Ar Rad Ayat 11: Allah Selalu Memperhatikan Hamba-Nya Melalui Malaikat-Nya

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
17 September 2021 18:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Alquran. Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Alquran. Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
Melalui surat Ar Rad ayat 11, Allah menyampaikan bahwa Dia selalu memperhatikan hamba-Nya melalui malaikat-Nya. Maka dari itu, Allah Yang Mahakuasa tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubahnya sendiri dalam hal mental dan pemikirannya.
ADVERTISEMENT
Berdasar buku Interkoneksi Islam dan Kesejahteraan Sosial oleh Arif Maftuhin dkk, pesan dari ayat terebut sangat jelas bahwa perubahan, apapun itu, perlu diusahakan, perlu diupayakan, dan perlu diperjuangkan. Artinya, perubahan suatu keadaan bukan hal yang bersifat taken for granted atau tiba-tiba saja muncul dari langit.
Nuratika juga menjelaskan dalam buku Jadikan Allah Sebagai Sandaran: Motivasi Hidup dalam Prespektif Islam berdasarkan Filosofi Kehidupan, surat Ar Rad ayat 11 ini memuat dua hal pokok dalam proses perubahan sosial. Pertama, harus dimulai dari perubahan individu. Kedua, secara berangsur angsur perlu dilanjutkan dengan perubahan struktural. Berikut ini bunyi surat Ar Rad ayat 11:
لَهٗ مُعَقِّبٰتٌ مِّنۡۢ بَيۡنِ يَدَيۡهِ وَمِنۡ خَلۡفِهٖ يَحۡفَظُوۡنَهٗ مِنۡ اَمۡرِ اللّٰهِ‌ؕ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوۡمٍ حَتّٰى يُغَيِّرُوۡا مَا بِاَنۡفُسِهِمۡ‌ؕ وَاِذَاۤ اَرَادَ اللّٰهُ بِقَوۡمٍ سُوۡۤءًا فَلَا مَرَدَّ لَهٗ‌ۚ وَمَا لَهُمۡ مِّنۡ دُوۡنِهٖ مِنۡ وَّالٍ
ADVERTISEMENT
Aritnya: “Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu menjaganya bergiliran, dari depan dan belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia.

Surat Ar Rad Ayat 11

Alquran. Foto: Unsplash
Mengutip Tafsir al-Tabari oleh At-Thabari, ayat di atas menjelaskan bahwa setiap manusia selalu didampingi oleh malaikat siang–malam yang silih berganti. Malaikat siang datang, pada saat itu juga malaikat malam meninggalkan seseorang. Saat sore, malaikat siang pergi sedangkan malaikat malam mulai datang. Menurut sebagian ulama, malaikat yang silih berganti ini bernama malaikat hafadzah.
ADVERTISEMENT
Masih menurut At-Thabari, surat Ar Rad ayat 11 juga menjelaskan bahwa semua orang itu berada dalam kebaikan dan kenikmatan. Allah tidak akan mengubah kenikmatan-kenikmatan seseorang kecuali mereka mengubah kenikmatan menjadi keburukan karena perilakunya sendiri dengan bersikap zalim dan saling bermusuhan kepada saudaranya sendiri.
Melansir situs resmi Kementerian Agama RI (Kemenag), surat Ar Rad ayat 11 juga mengisahkan bagaimana fase kaum Mulimin berjalan. Dahulu, pada fase pertama penyebaran Islamm kaum Muslimin telah mengikuti ajaran-ajaran Alquran dengan penuh keyakinan dan kesadaran, sehingga mereka menjadi umat terbaik di antara manusia.
Alquran. Foto: Unsplash
Akhirnya mereka menguasai berbagai wilayah yang makmur saat itu, bahkan mengalahkan kerajaan Roma dan Persia dengan menjalankan pemerintahan yang adil. Orang-orang yang teraniaya dibela dalam rangka menegakkan keadilan. Oleh karena itu, agama Islam telah diakui sebagai unsur mutlak dalam pembinaan karakter bangsa dan pembangunan negara.
ADVERTISEMENT
Setelah berganti generasi, ternyata banyak yang melalaikan ajaran agama tentang keadilan dan kebenaran. Sehingga, keadaan mereka berubah menjadi bangsa yang hina. Padahal, sebelum itu mereka merupakan bangsa yang terhormat, berwibawa, mulia, dan disegani oleh kawan maupun lawan.
Kaum Muslimin pun menjadi bangsa yang diperbudak oleh kaum penjajah, meski sebelumnya berstatus sebagai penguasa. Mereka menjadi bangsa yang menjadi pengikut, padahal dulunya adalah bangsa yang memimpin.
(NDA)