Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Apakah Insecure Itu Boleh dalam Islam? Ini Ayat yang Menjawabnya
29 Januari 2024 14:17 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Insecure adalah perasaan tidak aman atau tidak percaya diri. Semua orang, termasuk seorang Muslim pasti pernah merasakan emosi negatif ini dalam hidupnya. Namun, apakah insecure itu boleh dalam Islam?
ADVERTISEMENT
Perlu dipahami bahwa insecure lebih sering mendatangkan kerugian pada diri sendiri. Jika dibiarkan berlarut-larut, insecure bisa menyebabkan depresi yang biasanya disertai perilaku menyakiti fisik sendiri.
Islam sendiri melarang manusia menganiaya diri maupun orang lain. Ini disampaikan Rasulullah saw dalam hadist berikut:
"Tidak boleh menyakiti diri sendiri dan menyakiti orang lain." (HR Ibnu Majah)
Untuk memahami pandangan Islam terhadap insecure lebih lanjut, simak penjelasan selengkapnya dalam uraian berikut.
Apakah Insecure Boleh dalam Islam?
Insecure bisa muncul karena berbagai hal, seperti peristiwa traumatis, kegagalan, perasaan kesepian, dan penolakan. Kondisi sosial atau lingkungan seperti sekolah, tempat kerja, bahkan rumah juga bisa menciptakan rasa tidak aman sehingga seseorang merasa insecure.
Menurut Psychology Today, insecure paling sering muncul dari keyakinan atau pikiran buruk terhadap diri sendiri. Makanya, kerap ditemukan orang yang tidak percaya diri dengan bentuk tubuhnya atau kemampuan dirinya.
ADVERTISEMENT
Menganggap buruk diri sendiri dilarang dalam Islam, sebab Allah telah menciptakan manusia dalam bentuk sebaik-baiknya, sebagaimana firman-Nya berikut:
لَقَدْ خَلَقْنَا الْاِنْسَانَ فِيْٓ اَحْسَنِ تَقْوِيْمٍۖ
"Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya." (QS. At-Tin: 4)
Jadi, sebagai hamba yang beriman, hendaknya Muslim tidak insecure dengan bentuk fisiknya maupun kemampuan dirinya.
Seorang Muslim juga dilarang insecure karena merasa derajatnya rendah dibandingkan orang lain. Ini karena semua manusia memiliki derajat yang sama di sisi Allah Swt, sebagaimana firman-Nya berikut:
وَلَا تَهِنُوْا وَلَا تَحْزَنُوْا وَاَنْتُمُ الْاَعْلَوْنَ اِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِيْنَ
Artinya: "Dan janganlah kamu (merasa) lemah, dan jangan (pula) bersedih hati, sebab kamu paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang beriman." (QS. Ali Imran: 139)
ADVERTISEMENT
Dalam ayat lain, Allah Swt juga dengan tegas melarang hamba-Nya bersedih maupun takut terhadap apa pun, yang mana merupakan dua ciri utama insecure.
إِنَّ ٱلَّذِينَ قَالُوا۟ رَبُّنَا ٱللَّهُ ثُمَّ ٱسْتَقَٰمُوا۟ تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ ٱلْمَلَٰٓئِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا۟ وَلَا تَحْزَنُوا۟ وَأَبْشِرُوا۟ بِٱلْجَنَّةِ ٱلَّتِى كُنتُمْ تُوعَدُونَ
Artinya: "Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, 'Tuhan kami ialah Allah' kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan, 'Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih, dan bergembiralah kamu dengan surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu". (QS. Fusshilat: 30)
Menurut Nurul Mukarromah dalam jurnal Insecure dalam Al-Qur'an, perasaan insecure juga lekat dengan sikap putus asa. Sementara putus asa adalah sikap yang dilarang dalam Islam.
يَٰبَنِىَّ ٱذْهَبُوا۟ فَتَحَسَّسُوا۟ مِن يُوسُفَ وَأَخِيهِ وَلَا تَا۟يْـَٔسُوا۟ مِن رَّوْحِ ٱللَّهِ ۖ إِنَّهُۥ لَا يَا۟يْـَٔسُ مِن رَّوْحِ ٱللَّهِ إِلَّا ٱلْقَوْمُ ٱلْكَٰفِرُونَ
ADVERTISEMENT
Artinya: "Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir." (QS. Yusuf: 87)
Ayat di atas menegaskan bahwa putus asa merupakan sifat orang-orang kafir. Sementara seorang Muslim wajib bersikap optimis, terus berusaha dan berdoa.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa Islam memerintahkan setiap Muslim untuk tidak insecure. Umat Islam sebaiknya senantiasa bersyukur dengan apa yang dimiliki, percaya diri, dan tidak putus asa dalam mencari rahmat Allah Swt.
(DEL)