Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Apa yang Menjadi Pemimpin atau Jiwa dari Seluruh Sila-sila Pancasila?
18 Oktober 2024 10:51 WIB
·
waktu baca 7 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sila-sila Pancasila saling terhubung dan melengkapi. Namun, terdapat satu sila yang menjadi jiwa dari Pancasila. Lantas, apa yang menjadi pemimpin atau jiwa dari seluruh sila-sila Pancasila?
ADVERTISEMENT
Mengutip buku Konsep Dasar PPKn SD oleh Arief Cahyo Utomo, Pancasila terdiri dari bagian yang tak terpisahkan. Setiap silanya berbentuk hierarkis-piramidal. Artinya, sila-sila yang lebih dahulu merupakan basis dari sila-sila berikutnya.
Pancasila sendiri merupakan dasar ideologi negara Indonesia yang menjadi landasan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Setiap sila mencerminkan nilai-nilai moral, sosial, dan kemanusiaan.
Sila yang Menjadi Pemimpin dan Jiwa Pancasila
Sebagaimana dijelaskan di atas, sila-sila Pancasila berbentuk hierarkis-piramidal. Berdasarkan buku Pancasila Secara Ilmiah Populer oleh Notonagoro, hierarkis artinya tingkat. Sedangkan piramidal menggambarkan hubungan bertingkat antara sila-sila Pancasila.
Maka, jawaban dari pertanyaan apa yang menjadi pemimpin atau jiwa dari seluruh sila-sila Pancasila adalah sila pertama, yakni Ketuhanan Yang Maha Esa.
ADVERTISEMENT
Sila tersebut memiliki kedudukan paling tinggi dan luas dibandingkan dengan keempat sila lainnya. Selain itu, sila pertama bersifat di luar ciptaan akal manusia.
Ketuhanan Yang Maha Esa menjadi basis dari peri kemanusiaan, persatuan Indonesia, kerakyatan, dan keadilan sosial. Oleh karena itu, sila pertama memiliki tingkat tertinggi dan terluas dalam susunan hierarkis-piramidal yang melandasi dan menjiwai sila-sila lainnya.
Apabila mengacu pada konteks hierarkis-piramidal tersebut, maka sila kedua juga melandasi dan menjiwai sila ketiga, keempat, dan kelima. Sila ketiga melandasi dan menjiwai sila keempat dan kelima. Kemudian, sila keempat melandasi dan menjiwai sila kelima.
Hubungan Sila-sila dalam Pancasila
Mengutip buku Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara, Pancasila adalah sebuah satu kesatuan. Sila pertama memegang posisi kunci dalam Pancasila karena memiliki cakupan paling luas.
ADVERTISEMENT
Sebab, dorongan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa secara otomatis akan menentukan kualitas kemanusiaan seseorang di berbagai bidang. Maka dari itu, sila-sila dalam Pancasila saling berhubungan. Berikut penjelasan terkait hubungan sila-sila dalam Pancasila:
1. Sila Pertama
Sila Pertama Pancasila berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa. Sila ini mengandung nilai ketuhanan yang meliputi sila kedua, ketiga, keempat, dan kelima.
Apabila diimplementasikan dalam kehidupan bermasyarakat, masyarakat harus tetap menjalankan perintah agama dengan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan serta menjadikan agama sebagai basis untuk emmbangun persatuan dan kedamaian.
Berdasarkan basis agama yang kuat, masyarakat dapat menghargai perbedaan secara demokratis dan berupaya mensejahterakan kehidupan sesama.
2. Sila Kedua
Pancasila juga mengandung nilai kemanusiaan yang termuat dalam sila kedua, yaitu memanusiaan yang adil dan beradab.
ADVERTISEMENT
Sila kedua ini memiliki arti bahwa setiap manusia harus diperlakukan sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang sama derajatnya, sama hak dan kewajibannya, serta tak membeda-bedakan latar belakangnya (agama, ras, suku, dan golongan).
Dari penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa sila kedua berhubungan dengan sila pertama, ketiga, keempat, dan kelima.
3. Sila Ketiga
Bunyi sila ketiga Pancasila adalah persatuan indonesia. Sila yang mengandung nilai persatuan berarti bahwa bangsa Indonesia harus memiliki persatuan yang didasarkan pada ketuhanan dan kemanusiaan dengan menekankan pada kesejahteraan bersama berdasarkan sikap saling membantu.
Dengan begitu, sila ketiga Pancasila berhubungan dengan sila pertama, kedua, keempat, dan kelima.
4. Sila Keempat
Sila keempat berbunyi kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. Sila ini mengandung nilai kerakyatan.
ADVERTISEMENT
Artinya, dalam pengambilan suatu keputusan pada suatu musyawarah harus dilandasi dengan nilai-nilai religius yang mengedepankan sikap humanis dan menghargai perbedaan pendapat, serta mementingkan kepentingan bersama.
Maka, dapat diketahui bahwa sila keempat masih berhubungan dengan sila pertama, kedua, ketiga, dan kelima.
