Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1
Konten dari Pengguna
Apakah Muntah Membatalkan Puasa? Ini Penjelasan Hukumnya
21 Februari 2025 12:00 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Puasa adalah ibadah yang mengajarkan umat Muslim untuk menahan diri dari makan, minum, dan hal-hal lain sejak fajar hingga matahari terbenam. Selain sebagai bentuk ketaatan kepada Allah, puasa juga melatih kesabaran dan pengendalian diri.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi, ada beberapa hal yang sering dianggap bisa memengaruhi keabsahan puasa, seperti muntah misalnya. Banyak orang percaya kalau muntah bisa membuat puasa batal. Lantas, apakah muntah membatalkan puasa? Simak penjelasan di bawah ini.
Apakah Muntah Membatalkan Puasa?
Muntah saat berpuasa memiliki ketentuan tertentu dalam hukum Islam. Jika seseorang muntah dengan sengaja, misalnya memasukkan jari ke tenggorokan atau menggunakan cara lain untuk memicu muntah, maka puasanya batal dan wajib mengqadha di hari lain.
Namun, jika muntah terjadi tanpa disengaja, seperti karena sakit atau mual yang tiba-tiba, puasanya tetap sah dan tidak perlu menggantinya. Mengutip buku Ngopi Bareng Ustaz oleh Amirulloh Syarbini, ketentuan ini didasarkan pada hadis Rasulullah SAW berikut:
ADVERTISEMENT
Para ulama juga sepakat bahwa muntah yang tidak disengaja tidak membatalkan puasa selama tidak ada sesuatu yang sengaja ditelan kembali.
Jika muntah tidak disengaja dan tidak ada yang masuk kembali ke perut, puasanya tetap sah. Namun, jika seseorang sengaja menelan kembali muntahannya, baik sebagian atau seluruhnya, maka puasanya batal dan wajib mengqadha.
Hal ini berlaku baik untuk orang yang sadar bahwa dirinya sedang berpuasa maupun bagi yang lupa, kecuali jika ia benar-benar terpaksa atau dipaksa muntah.
ADVERTISEMENT
Hal-Hal yang Membatalkan Puasa
Dalam buku Menjaga Puasa Ramadhan karya Dr. Mansur Chadi Mursid, M.M dijelaskan bahwa selain muntah yang disengaja, ada beberapa hal lain yang dapat membatalkan puasa , di antaranya:
1. Makan dan Minum
Puasa otomatis batal jika seseorang dengan sengaja makan atau minum, baik dalam jumlah sedikit maupun banyak. Hal ini termasuk menelan makanan yang tersisa di mulut tanpa sengaja dikeluarkan. Namun, jika sesuatu masuk ke tenggorokan tanpa disengaja, seperti debu atau lalat, maka puasanya tetap sah.
2. Masuknya Sesuatu ke dalam Tubuh Melalui Lubang Terbuka
Puasa juga batal jika ada benda yang masuk ke tubuh melalui mulut, hidung, telinga, atau lubang lainnya dan mencapai perut dengan sengaja. Hal ini juga termasuk menelan obat tetes mata yang terasa di tenggorokan atau memasukkan sesuatu ke hidung hingga tertelan. Namun, jika hanya berkumur atau tanpa sengaja menelan air saat wudu, puasanya tidak batal.
ADVERTISEMENT
3. Jimak (Bersetubuh)
Melakukan hubungan suami istri saat berpuasa akan langsung membatalkan puasa. Bahkan, jika dilakukan dengan sengaja, ada kewajiban membayar kafarat berupa puasa dua bulan berturut-turut atau memberi makan 60 orang miskin.
4. Keluar Mani dengan Sengaja
Jika seseorang sengaja melakukan sesuatu yang menyebabkan keluarnya mani, seperti karena sentuhan atau rangsangan, maka puasanya batal. Namun, jika mani keluar tanpa sengaja, seperti karena mimpi basah, maka tidak membatalkan puasa.
5. Haid dan Nifas
Wanita yang mengalami haid atau nifas tidak diperbolehkan berpuasa. Jika darah haid atau nifas keluar di siang hari saat sedang berpuasa, maka puasanya otomatis batal.
Bahkan, jika baru beberapa menit sebelum berbuka terjadi haid atau nifas, tetap saja puasanya tidak sah. Wanita yang mengalami kondisi ini wajib mengganti puasanya di hari lain setelah Ramadan.
ADVERTISEMENT
6. Gila
Jika seseorang kehilangan akal atau mengalami gangguan mental yang membuatnya tidak sadar akan dirinya sendiri, maka puasanya batal. Sebab, syarat sah puasa adalah berakal dan dalam keadaan sadar.
7. Murtad (Keluar dari Islam)
Puasa juga batal jika seseorang keluar dari Islam atau murtad di tengah menjalankan puasa. Sebab, salah satu syarat sah puasa adalah tetap berada dalam keimanan hingga waktu berbuka.
(SAI)