Konten dari Pengguna

Apa yang Dimaksud dengan Koda? Ini Penjelasan dan Contoh Penggunaannya

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
2 Juni 2022 12:04 WIB
·
waktu baca 6 menit
clock
Diperbarui 24 Juli 2023 14:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi membaca cerita. Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi membaca cerita. Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
Dalam sebuah karya sastra seperti novel, drama, cerpen, teks anekdot, dan lainnya, koda menjadi unsur penting yang membangun sebuah cerita. Koda adalah struktur dari sebuah karya sastra yang memudahkan pembaca untuk memahami intisari sebuah kisah.
ADVERTISEMENT
Artikel ini akan membahas lebih lanjut tentang koda, mulai dari pengertian, fungsi, posisinya dalam struktur cerita, hingga contoh penggunaannya.

Pengertian Koda

Ilustrasi membaca buku cerita yang memiliki koda. Foto: Pexels
Mengutip buku Fabel dan Legenda oleh Putri Megawati (2020: 17), koda adalah bagian dari penutup yang menegaskan pesan atau amanat. Dalam sebuah teks anekdot, koda menjadi penegas tentang hal yang dikritik dalam cerita.
Penulis dapat dengan bebas menentukan letak koda dalam karya tulisan, tetapi biasanya ditulis pada bagian akhir cerita. Sebagai contoh, penulis dapat membuat beberapa cerita dengan koda atau akhiran yang menggantung.
Meskipun terkesan menggantung, cerita tersebut masih dalam satu kesatuan yang ujungnya akan memiliki kesimpulan akhir. Bagian akhir cerita biasanya berisi narasi tentang keadaan suatu tokoh yang mengalami puncak dari cerita tersebut.
ADVERTISEMENT
Tak jarang, beberapa penulis memang sengaja untuk tidak menyelesaikan ceritanya agar pembaca semakin penasaran. Penulis membiarkan pembaca berimajinasi tentang apa yang akan terjadi selanjutnya.

Fungsi Koda

Ilustrasi membaca buku cerita. Foto: Pexels
Koda merupakan bagian berisi pelajaran atau hikmah yang dapat dipetik dari kisah dalam suatu teks cerita. Koda biasanya berupa nasihat, pelajaran, atau peringatan kepada pembaca.
Dikutip dari Sukses UN-USBN SMP/MTs 2020 oleh Tim Study Center (2019: 525), koda adalah bagian penting dalam struktur cerita yang berfungsi untuk menegaskan pesan atau amanat yang ingin disampaikan oleh penulis.
Karena posisinya berada di akhir cerita, fungsi koda lainnya adalah untuk menutup tulisan dan memberikan makna atau kesimpulan terhadap isi cerita. Selain itu, koda juga berfungsi untuk menyampaikan perubahan yang terjadi pada tokoh-tokoh dalam cerita.
ADVERTISEMENT

Posisi Koda dalam Struktur Cerita

Ilustrasi sebuah cerita tersusun atas beberapa struktur bagian. Foto: Pexels
Seperti karya sastra yang lain, sebuah cerita memiliki struktur yang terdiri atas beberapa bagian. Berkat strukturnya inilah suatu cerita menjadi utuh dan bisa dinikmati pembaca.
Salah satu struktur yang ada dalam cerita adalah koda. Jadi, koda tidak berdiri sendiri dalam sebuah cerita, melainkan menjadi salah satu bagian yang mendukung keutuhan suatu cerita.
Dirangkum dari Explore Bahasa Indonesia Jilid 3 untuk SMP/MTs Kelas IX oleh Erwan Rachmat (2019: 83-84), adapun sejumlah bagian penyusun cerita yang perlu diketahui untuk memahami posisi koda dalam struktur cerita, yaitu:

1. Abstraksi

Abstraksi atau abstrak merupakan bagian berisi gambaran awal dari kisah yang akan diceritakan. Bagian abstraksi ini dapat juga berupa ringkasan atau inti dari cerita tersebut.
ADVERTISEMENT
Ketika membaca abstraksi dalam sebuah cerita, Anda bisa mendapatkan beberapa gambaran tentang kejadian yang akan terjadi di dalam ceritanya. Abstraksi dalam cerita bersifat opsional.

2. Orientasi

Orientasi adalah bagian perkenalan tentang suatu cerita. Pada bagian ini, tokoh utama, tempat, waktu, suasana, dan segala hal yang berhubungan dengan cerita mulai diperkenalkan.

3. Komplikasi

Komplikasi merupakan rangkaian sebab akibat yang biasanya menjadi awal timbulnya permasalahan dalam cerita. Komplikasi terjadi karena hubungan antartokoh yang watak dan karakternya berbeda-beda. Di bagian inilah, Anda dapat mengetahui watak atau sifat sebenarnya dari tiap tokoh.

4. Rising Action

Rising action atau peningkatan konflik adalah bagian cerita menuju pada munculnya suatu konflik. Pada bagian ini, terjadi perubahan situasi yang menyebabkan kesulitan tokoh bertambah.

