Apa yang Dimaksud dengan Menghardik Anak Yatim? Ini Penjelasannya dalam Islam

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
29 September 2021 17:02 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi anak Muslim. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak Muslim. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Islam menganjurkan umatnya untuk selalu menyebarkan kasih sayang dan kepedulian kepada sesama, termasuk di antaranya kepada anak yatim. Anjuran ini telah tercantum dalam Alquran dan hadist, salah satunya melalui sabda Rasulullah berikut ini:
ADVERTISEMENT
“Orang-orang yang memelihara anak yatim di antara umat muslimin, memberikan mereka makan dan minum, pasti Allah memasukkannya ke dalam surga, kecuali ia melakukan dosa yang tidak bisa diampuni.” (HR Tirmidzi dari Ibnu Abbas)
Begitu mulia kedudukan anak yatim dalam Islam, sehingga umat Muslim pun dianjurkan untuk menyayangi dan mengasihinya. Dilarang baginya untuk menghardik anak yatim. Sebab yang demikian termasuk ke dalam tindakan orang-orang yang mendustakan agama, Allah berfirman:
“Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Maka itulah orang yang menghardik anak yatim," (QS. Al-Ma'un: 1-2)
Lantas, apa yang dimaksud dengan menghardik anak yatim jelaskan sesuai dalam ajaran Islam? Untuk mengetahuinya, simak penjelasan berikut.

Arti Menghardik Anak Yatim

Ilustrasi anak Islam membaca Alquran. Foto: Shutter Stock
Mengutip buku Nasihat Langin Penentram Jiwa oleh Syaikh ash-Shafuri, menghardik artinya menghindarkan haknya. Maksudnya, seseorang yang menghardik anak yatim adalah orang yang menghindarkan hak yang seharusnya didapatkan olehnya.
ADVERTISEMENT
Contoh perilaku menghardik anak yatim antara lain seperti enggan memberi makan kepadanya, enggan menyantuninya, dan selalu berkata kasar padanya.
Yang demikian sama seperti perbuatan kafir Quraisy pada zaman jahiliyah. Dalam buku Mutiara Juz Amma oleh H. Sakib Machmud, dikisahkan bahwa para pemimpin Makkah, seperti Abu Jahal dan Abu Sufyan, setiap minggu berpesta pora dengan kawan-kawannya.
Mereka menyembelih seekor unta setiap kali pesta diadakan. Namun, tatkala ada seorang anak yatim meminta sekerat daging saja, mereka menghardik dan mengusirmya.
Mereka merasa tidak ada gunanya memberi sesuatu kepada anak yatim. Pasalnya, anak yatim itu tidak akan bisa memberi balasan apa-apa, baik berupa materi ataupun jasa. Padahal, kalau saja mereka itu mendengarkan suara hati nuraninya, pastilah ia bergegas memberi kepada anak yatim.
ADVERTISEMENT
Anak-anak itu tanpa melakukan kesalahan telah mengalami kesusahan. Mereka kehilangan ayah pada waktu belum menginjak dewasa. Itu berarti kehilangan kasih sayang, perlindungan, dan santunan rezeki yang seharusnya ia dapatkan.
Dengan memberikan hak anak yatim, Allah akan memberikan balasan surga. Sebagaimana dijelaskan dalam hadist berikut:
"Demi Tuhan yang mengutusku dengan kebenaran menjadi Nabi, Allah tidak akan menyiksa pada hari kiamat terhadap orang yang menyayangi anak yatim, menghaluskan ucapan kepada mereka, dan mengasihi keyatimannya"
Dalam riwayat lain, Rasulullah juga bersabda, "Sesungguhnya, rumah yang paling dicintai oleh Allah adalah rumah yang berisi anak yatim yang dimuliakan"
Dianjurkan bagi umat Muslim untuk menyayangi anak yatim. Rasulullah menganjurkan umat Muslim untuk mengasihinya, mengusap kepalanya, dan memberinya makanan dari minuman.
ADVERTISEMENT
Dengan demikian, Allah akan melembutkan hatinya dan memenuhi kebutuhannya. Berikut keterangan haditsnya:
"Rasulullah bersabda, 'Barang siapa yang mengusap anak yatim dengan tiada lain niatnya kecuali karena Allah, maka setiap rambut yang disentuh tangannya ditulis sepuluh kebaikan.
Barang siapa berbuat kepada anak yatim perempuan atau anak yatim laki-laki di sampingnya, maka aku dan dia seperti ini di surga.' Saat itu beliau menunjukkan sela-sela di antara jari telunjuk dan jari tengahnya."

