Konten dari Pengguna

Apa Itu Manajemen Waktu dalam Islam? Ini Penjelasannya

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
15 November 2023 9:00 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi manajemen waktu. Foto: Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi manajemen waktu. Foto: Pexels
ADVERTISEMENT
Manajemen waktu dalam Islam sangat penting bagi umat muslim. Waktu merupakan salah satu nikmat Allah SWT terbesar yang diberikan kepada manusia. Sehingga, sudah menjadi tanggung jawab umat manusia untuk memanfaatkannya sebaik mungkin.
ADVERTISEMENT
Islam mengajarkan pentingnya menghargai waktu sebagai salah satu indikasi keimanan dan bukti ketakwaan seorang muslim. Karenanya, seorang muslim memiliki kewajiban untuk mengelola waktunya dengan baik.
Sayangnya, sebagian orang tidak bisa menggunakan waktu mereka dengan baik, bahkan cenderung menyia-nyiakannya. Kondisi ini dapat terjadi karena kurangnya pemahaman mengenai waktu dan bagaimana memanfaatkannya dengan baik.
Lantas, bagaimana prinsip manajemen waktu yang baik dalam perspektif Islam? Berikut ini adalah penjelasannya.

Konsep Manajemen Waktu dalam Islam

Ilustrasi manajemen waktu. Foto: Pexels
Secara umum, manajemen waktu adalah usaha untuk memanfaatkan dan mengatur setiap bagian waktu dalam mengerjakan aktivitas yang sudah direncanakan dan harus diselesaikan dalam jangka waktu tertentu.
Tujuan utama dari manajemen waktu adalah melakukan pekerjaan secara efisien. Efektivitas dalam sebuah pekerjaan bisa dilihat dari tercapainya tujuan atau target yang sudah ditetapkan dalam manajemen waktu.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, manejeman waktu dalam Islam memiliki implikasi yang serius bagi umat muslim, yaitu waktu sebagai salah satu karunia Allah yang akan diperhitungkan di hari akhir kelak terkat dengan pemanfaatan umur selama hidup di dunia.
Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda:
"Kedua telapak kaki seorang hamba tidak akan bergeser pada hari kiamat sampai ditanya tentang umurnya untuk apa ia habiskan, tentang ilmunya untuk apa ia amalkan, tentang hartanya dari mana ia peroleh dan kemana ia infakkan, dan tentang tubuhnya untuk apa ia gunakan." (HR. At-Tirmidzi)
Allah juga telah menegaskan betapa pentingnya waktu dalam beberapa ayat Alquran, salah satunya pada surat Al-Ashr. Secara harfiah, Al-Ashr memiliki arti "waktu" atau "masa".
ADVERTISEMENT
Mengutip buku The Message of the Qur'an oleh Muhammad Asad, surat Al-Ashr mengandung pesan pengingat bagi umat manusia bahwa waktu yang telah berlalu tidak akan pernah bisa dikembalikan lagi.
Karena waktu tidak bisa diputar kembali, maka umat manusia harus menggunakan waktu mereka sebaik mungkin untuk melakukan perbuatan-perbuatan baik dan beribadah hanya kepada Allah.
Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam surat Al-Ashr ayat 1-3 yang berbunyi:
وَٱلْعَصْ إِنَّ ٱلْإِنسَٰنَ لَفِى خُسْرٍإِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ وَتَوَاصَوْا۟ بِٱلْحَقِّ وَتَوَاصَوْا۟ بِٱلصَّبْرِ
Artinya: "Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan saling menasihati dalam kebenaran dan saling menasihati dalam kesabaran." (QS. Al-Ashr: 1-3)
Ayat di atas menjelaskan bahwa manusia benar-benar berada dalam kerugian apabila tidak memanfaatkan waktu yang telah diberikan Allah secara maksimal untuk mengerjakan perbuatan-perbuatan baik.
ADVERTISEMENT
Setiap muslim yang memahami ayat tersebut, tentunya akan berupaya secara optimal untuk mengamalkannya. Sebab, setiap orang memiliki catatan amal perbuatan baik dan buruk yang dilakukan setiap detiknya.
Dengan demikian, manajamen waktu dalam Islam artinya umat muslim harus bisa mengelola dan menghargai waktu yang telah diberikan oleh Allah dengan mengerjakan amal perbuatan baik dan menjauhi segala larangan-Nya.

Cara Manajemen Waktu dalam Islam

Ilustrasi salah satu cara manajemen waktu dalam Islam adalah salat fardhu tepat waktu. Foto: Pexels
Dikutip dari buku 11 Tips Menghemat Waktu oleh Taufiqurrohman, berikut adalah beberapa cara melatih manajemen waktu dalam Islam yang bisa dilakukan oleh umat muslim.

1. Salat Fardhu Tepat Waktu

Salat fardhu atau salat wajib merupakan media melatih kemampuan manajemen waktu yang sempurna. Salat mengingatkan bahwa seseorang selalu dibatasi waktu, sehingga ia harus mampu mengatur waktu sebaik-baiknya agar menjaga diri dari kesia-siaan dan mengingatkan dirinya tentang kematian.
ADVERTISEMENT
Selain itu, salat fardhu juga mendidik individu untuk disiplin waktu secara baik dan benar, sehingga dapat dikatakan bahwa muslim yang melaksanakan salat dengan benar mestinya tidak akan mengabaikan waktu.
Bagi sebagian orang, salat lima waktu dalam sehari bukan hal yang mudah meskipun pada pelaksanaannya hanya sekitar 10-15 menit setiap kali salat (50-75 menit dari 24 jam sehari).
Dengan lima waktu itu, ketika seseorang dapat memanajemen waktunya dengan efektif agar tetap bisa salat tepat waktu dan menjalankan aktivitas dunianya, maka secara tidak langsung ia telah mengelola waktunya dengan baik.

2. Disiplin Waktu

Kunci utama keberhasilan dalam mengelola waktu adalah disiplin. Islam telah menyediakan sarana latihan yang efektif dalam membangun kedisiplinan ini, yaitu aktivitas ibadah yang memiliki waktu tersendiri, seperti salat dan puasa.
ADVERTISEMENT

3. Menetapkan Tujuan

Menetapkan tujuan dapat membantu individu untuk memfokuskan perhatian terhadap pekerjaan yang akan dijalankan, fokus terhadap tujuan dan sasaran yang hendak dicapai, serta mampu merencanakan suatu pekerjaan dalam batasan waktu yang disediakan.

4. Konsisten dengan Perencanaan yang Sudah Dibuat

Mengelola waktu akan terlaksana dengan baik jika seseorang konsisten dengan rencana-rencana yang telah ia susun, sehingga tidak terjadi tumpang tindih dalam pekerjaannya. Sebab, Islam sendiri telah mengajarkan umat muslim untuk membagi waktunya dengan baik.
Dalam sebuah hadis, Rasulullah bersabda:
"Sesungguhnya bagi orang yang berakal (selama tidak terkalahkan oleh hawa nafsunya) mempunyai empat macam waktu, yaitu waktu untuk berkomunikasi dengan Tuhannya, waktu untuk mengoreksi dirinya, waktu untuk bertafakkur tentang ciptaan Allah, dan waktu untuk memenuhi kebutuhan makan dan minum." (HR. Ibnu Hibban)
ADVERTISEMENT
(SFR)