5. Klimaks

Klimaks adalah bagian alur cerita yang melukiskan puncak ketegangan. Klimaks disebut juga puncak konflik, yaitu bagian ketika tokoh dalam cerita mengalami masa-masa paling sulit.
ADVERTISEMENT

6. Evaluasi

Evaluasi merupakan bagian berisi semua konflik atau permasalahan yang dicapai pada klimaks. Pada bagian ini juga mulai terlihat gambaran tentang cara atau solusi penyelesaian untuk konflik tersebut.
Evaluasi menjadi bagian yang sangat penting karena akan menentukan apakah suatu cerita menarik atau tidak.

7. Resolusi

Resolusi merupakan bagian cerita yang berisi penyelesaian atau solusi. Bagian ini biasanya paling dinanti-nanti oleh pembaca karena mereka mengetahui sang tokoh telah menemukan solusi dari permasalahannya.

8. Koda

Koda merupakan bagian terakhir dari cerita yang berisi amanat, nasihat, pelajaran, atau peringatan kepada pembaca. Dalam istilah lain, Anda dapat mengartikan koda sebagai amanat, pesan, atau wasiat.
Koda berhubungan erat dengan tema cerita itu sendiri. Misalnya, jika Anda menulis cerita tentang persahabatan, nilai-nilai persahabatan itu pula yang akan disampaikan dalam koda.
ADVERTISEMENT

Contoh Penggunaan Koda

Ilustras tulisan cerita yang memiliki. Foto: Pixabay
Setelah mengetahui tentang pengertian dan fungsinya, berikut contoh penggunaan koda dalam sebuah cerita yang dikutip dari buku Panduan Menulis Cerpen Praktis, Lengkap dan Mudah Diterapkan oleh A Wan Bong dan Malin Kundang Cerita Rakyat Sumatera Barat karya Kak Yudi.

1. Penggunaan Koda dalam Bentuk Kesimpulan

Ada suatu cerita tentang sebuah rumah di pelosok desa. Sangat terpencil hingga tidak ada seorang pun yang mengetahui lokasi tersebut, kecuali para penduduknya.
Dengan beranggotakan 20 kepala keluarga, desa tersebut memiliki seorang kepala desa yang amat ramah bernama Rahmat. Para warga sangat mencintai pak rahmat, karena ia adalah sosok kepala desa yang adil.
Hingga pada suatu malam terdengar keramaian di depan salah satu rumah.
Satu persatu warga desa terbangun mendengarnya, mengabaikan dinginnya angin malam. Mereka mulai bertemu di salah satu perempatan, saling menanyakan mengenai apa yang sedang terjadi.
ADVERTISEMENT
Pak kepala desa pun menceritakan apa yang terjadi. “Ada suara ledakan yang tidak terlalu keras, lalu muncul asap dan api yang berkobar“ kata pak kepala desa. Oh, ternyata ada kebakaran di salah satu rumah warga.
Koda dari cerita tersebut adalah saat Pak Rahmat menceritakan tentang munculnya suara ledakan, asap, dan api merah yang berkobar-kobar dan ternyata terjadi kebakaran.

2. Penggunaan Koda dalam Bentuk Amanat

Ada sebuah anak kecil dan seorang ibunya, tinggal di rumah kecil di pinggir pantai Sumatera. Mereka hidup dengan keadaan terbatas.
Anak tersebut bernama Malin dan dia adalah anak yang sangat berbakti kepada ibunya. Suatu hari, Malin mendapat pekerjaan untuk berlabuh ke kota besar, Malin pun meminta izin kepada ibunya untuk pergi selama beberapa bulan.
ADVERTISEMENT
Ibunya pun menyetujui “Pergilah nak, hiduplah dengan bahagia dan kembalilah temui ibumu beberapa bulan lagi” ucapnya. Akhirnya Malin pun berangkat bersama beberapa orang.
Sudah bertahun-tahun ibu Malin tidak mendengar kabar dari anak tercintanya. Lalu, pada suatu pagi, ada sebuah kapal yang sangat besar akan berlabuh di pantai dekat ibu Malin tinggal.
Tiba-tiba terlihatlah sepasang bangsawan yang tampan dan cantik, menuruni kapal dengan baju yang berkilau. Ibu Malin mengernyitkan mata, lalu berteriak “Malin, apakah itu kamu? syukurlah kamu kembali nak.”
Istri Malin menatap suaminya dan bertanya “Suamiku, siapa wanita dekil yang berteriak ini? aku tidak sudi melihatnya“. Namun, Malin malah memanggil penjaga untuk membuat ibunya menyingkir.
Ibu Malin pun tersinggung dan marah karena hal itu. Sampai akhirnya ibunya berteriak untuk mengutuk Malin menjadi batu.
ADVERTISEMENT
Dan seketika itu hujan deras mulai turun dan petir mulai menyambar, Malin pun takut dan bersujud tepat di kaki ibunya. Tapi apa daya, semua itu sudah terlambat dan Malin pun perlahan-lahan berubah menjadi batu yang sedang bersujud.
Koda dari cerita tersebut adalah sesukses apa pun Anda terhadap kehidupan, jangan pernah durhaka kepada orang tua. Jangan lupakan kedua orang tua walau sedetik, karena merekalah yang membawa Anda sampai sukses.
(EAR & SFR)