Golongan Orang yang Menghardik Anak Yatim

Ilustrasi seorang anak yatim yang rajin beribadah. Foto: Pexels
Dalam Islam, orang yang menghardik anak yatim termasuk ke dalam golongan orang-orang yang mendustakan agama. Hal ini sebagaimana firman Allah dalam Alquran surat Al-Ma'un ayat 1-3 berikut:
أَرَأَيْتَ الَّذِي يُكَذِّبُ بِالدِّينِ
فَذَلِكَ الَّذِي يَدُعُّ الْيَتِيمَ
ADVERTISEMENT
وَلَا يَحُضُّ عَلَى طَعَامِ الْمِسْكِينِ
Artinya: "Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim. Dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin." (QS. Al-Ma’un: 1-3)
Berdasarkan ayat tersebut, ada dua hal yang menyebabkan seseorang tergolong pendusta agama, yaitu menghardik anak yatim dan tidak mau menganjurkan memberi makan orang miskin.
Dikutip dari Agar Hidup Selalu Berkah oleh Habib Syarief Muhammad Alaydrus (2009: 83), alasan mengapa dikatakan pendusta agama adalah karena anak yatim memiliki status yang sangat mendasar dalam Islam menyangkut kepribadian Rasulullah itu sendiri.
Rasulullah dilahirkan dalam keadaan yatim dan ketika ibundanya meninggal, beliau juga masih dalam keadaan yatim. Saat Rasulullah dalam keadaan yatim, tidak ada seorang pun yang peduli terhadap beliau kecuali keluarganya sendiri.
ADVERTISEMENT
Perlakuan semena-mena terhadap anak yatim dan tidak adanya kepedulian kepada fakir miskin merupakan sebab utama manusia tergolong sebagai pendusta agama.
Orang yang beriman hendaknya memerhatikan nasib anak yatim, sehingga tidak dimasukkan dalam golongan orang-orang yang mendustakan agama.
Berbagai cara dapat dilakukan, contohnya dengan memberi anak yatim makan, membantu biaya pendidikan, serta apabila memungkinkan menjadikan anak yatim sebagai anak asuh dan menjaganya di rumah.
Rasulullah sangat menyayangi anak-anak yatim dan beliau banyak bersabda mengenai mereka. Salah satu sabda Rasulullah adalah sebagai berikut.
"Dari Abu Hurairah dari Nabi Muhammad, beliau bersabda: 'Sebaik-baik rumah di kalangan kaum Muslimin adalah rumah yang terdapat anak yatim yang diperlakukan dengan baik.
Dan sejelek-jelek rumah di kalangan kaum Muslimin adalah rumah yang terdapat anak yatim dan dia diperlakukan dengan buruk.'" (HR. Ibnu Majah)
ADVERTISEMENT

