Apakah Masturbasi Membatalkan Puasa? Ini Penjelasannya bagi Umat Muslim

Ilustrasi apakah masturbasi membatalkan puasa (Pexels).

Pertanyaan apakah masturbasi membatalkan puasa masih sering dilontarkan sebagian umat Muslim saat memasukin bulan Ramadhan. Penyebabnya adalah adanya perbedaan pendapat di antara ulama terkait masalah tersebut.

Sebagaimana disampaikan Alma’arif dalam Buku Ajar Sepanjang Ramadhan, ada ulama berpendapat bahwa masturbasi tidak membatalkan puasa karena tidak ada dalil yang jelas tentang perkara tersebut. Namun, sebagian lainnya menyatakan hal itu membatalkan puasa.

Lanta,s bagaimana hukum masturbasi saat puasa yang sebenarnya? Berikut informasi lengkap yang telah dirangkum dari beberapa sumber.

Masturbasi dalam Islam

Ilustrasi apakah masturbasi membatalkan puasa (Pexels).

Menurut KBBI, masturbasi adalah proses memperoleh kepuasan seks tanpa berhubungan kelamin atau stimulasi organ seks oleh diri sendiri. Dalam Islam, perilaku itu dikenal dengan istimna bil yadi.

Menurut Syaikh Ali Ahmad Al-Jurjawi dalam buku Indahnya Syariat Islam, masturbasi atau onani adalah salah satu hal yang diharamkan seperti halnya liwath (homoseksual) dan zina. Sebab, perbuatan tersebut berbahaya bagi tubuh dan akal manusia.

Pertama, tubuhnya juga akan menjadi kurus, matanya cekung disertai kebiru-biruan, wajahnya kuning bercampur biru, dan kulitnya kisut. Tubuhnya juga akan gemetar saat pertanyaan diarahkan kepadanya serta alat kelamin pelakunya juga akan menjadi lemah.

Kedua, akal pelakunya akan terganggu. Pikiran mereka akan membeku, tidak cemerlang, suka marah dan nekat hanya karena hal-hal sepele, membangkang, serta labil dalam menunaikan tugas.

Baca Juga: Hati-hati Guys, Ini 4 Dampak Buruk Terlalu Sering Masturbasi

Apakah Masturbasi Membatalkan Puasa?

Ilustrasi apakah masturbasi membatalkan puasa (Pexels).

Apabila seseorang melakukan onani atau masturbasi saat puasa, bisa dipastikan bahwa puasanya batal. Perbuatan tersebut termasuk haram dan dilarang oleh Allah SWT.

Sebagaimana disampaikan Prof. Dr. Abdul Aziz Muhammad Azzam dan Prof. Dr. Abdul Wahhab Sayyed Hawwas dalam buku Fiqh Ibadah, orang yang melakukan masturbasi saat puasa wajib meng-qadha atau mengganti puasanya karena telah melanggar larangan Allah.

Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 183 yang berbunyi:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.

Dalam surat Al-Mu’minun ayat 5-7, Allah juga berfirman:

وَالَّذِينَ هُمْ لِفُرُوجِهِمْ حَافِظُونَ إِلَّا عَلَى أَزْوَاجِهِمْ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُمْ فَإِنَّهُمْ غَيْرُ مَلُومِينَ فَمَنِ ابْتَغَى وَرَاءَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْعَادُونَ

Artinya: Dan orang-orang yang memelihara kemaluannya, kecuali terhadap istri-istri mereka atau hamba sahaya yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka tidak tercela.Tetapi barangsiapa mencari di balik itu (zina dan sebagainya), maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas.

(NSA)