Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Arti Wirang dalam Bahasa Jawa dan Kosakata Populer Lain
6 November 2023 15:40 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Ada banyak kosakata Bahasa Jawa yang biasa digunakan untuk mengungkapkan perasaan, salah satunya wirang. Arti wirang menggambarkan perasaan seseorang yang merasa segan atau kurang senang.
ADVERTISEMENT
Wirang belakangan populer di media sosial karena menjadi judul lagu Denny Caknan. Kata tersebut digunakan dalam tingkat bahasa ngoko.
Untuk mengetahui arti wirang secara lebih mendalam, simak informasinya dalam ulasan berikut.
Arti Wirang dalam Bahasa Jawa
Dikutip dari buku Sistem Kesinoniman dalam Bahasa Jawa yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, terdapat tingkatan tutur dalam Bahasa Jawa, yakni ngoko dan krama. Ngoko menunjukkan tingkat kesopanan yang paling rendah, sedangkan ragam krama menunjukkan kehalusan tutur yang tinggi.
Wirang merupakan kata adjektif yang termasuk dalam tingkatan tutur ngoko. Arti wirang adalah malu atau tidak enak hati. Kata tersebut bersinonim dengan kata isin, sehingga dapat saling menggantikan.
Wirang atau isin dapat muncul karena rasa segan terhadap orang yang sangat dikagumi atau rasa rendah diri akibat perbuatan yang tercela.
ADVERTISEMENT
Meski bersinonim, tingkatan rasa malu pada kata wirang lebih tinggi dibandingkan kata isin. Berikut beberapa contoh penggunaan kata wirang.
1. Kanggo nutup wirang anake banjur diijabake. (Untuk menutupi rasa malu, anaknya kemudian dinikahkan).
2. Didik wirang jalaran sing digadhang-gadhang dadi wong gedhe kasunyatane mung dadi tukang apus. (Didik malu karena yang diharapkan menjadi orang besar kenyataannya hanya menjadi pembohong).
Kata Sifat dalam Bahasa Jawa Lainnya
Selain wirang, terdapat kata sifat dalam Bahasa Jawa ngoko lainnya yang biasa digunakan dalam percakapan sehari-hari. Berikut daftar kata ngoko beserta contohnya.
1. Anyep
Adjektiva ini bersinonim dengan kata adhem, namun kata anyep dipergunakan di tingkat tutur ngoko. Kata anyep memiliki makna rasa dingin yang dapat dirasakan pada suatu benda, misalnya, air es, pohon pisang, atau tubuh. Contoh kalimatnya sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
Wong kang semaput iku umume awake anyep
Artinya: Orang yang pingsan itu pada umumnya badannya terasa dingin.
2. Mumet
Mumet artinya pusing dalam tingkatan tutur ngoko. Kata tersebut bersinonim dengan buyer dan puyeng. Contoh kalimatnya sebagai berikut:
Bu, sirah kula mumet!
Artinya: 'Bu, kepala saya sakit!'
3. Cethil
Cethil mengandung makna bahwa seseorang terlalu berhati-hati dalam penggunaan dan barang, sehingga tidak mau meminjamkan ke orang lain. Atau dengan kata lain kikir atau pelit. Contoh kalimatnya sebagai berikut.
Dadi bocah mono aja sok cethil.
Artinya: Jadi anak itu jangan suka kikir.
4. Tentrem
Tenterem mengandung makna suasana hati yang damai, tenang, tidak terganggu oleh apapun. Contoh penggunaan kalimatnya sebagai berikut.
Sakwise tilik omah, atine tentrem.
ADVERTISEMENT
Artinya: 'Setelah menengok rumah, hatinya tenteram.'
5. Ganggam
Dalam Bahasa Indonesia, ganggam artinya ragu-ragu. Gangam bersinonim dengan kata tidha-tidha. Contoh kalimatnya sebagai berikut.
Atine ganggam marga barang sing ditawakake wong iku barang colongan.
Artinya: 'Hatinya ragu-ragu sebab barang yang ditawarkan orang itu barang curian.'
(GLW)