Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Bacaan Tarhim Subuh dan Hukum Mengamalkannya
19 Juli 2024 13:00 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Bacaan tarhim subuh adalah serangkaian doa dan zikir yang dibacakan sebelum adzan Subuh. Tradisi membaca tarhim sebelum subuh dilakukan untuk menggantikan adzan pertama yang biasanya dilakukan di beberapa negara Islam.
ADVERTISEMENT
Mengutip buku Ensiklopedia Hadits Ibadah Puasa, Zakat, dan Haji karya Syamsul Rijal Hamid, tarhim berasal dari kata "tarhuumun" yang berarti saling mengasihi. Dengan mengumandangkan tarhim, diharapkan umat Muslim yang sudah bangun lebih dahulu dapat membantu membangunkan orang lain yang masih tidur agar dapat melaksanakan salat Subuh.
Di bulan puasa, tarhim umumnya dijadikan sebagai peringatan bagi umat Muslim yang hendak berpuasa di hari itu untuk segera menyelesaikan sahurnya karena akan memasuki waktu subuh.
Bacaan Tarhim Subuh
Salah satu bacaan tarhim subuh yang biasa dikumandangkan di Indonesia adalah selawat yang diciptakan oleh Syekh Mahmud Khalil Al Hushari, seorang qari' ternama dari Mesir. Mengutip buku Pendidikan Islam Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah An-Nahdliyah Kajian Tradisi Islam Nusantara oleh Subaidi, berikut bunyi bacaannya:
ADVERTISEMENT
الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَيْكَ . يَاإمَامَ الْمُجَاهِدِيْنَ . يَارَسُوْلَ اللهْ
الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَيْكَ . يَانَاصِرَ اْلهُدَى . يَا خَيْرَ خَلْقِ اللهْ
الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَيْكَ . يَانَاصِرَ الْحَقِّ . يَارَسُوْلَ اللهْ
الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَيْكَ . يَامَنْ اَسْرَى بِكَ مُهَيْمِنُ لَيْلًا نِلْتَ . مَا نِلْتَ وَالأَنَامُ نِيَامْ
وَتَقَدَّمْتَ لِلصَّلَاةِ فَصَلَّ كُلُّ مَنْ فِى السَّمَاءِ وَأَنْتَ الْإِمَامْ
وَإِلَى الْمُنْتَهَى رُفِعْتَ كَرِيمًا وَسَمِعْتَ نِدَاءً عَلَيْكَ السَّلَامْ
يَا كَرِيمَ الأَخْلَاقْ . يَارَسُوْلَ اللهْ . صَلَّى اللهُ عَلَيْكَ . وَعَلَى آلِكَ وَأَصْحَابِكَ أَجْمَعِيْنَ
(Assalatu waassalamu alaik, ya imama al-mujahidina, ya rasula Allah.
Assalatu waassalamu alaik, ya nasira al-huda, ya khayra khalqi Allah.
Assalatu waassalamu alaik, ya nasira al-haqqi, ya rasula Allah.
Assalatu waassalamu alaik, ya man asra bika muhayminu laylan nilta, ma nilta wal-anamu niyam.
ADVERTISEMENT
Wa taqaddamta li al-salati fa-salla kullu man fi as-sama'i wa anta al-imamu.
Wa ila al-muntaha rufi'ta kariman wa sami'ta nid'an alaik al-salam.
Ya karima al-akhlaqi, ya rasula Allah, salla Allahu alayka wa ala aalika wa as-habika ajma'ina.)
Terjemahan:
"Doa dan salam sejahtera tercurahkan kepadamu, wahai pemimpin para mujahidin, wahai utusan Allah.
Doa dan salam sejahtera tercurahkan kepadamu, wahai penolong petunjuk, wahai yang terbaik di antara ciptaan Allah.
Doa dan salam sejahtera tercurahkan kepadamu, wahai penolong kebenaran, wahai utusan Allah.
Doa dan salam sejahtera tercurahkan kepadamu, wahai yang pernah diangkat dengan-Mu sebagai penjaga pada suatu malam yang di antaranya mendapat apa yang tidak diperoleh manusia.
Engkau mendahului untuk salat, maka salatlah setiap makhluk di langit, sementara engkau adalah imam mereka.
ADVERTISEMENT
Dan engkau ditinggikan hingga ke puncak kemuliaan, dan engkau mendengar panggilan: "Semoga sejahtera tercurahkan kepadamu."
Wahai yang mulia akhlaknya, wahai utusan Allah, semoga Allah melimpahkan selawat kepadamu, kepada keluargamu, dan seluruh sahabatmu."
Hukum Membaca Doa Tahrim
Hukum membaca doa tarhim subuh masih diperdebatkan di kalangan ulama. Ada yang menyebut bahwa membaca tarhim subuh adalah sunah, sedangkan lainnya mengatakan bahwa itu adalah bid'ah.
Subaidi dalam bukunya dengan judul yang sama disebutkan di atas juga menjelaskan bahwa hukum tarhim adalah sunnah. Hal ini didasarkan pada hadis riawayat Imam Bukhari yang berbunyi:
ADVERTISEMENT
Selain itu, dalam Kitab Fathul Bari Ibnu Rajab dijelaskan bahwa Rasulullah SAW pada suatu malam bangun setelah dua per tiga malam dan bersabda:
Dari hadis tersebut dapat diketahui bahwa berzikir dan bertasbih dengan suara keras pada dini hari tidak diharamkan, terutama jika tujuannya adalah untuk membangunkan orang yang sedang tidur.
Beberapa ulama, seperti Abu al-Farah Ibnul Jauzi, menolak praktik tarhim ini karena dianggap bid'ah dan tidak sesuai ajaran Islam. Namun, dengan adanya hadis di atas menegaskan bahwa praktik membaca tarhim bukanlah hal yang haram, justru disunnahkan atau dianjurkan.
ADVERTISEMENT
(SAI)