Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.2
Konten dari Pengguna
Apakah Menangis Membatalkan Puasa? Ini Penjelasannya
24 Februari 2025 13:22 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Agar ibadah puasa diterima Allah SWT, umat Islam harus menjalankannya sesuai syariat. Selain memenuhi rukun dan sunahnya, penting juga untuk menghindari hal-hal yang dapat membatalkan puasa.
ADVERTISEMENT
Salah satu pertanyaan yang sering muncul adalah apakah menangis membatalkan puasa. Pasalnya, saat berpuasa, umat Islam diwajibkan menahan diri, sedangkan menangis merupakan luapan emosi yang sering terjadi di luar kendali.
Terkait hal ini, beberapa ulama berpendapat bahwa menangis dapat memengaruhi pahala puasa. Simak artikel ini untuk mengetahui penjelasan lengkapnya!
Apakah Menangis Membatalkan Puasa?
Saat berpuasa, umat Islam tidak hanya diwajibkan menahan nafsu, tetapi juga dianjurkan untuk mengendalikan emosi dan menghindari hal-hal yang dapat mengurangi pahala puasa. Lantas, bagaimana dengan menangis? Apakah menangis membatalkan puasa?
Berdasarkan buku Siapa Berpuasa Dimudahkan Urusannya oleh Khalifa Zain Nasrullah, menangis sering dianggap sebagai bentuk ekspresi emosi yang dapat memengaruhi kualitas ibadah puasa. Beberapa kondisi tertentu disebut dapat mengurangi pahala puasa.
ADVERTISEMENT
M. Quraish Shihab dalam bukunya M. Quraish Shihab Menjawab 1001 Soal Keislaman yang Patut Anda Ketahui menjelaskan bahwa menangis akibat emosi negatif, seperti kesal, marah, atau kecewa, dapat mengurangi pahala puasa karena berpotensi menimbulkan perbuatan yang tidak baik.
Sebaliknya, jika tangisan muncul karena hal-hal positif, seperti terharu saat mendengar kajian, mengingat dosa, atau merasa iba terhadap penderitaan orang lain, maka menangis justru menjadi tanda kelembutan hati dan ketakwaan. Artinya, menangis dalam hal ini tak akan memengaruhi ibadah puasa.
Penjelasan lain yang perlu dipahami terkait menangis saat berpuasa adalah kemungkinan masuknya air mata ke kerongkongan. Dikutip dari situs baznas.go.id, jika air mata hanya mengalir keluar tanpa masuk ke kerongkongan, maka hal itu tidak membatalkan puasa.
ADVERTISEMENT
Sementara, jika air mata bercampur dengan air liur dan tertelan hingga melewati kerongkongan, maka puasa bisa batal. Sebab, salah satu hal yang membatalkan puasa adalah masuknya sesuatu ke dalam tubuh melalui rongga terbuka, termasuk mulut dan kerongkongan.
Jadi, secara umum menangis tidak membatalkan puasa. Namun, apabila dipicu oleh emosi negatif, hal ini dapat mengurangi pahala. Selanjutnya, jika air mata tertelan dan melewati kerongkongan, maka puasa dianggap batal.
Hal-Hal yang Membatalkan Puasa
Bagi seorang Muslim, penting untuk mengetahui hal-hal yang dapat membatalkan puasa agar ibadah yang dijalankan tetap sah di mata Allah SWT.
