Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Arti Merapi Tak Pernah Ingkar Janji yang Kembali Viral Usai Gunung Merapi Erupsi
14 Maret 2023 13:24 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kalimat ‘Merapi Tak Pernah Ingkar Janji’ viral setelah Gunung Merapi kembali erupsi pada Sabtu (11/3). Gunung yang terletak di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta itu diketahui memuntahkan awan panas guguran pada Sabtu siang.
ADVERTISEMENT
Ini bukan kali pertama kalimat ‘Merapi Tak Pernah Ingkar Janji’ viral di media sosial . Sebelumnya, istilah tersebut juga sempat memenuhi jagat maya saat Gunung Merapi erupsi tahun 2021 lalu.
Banyak warganet yang menuliskan kalimat ‘Merapi Tak Pernah Ingkar Janji’ melalui tagar #Merapi di Twitter. Lantas, apa arti Merapi Tak Pernah Ingkar Janji?
Arti Merapi Tak Pernah Ingkar Janji
Istilah ‘Merapi Tak Pernah Ingkar Janji’ diambil dari Merpati Tak Pernah Ingkar Janji, judul film tahun 80-an yang dibintangi oleh Adi Bing Slamet dan Paramitha Rusady. Film tersebut diadaptasi dari novel bertajuk sama karangan Mira W.
Dijelaskan dalam buku Huntara Merapi - Upaya Permukiman Transisi Pasca Bencana oleh Mahditia Paramita, kalimat ‘Merapi Tak Pernah Ingkar Janji’ merujuk pada aktivitas Gunung Merapi yang kerap mengalami erupsi setiap dua sampai lima tahun sekali.
ADVERTISEMENT
Siklus erupsi tersebut telah terjadi sejak berabad-abad lalu. Biasanya, aktivitas gunung akan menurun selama beberapa hari sebelum akhirnya meletus. Namun, pola erupsi Merapi ini tidak selalu sama setiap siklusnya.
Sejarah Letusan Gunung Merapi
Hingga saat ini, tercatat lebih dari 80 kali letusan terjadi di Gunung Merapi. Mengutip laman Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Badan Geologi, letusan Gunung Merapi mulai tercatat sejak awal masa kolonial Belanda, tepatnya sekitar abad ke-17.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan catatan tersebut, para ahli menyimpulkan bahwa siklus meletusnya Gunung Merapi terjadi dalam 4 tahun sekali. Meski begitu, siklus 4 tahunan ini tidak benar-benar mutlak, sebab Gunung Merapi juga pernah istirahat panjang selama 18 tahun.
Siklus itu pun tidak menentukan besar kecilnya letusan. Hal tersebut cenderung bergantung pada sifat kimia magma dan sifat fisika magma gunung itu sendiri.
Hampir setiap letusan Gunung Merapi selalu diawali dengan tanda-tanda yang jelas. Semula, gunung akan mengeluarkan magma ke permukaan dan membentuk kubah lava di tengah kawah aktif di sekitar puncak.
Kemudian, lava baru yang mencapai permukaan akan membentuk kubah yang dapat tumbuh membesar. Pertumbuhan kubah lava yang membesar didorong oleh tekanan gas dari dalam mengakibatkan longsor sehingga terjadi awan panas.
ADVERTISEMENT
Awan panas mengalir ke bawah dengan kecepatan 60-100 km/jam dan hanya dapat berhenti ketika energi geraknya habis. Awan panas inilah yang dianggap sebagai ancaman bahaya paling utama bagi penduduk sekitar gunung.
(ADS)