Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Konten dari Pengguna
Arti Sinyal SOS dan Sejarah Penggunaannya
17 Januari 2022 16:32 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Menyadur laman Mental Floss, sebagian orang mengatakan bahwa SOS merupakan singkatan dari Save Our Ship (selamatkan kapal kami) atau Save Our Soul (selamatkan jiwa kami). Faktanya, SOS hanyalah sebuah huruf yang tidak memiliki arti apapun.
SOS merupakan rangkaian dari kode morse yang berupa tiga titik, tiga garis, dan tiga titik tanpa ada spasi di dalamnya (…---…). Dalam kode morse internasional , tiga titik diartikan sebagai bentuk dari huruf S, sedangkan tiga garis adalah huruf O.
Sejarah Penggunaan Sinyal SOS
Mengutip dari laman Reader’s Digest, pada saat kapal-kapal dari berbagai belahan dunia mulai memenuhi lautan, kode morse SOS dijadikan sebagai satu-satunya cara berkomunikasi instan bagi mereka. Penggunaannya untuk memberikan informasi kepada kapal lain yang melintas.
ADVERTISEMENT
Pada April 1912, Inggris pernah menggunakan kode yang berbeda untuk komunikasi, yaitu berupa campuran antara kode CDQ dan SOS. Karena kapal lain kebingungan dengan percampuran tersebut, kapal Titanic yang kala itu membutuhkan pertolongan pun tidak bisa diselamatkan hingga berakhir tenggelam.
Dari peristiwa tersebut, pemerintah Jerman pun mengusulkan untuk mengurut titik dan garis triplet pada kode morse. Mereka juga mentransmisikannya tanpa jeda dan diulang setiap beberapa detik hingga jadilah sinyal SOS. Usulan ini akhirnya menjadi pilihan kalangan internasional karena kesederhanaannya yang elegan.
Selain itu, sinyal SOS juga punya daya tarik visual tersendiri, yaitu memiliki simetri yang langsung dapat dikenali. SOS juga termasuk ke dalam kata palindrom (kata yang dibaca dari belakang dan ke depan yang sama, seperti civic, deified, dan lainnya).
ADVERTISEMENT
SOS juga merupakan ambigram, sebuah kata yang terlihat identik, termasuk saat dibaca secara terbalik. Ketika diukir di tumpukan salju atau di batu-batu besar di pantai, SOS masih terlihat. Pada 1908, kode morse SOS pun ditetapkan sebagai sinyal tanda bahaya internasional dan berlaku hingga 1999.
Saat ini, jika nahkoda ingin memberitahukan sesuatu yang bahaya, ia bisa melakukannya dengan cara menekan tombol tertentu, panggilan telepon, atau lewat gelombang radio. Meski begitu, sinyal SOS kemungkinan akan tetap ada dan terus digunakan sebagai cara panggilan darurat cadangan.
(NDA)