Balasan untuk Orang yang Menghardik Anak Yatim

Ilustrasi penjelasan mengenai balasan untuk orang yang menghardik anak yatim terdapat dalam Alquran. Foto: Pexels
Setiap orang yang menghardik anak yatim akan mendapat balasan dari Allah di akhirat kelak berupa hukuman menelan api di dalam perut dan orang tersebut akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala. Hal ini seperti firman Allah dalam Alquran surat An-Nisa’ ayat 10 yang berbunyi:
اِنَّ الَّذِيْنَ يَأْكُلُوْنَ اَمْوَالَ الْيَتٰمٰى ظُلْمًا اِنَّمَا يَأْكُلُوْنَ فِيْ بُطُوْنِهِمْ نَارًا ۗ وَسَيَصْلَوْنَ سَعِيْرًا ࣖ
Artinya: "Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim, sebenarnya mereka itu menelan api dalam perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka)." (QS. An-Nisa’: 10)
Selain itu, balasan bagi orang yang menghardik anak yatim adalah Allah akan mendatangkan kesulitan untuknya. Hal ini sebagaimana diterangkan dalam surat Al-Baqarah ayat 220 berikut:
ADVERTISEMENT
وَيَسْـَٔلُونَكَ عَنِ ٱلْيَتَٰمَىٰ ۖ قُلْ إِصْلَاحٌ لَّهُمْ خَيْرٌ ۖ وَإِن تُخَالِطُوهُمْ فَإِخْوَٰنُكُمْ ۚ وَٱللَّهُ يَعْلَمُ ٱلْمُفْسِدَ مِنَ ٱلْمُصْلِحِ ۚ وَلَوْ شَآءَ ٱللَّهُ لَأَعْنَتَكُمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
Artinya: "Dan mereka bertanya kepadamu tentang anak yatim, katakalah: 'Mengurus urusan mereka secara patut adalah baik, dan jika kamu bergaul dengan mereka, maka mereka adalah saudaramu; dan Allah mengetahui siapa yang membuat kerusakan dari yang mengadakan perbaikan.
Dan jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia dapat mendatangkan kesulitan kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.'" (QS. Al Baqarah: 220)
Memelihara anak yatim merupakan amal perbuatan yang sangat utama. Orang yang memelihara anak yatim kelak akan hidup berdekatan dengan Rasulullah di surga. Sementara itu, orang yang menghina anak yatim akan dilaknat oleh Allah dan masuk ke dalam neraka-Nya.
ADVERTISEMENT

Ayat Menghardik Anak Yatim

Ilustrasi membaca ayat Alquran mengenai persoalan menghardik anak yatim. Foto: Pexels
Ada beberapa ayat Alquran yang menjelaskan mengenai larangan menghardik anak yatim, di antaranya:

1. QS. Al-Ma'un Ayat 1-3

أَرَأَيْتَ الَّذِي يُكَذِّبُ بِالدِّينِ
فَذَلِكَ الَّذِي يَدُعُّ الْيَتِيمَ
وَلَا يَحُضُّ عَلَى طَعَامِ الْمِسْكِينِ
Artinya: "Tahukah kamu (orang) yang mendustakan Agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim. Dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin." (QS. Al-Ma’un: 1-3)

2. QS. An-Nisa Ayat 10

اِنَّ الَّذِيْنَ يَأْكُلُوْنَ اَمْوَالَ الْيَتٰمٰى ظُلْمًا اِنَّمَا يَأْكُلُوْنَ فِيْ بُطُوْنِهِمْ نَارًا ۗ وَسَيَصْلَوْنَ سَعِيْرًا ࣖ
Artinya: "Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim, sebenarnya mereka itu menelan api dalam perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka)." (QS. An-Nisa: 10)

3. QS. Ad-Dhuha Ayat 9

فَاَمَّا الْيَتِيْمَ فَلَا تَقْهَرْۗ
ADVERTISEMENT
Artinya: "Maka terhadap anak yatim janganlah engkau berlaku sewenang-wenang." (QS. Ad-Dhuha: 9)

4. QS. Al-An'am 152

وَلَا تَقْرَبُوْا مَالَ الْيَتِيْمِ اِلَّا بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُ حَتّٰى يَبْلُغَ اَشُدَّهٗ ۚوَاَوْفُوا الْكَيْلَ وَالْمِيْزَانَ بِالْقِسْطِۚ لَا نُكَلِّفُ نَفْسًا اِلَّا وُسْعَهَاۚ وَاِذَا قُلْتُمْ فَاعْدِلُوْا وَلَوْ كَانَ ذَا قُرْبٰىۚ وَبِعَهْدِ اللّٰهِ اَوْفُوْاۗ ذٰلِكُمْ وَصّٰىكُمْ بِهٖ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَۙ
Artinya: "Dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat, sampai dia mencapai (usia) dewasa. Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil.
Kami tidak membebani seseorang melainkan menurut kesanggupannya. Apabila kamu berbicara, bicaralah sejujurnya, sekalipun dia kerabat(mu) dan penuhilah janji Allah. Demikianlah Dia memerintahkan kepadamu agar kamu ingat." (QS. Al-An'am: 152)
(MSD & SFR)