Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Arti Jumat Agung bagi Umat Kristen dan Makna Perayaannya
28 Maret 2024 12:00 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Arti Jumat Agung bagi umat Kristen bukan sekadar perayaan, melainkan upacara keagamaan yang sakral. Mereka memperingatinya setiap tahun sebagai bentuk refleksi atas kesengsaraan dan wafatnya Yesus Kristus di kayu salib.
ADVERTISEMENT
Sejak awal, Jumat Agung dirayakan sebagai upacara agung tanpa Ekaristi dengan fokus mengenang sengsaranya Tuhan yang membawa keselamatan bagi umat. Umat Kristen memeringatinya dengan melaksanakan ibadat sabda. Puncaknya adalah passio atau sengsara Tuhan menurut Injil Yohanes.
Dijelaskan dalam buku Aku, Kamu, dan Adorasi karya Emanuel P.D., proses dilanjutkan dengan pembacaan doa umat meriah dan penyembahan salib. Prosesi ini menunjukkan rasa hormat dan sembah bakti umat Kristen kepada Allah yang begitu besar mengasihi mereka.
Suasana liturgis yang dibangun pada Jumat Agung membawa nuansa hormat, khidmat, serta syukur atas penebusan dan keselamatan yang diterima umat melalui salib. Lalu, bagaimana umat Kristen memaknai peristiwa penting ini?
Makna Jumat Agung bagi Umat Kristen
Jumat Agung masuk dalam Masa Prapaskah, tepatnya Trihari Suci Paskah. Hari ini ditetapkan sebagai laku tapa dan tobat bagi umat Kristen, di mana anggota gereja diwajibkan untuk berpantang dan berpuasa.
ADVERTISEMENT
Mengutip buku Natal dan Paskah susunan C.H. Suryanugraha (2021), hari Jumat Agung sudah dimulai sejak Kamis sore atau petang hingga menjelang Sabtu Malam Paskah. Di momen penting ini, ada dua macam perayaan liturgi yang dilakukan, yakni Misa Sore Perjamuan Malam Tuhan dan Perayaan Sengsara Tuhan.
Umat Kristen meyakini bahwa kematian Yesus di kayu salib adalah wujud kasih Allah yang paling mendalam. Inilah yang mereka peringati dalam perayaan Ekaristi.
Ekaristi pada dasarnya adalah perayaan kasih, simbol persatuan, ikatan cinta, dan perjamuan Paskah, sesuai dengan ajaran Bapa Konsili Vatikan II (SC 47). Misteri Paskah, yang meliputi penderitaan, kematian, dan kebangkitan Tuhan Yesus, menjadi inti dari perayaan Ekaristi.
Meskipun ada berbagai tema dalam Misa, intinya tetaplah sama, yaitu Misteri Paskah. Dalam momen Doa Syukur Agung, Misteri Paskah senantiasa diperingati dan dikumandangkan.
ADVERTISEMENT
Saat anamnesis, umat Kristen menyanyikan: "Wafat-Mu Tuhan kami wartakan, kebangkitan-Mu kami muliakan, hingga Engkau datang". Itulah esensi perayaan Ekaristi yang merayakan Misteri Paskah.
Jadi, telah jelas bahwa seluruh kehidupan Kristus dihadirkan, tetapi puncaknya adalah dalam Misteri Paskah. Ketika merenungkan Jumat Agung, Umat Kristen diingatkan tentang bagaimana Yesus Kristus mengalami penderitaan berdasarkan kisah yang disampaikan dalam Injil Yohanes.
Dalam kisah sengsaranya, Yesus terlihat sebagai Aktor dan Sutradara utama. Dia adalah Tuhan yang berkuasa dan rela menderita demi keselamatan umat.
Sebelum mengalami penderitaan, Yesus telah menyatakan saat perjamuan terakhir, "...dan Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang kepada-Ku." Ini adalah firman-Nya yang menunjukkan cara bagaimana Dia akan mati.
ADVERTISEMENT
Artinya, Tuhan telah mengetahui bagaimana Dia akan mati, yaitu dengan disalibkan. Justru dalam kematian-Nya di kayu salib itulah kemuliaan Tuhan Yesus dimulai.
(MSD)