5. Sila Kelima
Sila kelima mengandung nilai keadilan. Seperti diketahui bunyi sila ini adalah keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Agar terciptanya suatu keadilan, harus disertai asas ketuhanan yang berperikemanusiaan, berperilaku beradab, dan menginginkan persatuan dari hasil kebijakan yang demokratis.
Penjelasan tersebut bermakna bahwa sila kelima Pancasila berkaitan dengan sila pertama, kedua, ketiga, dan keempat.
Dengan begitu, dapat dilihat bahwa sila-sila Pancasila saling berkaitan satu sama lain. Keterkaitan sila dalam Pancasila tersebut terjadi karena satu bagian dengan bagian lain tak dapat dipisahkan.
ADVERTISEMENT
Pancasila disebut sebagai suatu kesatuan yang bersifat majemuk tunggal, yakni setiap sila tak dapat berdiri sendiri dan tak saling bertolak. Menghilangkan satu sila berarti merombak keutuhan Pancasila dan merusak tata hukum di Indonesia.
Pemikiran Soekarno dalam Rumusan Pancasila
1. Nasionalisme
Prinsip pertama yang menjadi perhatian Soekarno adalah nasionalisme. Dalam hal ini yang dimaksud Soekarno adalah kebangsaan Indonesia.
Kata kebangsaan diusulkan Soekarno dalam sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan dimintakan persetujuan kepada para anggota sidang yang hadir. Kebangsaan bermakna bahwa negara yang akan didirikan bukan untuk kepentingan seseorang maupun satu golongan.
ADVERTISEMENT
2. Internasionalisme
Prinsip kedua yang diuraikan Soekarno adalah internasionalisme. Maksudnya bukan kosmopolitanisme yang tak menginginkan adanya kebangsaan, melainkan berhubungan dengan prinsip kebangsaan yang diuraikan Soekarno pada poin pertama.
Soekarno mengusulkan pemikirannya ini sebab ia memiliki tujuan bukan hanya membangun nasionalisme dalam negeri yang dimerdekakan, melainkan lebih dari itu, yakni untuk membangun kekeluargaan antar bangsa-bangsa.
3. Mufakat
Prinsip ketiga yang disampaikan Soekarno adalah mufakat atau demokrasi, yakni dasar dari perwakilan dan permusyawaratan. Soekarno menjelaskan bahwa negara Indonesia bukan satu negara untuk satu orang, tetapi satu negara untuk semua orang.
4. Kesejahteraan
Prinsip keempat adalah kesejahteraan. Prinsip ini berisi makna bahwa diharapkan tidak akan ada kemiskinan di dalam Indonesia Merdeka.
Soekarno menggali prinsip ini dari budaya bangsa yang telah ada sejak zaman kerajaan saat Indonesia berada di era kejayaannya. Soekarno ingin mewujudkan kembali masa depan Indonesia yang makmur.
ADVERTISEMENT
5. Ketuhanan
Prinsip kelima yang diuraikan Soekarno adalah ke-Tuhanan Yang Maha Esa. Prinsip kelima ini bermakna Ketuhanan Yang Berkebudayaan.
Saat merumuskan prinsip ketuhanan, Soekarno mengaitkannya dengan kenyataan geografis dan tradisi religius kehidupan bangsa Indonesia yang agraris. Kehidupan agraris sangat ditentukan kondisi alam yang di luar jangkauan daya manusia.
Maka, sebagai manusia yang mengakui kelemahannya, bangsa Indonesia sejak dahulu telah meyakini adanya Tuhan Yang Maha Esa dan mereka menggantungkan nasib kepada-Nya.
Soekarno dalam pidatonya menyampaikan bahwa:
ADVERTISEMENT
Lima prinsip sebagai dasar negara tersebut kemudian Soekarno usulkan dengan nama Pancasila. Berikutnya, menurut Soekarno, kelima sila tersebut dapat diperas menjadi Tri Sila, yaitu Sosio-nasionalisme yang merupakan sintesis dari Kebangsaan (nasionalisme) dengan Peri Kemanusiaan (internasionalisme).
Lalu, Sosio-demokrasi yang merupakan sintesis dari Mufakat (demokrasi) dengan Kesejahteraan sosial, serta yang ketiga Ketuhanan. Lalu, Soekarno menyebutkan bahwa Tri Sila dapat diperas menjadi Eka Sila yang intinya adalah gotong-royong.
Saat merumuskan Pancasila, Soekarno berusaha menyatukan semua pemikiran dari berbagai tokoh dan golongan serta membuang jauh kepentingan perorangan maupun kelompok. Soekarno menyadari bahwa kemerdekaan Indonesia adalah kemerdekaan untuk semua golongan.
Pancasila sebagai ideologi negara berarti bahwa Pancasila menjadi dasar dan pedoman dalam penyelenggaraan kehidupan berbangsa, bernegara, serta dalam pembuatan kebijakan di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Indonesia adalah negara yang sangat beragam, baik dari segi suku, agama, budaya, maupun bahasa. Pancasila berperan sebagai ideologi yang menyatukan seluruh elemen masyarakat tersebut. Nilai-nilai dalam Pancasila menekankan pentingnya persatuan dan keberagaman, sehingga menciptakan harmoni di tengah perbedaan.
(NSF)