendah karbon, dan sustainable finance (keuangan berkelanjutan) dari sudut pandang makro ekonomi dan stabilitas keuangan
5. Memperluas sistem keuangan yang inklusif
Memanfaatkan open banking untuk mendorong produktivitas dan mendukung ekonomi dan keuangan inklusif  bagi underserved community yaitu wanita, pemuda, dan UMKM, termasuk aspek lintas batas.
6. Perpajakan internasional
Membahas perpajakan internasional, utamanya terkait dengan implementasi Framework bersama OECD/G20 mengenai strategi perencanaan pajak yang disebut Base Erotion and Profit Shifting (BEPS).
(MSD)