Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Apa Itu Penyelidikan Kanonik dalam Pernikahan Katolik? Ini Penjelasannya
24 November 2022 17:16 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam KBBI, kanonik mengandung arti bersifat dasar atau menurut (sesuai dengan) hukum undang-undang gereja . Dalam kepercayaan Katolik, kanonik adalah imam gereja atau Komuni Anglikan yang menjadi anggota suatu ordo yang diatur hukum kanonik.
ADVERTISEMENT
Hukum kanonik sendiri merupakan seperangkat aturan yang ditentukan pengurus gereja dalam mengatur organisasi atau gereja beserta umatnya. Hukum kanonik biasanya digunakan Gereja Katolik Roma, Gereja Ortodoks Timur, dan Gereja Ortodoks Oriental.
Hukum kanonik mengatur berbagai kebijakan-kebijakan yang diterapkan pada gereja-gereja tersebut, termasuk soal pernikahan. Menurut hukum kanonik, pasangan Katolik yang hendak menikah harus melalui penyelidikan kanonik terlebih dahulu. Apa itu?
Penyelidikan Kanonik
Penyelidikan kanonik adalah salah satu tahap persiapan pernikahan pasangan Katolik. Mengutip buku Kamus Populer Kitab Hukum Kanonik oleh Silvester Susianto Budi, MSF, penyelidikan kanonik merupakan wawancara pribadi antara calon mempelai dengan pastor paroki. Wawancara dilakukan secara bergantian alias satu per satu.
Pastor akan menyampaikan pertanyaan-pertanyaan, mulai dari yang umum seperti nama, tanggal lahir, tempat lahir, status pekerjaan, dan sebagainya, hingga pertanyaan khusus terkait halangan-halangan pernikahan serta alasan di balik keputusan menikahi pasangannya.
ADVERTISEMENT
Penyelidikan kanonik tidak boleh dipandang sebagai formalitas belaka. Ini merupakan bagian dari proses pelayanan persiapan pernikahan yang wajib dilakukan pasangan Katolik demi kerukunan rumah tangga mereka kelak.
Melalui penyelidikan kanonik, pastor akan mendapat kepastian bahwa calon mempelai yang akan dia berkati sungguh-sungguh ingin menikah tanpa paksaan siapa pun. Penyelidikan ini juga bertujuan untuk memastikan kedua mempelai tidak terkena halangan perkawinan sehingga pernikahannya dinilai sah dalam agama.
Kelengkapan persyaratan administrasi pernikahan seperti surat baptis, sertifikat Kursus Persiapan Perkawinan, KTP, surat keterangan kesehatan, dan dokumen lainnya turut diperiksa melalui penyelidikan tersebut.
Biasanya, penyelidikan kanonik juga menjadi kesempatan bagi pastor untuk memberikan bimbingan rohani kepada kedua calon mempelai. Tujuannya agar mereka memahami pengetahuan yang baik dan lengkap tentang perkawinan Katolik.
ADVERTISEMENT
Oleh sebab itu, dalam penyelidikan kanonik, pasangan Katolik yang hendak menikah diharapkan untuk berbicara jujur dan tuntas. Tujuannya agar pastor mendapatkan data dan informasi yang benar, tepat, lengkap, dan dapat dipertanggungjawabkan.
Mengutip buku Hukum Perkawinan Sakramental dalam Gereja Katolik oleh Dr. Yohanes Servatius Lon, M.A., waktu penyelidikan kanonik berbeda-beda, tergantung pada kesediaan dan kesepakatan calon mempelai dan pastor.
Namun, sangat dianjurkan untuk melakukan penyelidikan ini dari jauh-jauh hari, minimal dua bulan sebelum hari pernikahan. Ini dilakukan agar kedua calon mempelai memiliki waktu yang cukup untuk membereskan kekurangan-kekurangan yang dibutuhkan.
Lokasi penyelidikan kanoki sendiri biasanya dilakukan di pastoran paroki calon mempelai wanita. Jika pasangan tersebut merupakan pasangan beda agama, penyelidikan dilakukan di paroki mempelai yang beragama Katolik.
ADVERTISEMENT
(ADS)