Dihimpun dari skripsi berjudul Pendapat Syeikh Utsaimin dan Nashiruddin Al Albani tentang batalnya puasa karena melakukan Istimna oleh Rizky Fauzi Rachman, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, berikut beberapa hal yang dapat membatalkan puasa:
ADVERTISEMENT
1. Makan dan Minum
Allah SWT telah menjelaskan hal-hal yang membatalkan puasa dalam Surah Al-Baqarah ayat 187. Berikut isi ayat tersebut:
اُحِلَّ لَكُمْ لَيْلَةَ الصِّيَامِ الرَّفَثُ اِلٰى نِسَاۤىِٕكُمْۗ هُنَّ لِبَاسٌ لَّكُمْ وَاَنْتُمْ لِبَاسٌ لَّهُنَّۗ عَلِمَ اللّٰهُ اَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَخْتَانُوْنَ اَنْفُسَكُمْ فَتَابَ عَلَيْكُمْ وَعَفَا عَنْكُمْۚ فَالْـٰٔنَ بَاشِرُوْهُنَّ وَابْتَغُوْا مَا كَتَبَ اللّٰهُ لَكُمْۗ وَكُلُوْا وَاشْرَبُوْا حَتّٰى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الْاَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الْاَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِۖ ثُمَّ اَتِمُّوا الصِّيَامَ اِلَى الَّيْلِۚ وَلَا تُبَاشِرُوْهُنَّ وَاَنْتُمْ عٰكِفُوْنَۙ فِى الْمَسٰجِدِۗ تِلْكَ حُدُوْدُ اللّٰهِ فَلَا تَقْرَبُوْهَاۗ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ اٰيٰتِهٖ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُوْنَ ١٨٧
Artinya: "Dihalalkan bagimu pada malam puasa bercampur dengan istrimu. Mereka adalah pakaian bagimu dan kamu adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwa kamu tidak dapat menahan dirimu sendiri, tetapi Dia menerima tobatmu dan memaafkanmu. Maka, sekarang campurilah mereka dan carilah apa yang telah ditetapkan Allah bagimu. Makan dan minumlah hingga jelas bagimu (perbedaan) antara benang putih dan benang hitam, yaitu fajar. Kemudian, sempurnakanlah puasa sampai (datang) malam. Akan tetapi, jangan campuri mereka ketika kamu (dalam keadaan) beriktikaf di masjid. Itulah batas-batas (ketentuan) Allah. Maka, janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia agar mereka bertakwa." (QS Al-Baqarah: 187)
ADVERTISEMENT
Dari ayat tersebut, dapat disimpulkan bahwa puasa mengharuskan seseorang menahan diri dari makan dan minum. Oleh karena itu, jika seseorang yang berpuasa dengan sengaja makan atau minum, maka puasanya batal.
2. Muntah dengan Sengaja
Jika seseorang yang berpuasa dengan sengaja memuntahkan isi perutnya, maka puasanya batal dan ia wajib meng-qada di hari lain. Namun, jika muntah terjadi tanpa disengaja, puasanya tidak batal. Sebagaimana dijelaskan dalam hadis berikut:
"Barangsiapa yang dipaksa muntah sedangkan dia dalam keadaan puasa, maka tidak ada qada baginya. Namun, apabila dia muntah (dengan sengaja), maka wajib membayar qada." (HR Tirmidzi)
3. Haid atau Nifas
Seorang wanita yang mengalami haid atau nifas di tengah berpuasa, baik di awal maupun di akhir hari, wajib untuk membatalkan puasanya dan mengganti di hari lain. Hal ini sesuai dengan hadis berikut:
ADVERTISEMENT
""Bukankan kalau wanita tersebut haid, dia tak salat dan juga tak menunaikan puasa?" Para wanita menjawab, "betul." Lalu Nabi Muhammad SAW bersabda, "itulah kekurangan agama wanita."" (HR Bukhari)
4. Jima'
Dalam Surah Al-Baqarah ayat 187, Allah SWT juga menyebutkan bahwa jima' (berhubungan suami istri) termasuk hal yang membatalkan puasa.
5. Istimna
Istimna (masturbasi) dapat membatalkan puasa. Ini karena salah satu hal yang membatalkan puasa adalah perbuatan yang memicu syahwat. Sementara, beberapa ulama berpendapat bahwa istimna termasuk dalam kategori syahwat. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW berikut:
"(Allah Ta'ala berfirman) ketika berpuasa ia meninggalkan makan, minum, dan syahwat karena-Ku." (HR Bukhari)
6. Murtad
Seorang Muslim yang murtad di tengah-tengah puasanya, maka puasanya langsung batal. Jika kembali masuk Islam, ia wajib meng-qada puasanya. Murtad dalam hal ini dapat terjadi karena meyakini atau meragukan sesuatu yang menyebabkan dirinya kafir.
ADVERTISEMENT
7. Tak Sadarkan Diri
Seorang Muslim yang telah berniat puasa, kemudian ia kehilangan kesadaran sepanjang siang karena gila atau pingsan, maka puasanya tidak sah. Namun, jika ia sempat sadar di sebagian waktu siang, maka puasanya tetap sah.
(NSF)