Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Arti Qodarullah Wa Maa Sya’a Fa’ala dan Waktu Mengucapkannya
17 Oktober 2023 8:48 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Secara harfiah, arti dari kata qadarullah (قَدَرُ اللَّهِ) adalah hukum, perintah, kehendak, atau ketetapan. Qadarullah berasal dari kata qadar, yang dalam buku Tanya Jawab Islam karya Tim Dakwah Pesantren (2015) artinya ketentuan Allah atas segala sesuatu sesuai dengan pengetahuan atau al-’iIlm dan kehendak-Nya atau al-Masyî-ah yang Azali atau tidak bermula.
Meyakini adanya qadarullah artinya meyakini juga bahwa segala sesuatu yang ada dan terjadi di alam semesta adalah kehendak dan ketetapan Allah SWT semata.
Arti Qodarullah Wa Maa Sya’a Fa’ala
Arti qodarullah wa maa sya’a fa’ala adalah “Allah telah menakdirkannya, dan apa yang Dia kehendaki Dia perbuat”. Dikutip dari buku Bulughul Maram dan Dalil-dalil Hukum oleh Ibnu Hajar al-Asqalani (2020), tulisan arabnya adalah sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
قَدَرُ اللَّهِ وَمَا شَاءَ فَعَلَ
Qadarullah wa maa sya'a fa'ala
Arti: Allah telah menakdirkannya, dan apa yang Dia kehendaki Dia perbuat.
Kalimat ini disampaikan dalam salah satu sabda Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan Abu Hurairah RA. Dikutip dari buku yang sama, hadisnya adalah sebagai berikut:
اَلْـمُؤْمِنُ الْقَـوِيُّ خَـيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَـى اللهِ مِنَ الْـمُؤْمِنِ الضَّعِيْفِ، وَفِـيْ كُـلٍّ خَـيْـرٌ ، اِحْـرِصْ عَـلَـى مَا يَـنْـفَـعُـكَ وَاسْتَعِنْ بِاللهِ وَلَا تَـعْجَـزْ ، وَإِنْ أَصَابَكَ شَـيْءٌ فَـلَا تَقُلْ: لَوْ أَنِـّيْ فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَكَـذَا ، وَلَـكِنْ قُلْ: قَـدَرُ اللهِ وَمَا شَاءَ فَعَلَ، فَإِنَّ لَوْ تَـفْـتَـحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ
Arti: “Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah. Namun masing-masing ada kebaikan. Semangatlah meraih apa yang manfaat untukmu dan mohonlah pertolongan kepada Allah, dan jangan bersikap lemah. Jika engkau tertimpa suatu musibah janganlah mengatakan, “Seandainya aku berbuat begini dan begitu, niscaya hasilnya akan lain.” Akan tetapi katakanlah, “Allah telah menakdirkannya, dan apa yang Dia kehendaki Dia perbuat.” Sebab, mengandai-andai itu membuka pintu setan”. (HR. Muslim)
ADVERTISEMENT
Selain itu, memercayai qadarullah juga merupakan rukun iman ke-6. Umat Islam pun harus meyakini adanya qadar Allah di dunia. Hal ini dijelaskan dalam sebuah hadis:
قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنِ الإِيمَانِ . قَالَ " أَنْ تُؤْمِنَ بِاللَّهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ
Arti: “Ceritakanlah padaku yang dimaksud iman. Rasulullah SAW kemudian berkata: Engkau beriman kepada Allah, Malaikat-Malaikat-Nya, Kitab-Kitab-Nya, Rasul-Rasul-Nya, hari akhir serta qadha' dan qadar, yang baik maupun yang buruk”. (HR Muslim)
Waktu Mengucapkan Qadarullah
Ada waktu tertentu di mana manusia bisa mengucapkan qadarullah wa maa sya'a fa'ala atau qadarullah saja. Waktu tersebut adalah ketika mengalami musibah atau kesulitan.
ADVERTISEMENT
Misalnya, ketika tidak masuk kerja karena sakit, maka ucapkan qadarullah. Atau, jika ada rencana yang tidak bisa direalisasikan karena cobaan dari Allah SWT.
Ungkapan ini adalah ungkapan sehari-hari saat umat Muslim tengah menghadapi kenyataan, baik itu yang baik maupun yang buruk. Ungkapan ini adalah bentuk keyakinan bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah karena kehendak Allah SWT, dan manusia harus meyakini kebesaran-Nya.
(TAR)