Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Bagaimana Hukum Menutup Aib Orang Lain dalam Islam?
12 Desember 2024 11:12 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Setiap manusia pasti tidak luput dari kesalahan dan dosa . Kesalahan dan dosa merupakan aib bagi setiap orang. Lalu, bagaimana hukum menutup aib orang lain dalam Islam?
ADVERTISEMENT
Menutupi aib orang lain sebenarnya adalah hal yang sederhana, tetapi seringkali sulit untuk dilakukan. Sebagai makhluk sosial, manusia cenderung berbicara tentang perasaan, baik tentang kesedihan, kebahagiaan, maupun kemarahan.
Namun, tak jarang dalam setiap cerita yang disampaikan, tanpa sadar membuka aib orang lain yang seharusnya tetap dijaga. Oleh karena itu, sangat penting untuk memahami hukum menutup aib orang lain dalam agama Islam.
Hukum Menutup Aib Orang Lain dalam Islam
Menutup aib orang lain berarti menjaga privasi dan kehormatan seseorang dengan tidak menyebarkan keburukan atau kesalahan yang pernah dilakukannya. Tujuannya adalah untuk melindungi martabat orang lain dan menghindari tindakan yang dapat merendahkan atau mempermalukan.
Dalam buku “Manajemen Diri untuk Kebahagiaan Dunia Akhirat” oleh Dr. H. Tobari (2022), disebutkan bahwa Islam melarang umatnya untuk menyebarkan aib orang lain kecuali dalam situasi yang sangat mendesak.
ADVERTISEMENT
Salah satu ayat Al-Qur'an yang berkaitan dengan larangan ini adalah Surat Al-Hujurat ayat 12. Berikut isi ayat tersebut:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِّنَ الظَّنِّۖ اِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ اِثْمٌ وَّلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًاۗ اَيُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَۗ اِنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ رَّحِيْمٌ
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka (kecurigaan) karena sebagian dari buruk sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjing satu sama lain.
Adakah seorang di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.”
Mengacu pada Surat Al-Hujurat ayat 12, Islam secara jelas melarang umatnya untuk mencari kelemahan dan keburukan orang lain. Oleh karena itu, sangat penting bagi setiap individu untuk menjaga dan menutupi aib orang lain tanpa menyebarkannya.
ADVERTISEMENT
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi, Rasulullah saw mengajarkan bahwa sebagai umat Islam, kita seharusnya menutupi aib orang lain, bukan malah menyebarkannya.
Rasulullah saw bersabda bersabda bahwa siapa saja yang menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutupi aibnya di dunia dan di akhirat.
لا يَستُرُ عبدٌ عبدًا في الدنيا إلا سَتَره الله يوم القيامة
Artinya: "Tiada seorang hamba pun yang menutupi cela seorang hamba yang lainnya di dunia, melainkan ia akan ditutupi celanya oleh Allah pada hari kiamat."
Berdasarkan penjelasan ayat- Al-Qur'an dan hadis tersebut, maka hukum menutup aib orang lain dalam Islam adalah wajib. Artinya, setiap muslim dilarang membuka aib orang lain atau membicarakan keburukan dan kesalahan orang lain.
ADVERTISEMENT
Manfaat Menutupi Aib Orang Lain
Menutupi aib orang lain adalah tindakan yang sering dianggap sepele, namun memiliki dampak besar dalam kehidupan sosial. Dalam banyak kasus, kita sering dihadapkan pada situasi di mana kita mengetahui kekurangan atau kesalahan orang lain.
Alih-alih membagikan atau mengungkapkan hal tersebut, memilih untuk menutupinya bisa membawa banyak kebaikan, baik bagi diri sendiri maupun untuk orang lain.
Menutupi aib orang lain bukan hanya untuk menjaga martabat, melainkan juga menjaga hubungan antara umat Islam.
Dalam ajaran Islam, menutupi aib orang lain memiliki manfaat besar. Hal ini dijelaskan dalam sebuah hadis riwayat Muslim. Dikutip dari buku “Sahabat, Ajak Aku ke Surga” karya Anshor (2018), berikut bunyi hadisnya:
مَنْ سَتَرَ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ فِي الدُّنْيَا سَتَرَهُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
ADVERTISEMENT
Artinya: "Tidaklah seseorang menutupi aib orang lain di dunia, melainkan Allah akan menutupi aibnya di hari kiamat kelak." (HR. Muslim)
(RK)