Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
Arti dan Makna Sluku Sluku Bathok, Lagu Dakwah Karangan Sunan Kalijaga
14 Desember 2021 11:59 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sluku Sluku Bathok merupakan lagu berbahasa Jawa yang kerap dinyanyikan anak-anak ketika bermain. Kala itu, lagu ciptaan Sunan Kalijaga ini digunakan sebagai media dakwah untuk menyiarkan Islam di tanah Jawa.
ADVERTISEMENT
Sunan Kalijaga banyak meninggalkan karya seni yang akhirnya membangun peradaban budaya masyarakat Jawa. Adat istiadat, dunia pewayangan, hingga tembang Jawa banyak dilahirkan wali bernama asli Raden Said tersebut.
Zaman dulu, lagu menjadi media penyebaran Islam di tanah Jawa, agar mudah diterima masyarakat. Masyarakat memang menyukai pendekatan yang bersifat alon-alon waton kelakon (perlahan tapi pasti), tidak frontal, tidak terkesan menggurui, dengan tujuan tidak menimbulkan gejolak dalam masyarakat.
Sekilas, lirik Sluku Sluku Bathok memang seperti bahasa Jawa , tetapi sesungguhnya lagu dolanan anak ini digubah Sunan Kalijaga dari bahasa Arab. Berikut lirik tembang dolanan Sluku Sluku Bathok.
Bathoke ela elo
Si Rama menyang Solo
Oleh-olehe payung motha[/columns]
Mak jenthit lolo lobah
ADVERTISEMENT
Wong mati ora obah
Nek obah medeni bocah
Nek urip goleko dhuwit
Dalam lagu ini pula, Sunan Kalijaga menyampaikan makna dan filosofi tentang kehidupan masyarakat Jawa sekaligus ajaran Islam. Lantas, apa arti dan makna lirik lagu Sluku Sluku Bathok?
Merujuk pada buku Sunan Kalijaga Sang Negarawan dan Budayawan karangan Siti Nur Aidah (2020: 45), berikut uraian maknanya.
Arti dan Makna Lagu Sluku Sluku Bathok
Sluku-sluku bathok
Hidup tidak boleh dihabiskan hanya untuk bekerja. Manfaatkanlah waktu istirahat dengan baik. Hal ini bertujuan agar jiwa dan raga selalu dalam kondisi sehat dan seimbang. Selain itu, Bathok atau kepala perlu beristirahat, agar kinerjanya dapat berjalan maksimal.
Bathoké éla élo
Dengan berdzikir éla-élo (lafaz dzikir Laa Ilaaha Ilallah), manusia diperingatkan untuk selalu mengingat Allah. Dengan mengingat-Nya hati manusia menjadi lebih tentram.
ADVERTISEMENT
Si Rama menyang Solo
Siram (mandilah, bersucilah) menyang (menuju) Solo (Solat). Artinya, manusia diperintahkan untuk bersuci dengan cara berwudhu untuk segera mendirikan sholat.
Oléh-oléhé payung mutho
Dengan dzikir dan sholat, manusia akan mendapatkan perlindungan (payung) dari Allah.
Mak jenthit lolo lo bah
Kematian itu datangnya tiba-tiba, tidak ada yang tahu. Kematian juga tidak bisa diprediksi, tidak bisa dimajukan, atau dimundurkan walau sesaat.
Wong mati ora obah
Saat kematian datang, semua sudah terlambat. Manusia tidak mampu lagi bergerak, sehingga kesempatan mereka untuk beramal hilang.
Yen obah medéni bocah
Banyak jiwa-jiwa yang merindukan dunia dan meminta dihidupkan kembali, tapi Allah tak mengizinkan. Jika mayat dihidupkan lagi, maka bentuknya pasti menakutkan dan mudharatya tentu lebih besar.
ADVERTISEMENT
Yén urip goléko dhuwit
Kesempatan untuk beramal hanya ada ketika manusia masih hidup di dunia. Selagi mampu sekaligus ada waktu, tempat beramal hanya ada di dunia, bukan di akhirat. Di akhirat adalah tempat manusia memetik hasil apa yang telah ia amalkan selama hidup di dunia.
(VIO)