Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Arti Sunnah Muakkad dan Contoh Pelaksanaan Ibadahnya
15 Februari 2021 14:17 WIB
·
waktu baca 3 menitDiperbarui 4 September 2023 19:11 WIB
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam kehidupan sehari-hari, umat Muslim wajib melaksanakan ibadah fardhu (wajib) maupun sunnah. Sunnah dibagi menjadi dua jenis, yaitu sunnah muakkad dan sunnah ghairu muakad. Ibadah sunnah dilaksanakan guna menyempurnakan ibadah wajib.
ADVERTISEMENT
Artikel ini akan membahas lebih lanjut mengenai sunnah muakkad, mulai dari pengertian hingga contoh pelaksanaan ibadahnya yang bisa dipahami umat Muslim.
Pengertian Sunnah Muakkad
Melansir buku Fikih Empat Madzhab oleh Syaikh Abdurrahman Al Juzairi, menurut Ulama Malikiyah sunnah adalah apa yang diperintahkan oleh pembuat syariat, kemudian perintah tersebut memiliki keagungan nilai dan ditegaskan untuk ditempatkan kepada para jamaah atau pengikutnya.
Sementara hukum melaksanakan ibadah sunnah adalah apabila ibadah tersebut dikerjakan, maka seseorang akan mendapatkan pahala. Sedangkan jika tidak dikerjakan, maka orang tersebut tidak akan mendapatkan dosa.
Dalam praktiknya, ibadah sunnah dibagi menjadi dua, yaitu sunnah muakkad dan sunnah ghairu muakad.
Berdasarkan tinjauan ilmu Ushul Fiqh, sunnah muakkad adalah amalan sunnah yang dilakukan untuk menyempurnakan suatu ibadah wajib dan dianjurkan dilakukan sebab tingkatannya hampir mendekati ibadah wajib.
ADVERTISEMENT
Sunnah muakkad dianggap sebagai cara menyempurnakan suatu ibadah. Sebab, ketika seseorang melaksanakan ibadah fardhu, bisa saja ada bagian-bagian sunnah yang tidak ia kerjakan sehingga mengurangi pahalanya.
Contohnya ketika seseorang mengerjakan sholat fardhu lalu tidak membaca surat pendek, maka sholat akan tetap sah namun tidak sempurna.
Dengan mengerjakan sholat rawatib (sholat yang termasuk ibadah sunnah muakkad), maka diharapkan pahalanya dapat melengkapi sunnah membaca surat pendek yang ia tinggalkan.
Sunnah muakkad juga dapat dipahami sebagai suatu amalan yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan karena tidak pernah ditinggalkan oleh Rasulullah SAW. Hanya sekali atau dua kali saja beliau meninggalkannya untuk menunjukkan kepada umatnya bahwa ibadah tersebut tidaklah wajib.
Contoh Ibadah Sunnah Muakkad
Dikutip dari laman NU Online.or.id, berikut contoh pelaksanaan ibadah sunnah muakkad yang berupa sholat sunnah.
ADVERTISEMENT
1. Sholat Rawatib
Shalat rawatib bisa menjadi penyempurna ibadah sholat fardhu, di antaranya meliputi:
2. Sholat Sunnah Malam
Adapun sholat malam yang hukum melaksanakannya adalah sunnah muakkad, yaitu:
3. Shalat Tahiyatul Masjid
Salat tahiyatul masjid adalah sholat sunnah dua rakaat yang dikerjakan ketika seseorang memasuki masjid.
4. Shalat Dhuha
Sholat dhuha dilakukan seseorang ketika memasuki waktu dhuha. Waktu dhuha yakni ketika matahari mulai naik kurang lebih 7 hasta sejak terbitnya hingga mulai memasuki waktu dzuhur.
ADVERTISEMENT
Ketentuan Melaksakan Sholat Sunnah Muakkad
(VIO)