Bagaimana Pandangan Anda terhadap Pendidikan Seksual Sejak Dini? Ini Jawabannya

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
28 Maret 2024 16:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi guru mengajar di sekolah. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi guru mengajar di sekolah. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dalam kurikulum Modul Pelatihan Mandiri guru di Platform Merdeka Mengajar (PMM), ada pembahasan seputar pendidikan seksual sebagai bentuk edukasi kepada guru dan murid. Salah satu pertanyaan yang muncul dalam Cerita Reflektif kurikulum tersebut adalah: bagaimana pandangan ibu/bapak terhadap pendidikan seksual sejak dini?
ADVERTISEMENT
Sebagai informasi, Cerita Reflektif merupakan soal latihan yang muncul setiap kali guru menyelesaikan satu topik dalam Modul Pelatihan Mandiri. Guru harus menjawab pertanyaan tersebut untuk mengukur tentang bagaimana kemampuannya dalam memahami materi modul.
Pertanyaan mengenai pendidikan seksual di atas muncul dalam kurikulum Modul 3 Layanan Dasar pada topik Bimbingan dan Konseling. Pandangan pribadi guru sangat dibutuhkan dalam hal ini karena pendidikan seksual termasuk isu penting untuk diajarkan kepada murid.

Cara Menjawab Bagaimana Pandangan Ibu/Bapak Terhadap Pendidikan Seksual Sejak Dini

Ilustrasi Guru Mengajar di Sekolah Foto: Shutter Stock
Untuk menjawab pertanyaan Cerita Reflektif ini, guru harus memahami konsep pendidikan seksual terlebih dahulu. Dalam jurnal Peranan Orang Tua Dalam Memberikan Pendidikan Seksual Pada Anak (2013) oleh Reny Safita, pendidikan seksual merupakan informasi mengenai persoalan seksualitas dan jenis kelamin manusia secara jelas dan benar.
ADVERTISEMENT
Informasi yang dimaksud meliputi proses terjadinya pembuahan, kehamilan sampai kelahiran, serta tingkah laku seksual yang harus dilakukan sesuai dengan norma-norma di masyarakat. Selain itu, penting juga untuk menjelaskan masalah tentang menstruasi, mimpi basah, hingga bahaya seks bebas.
Kemenkes dalam laman resminya mengimbau agar anak diberikan pendidikan seksual sedini mungkin. Tujuannya agar mereka tidak mendapatkan informasi yang salah atau keliru.
Membahas soal seksualitas pada remaja jangan dianggap hal tabu. Justru karena masa remaja merupakan masa peralihan secara fisik, kepribadian, intelektualitas, dan emosional.
Masa remaja sering digambarkan sebagai masa yang menggebu-gebu dan penuh gejolak. Jika tidak diarahkan dengan hati-hati dan benar, tak menutup kemungkinan mereka malah menempuh jalur yang salah.
Ilustrasi anak SMA boncengan. Gaya pacaran remaja masa kini jadi kian berani. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Pendidikan seksual pada remaja harus mampu membentuk nilai-nilai serta pandangan yang benar berdasarkan agama, norma, dan hukum. Dengan begitu, mereka mampu bertanggung jawab terhadap kehidupan seksualnya sendiri.
ADVERTISEMENT
Menurut Stefanus M. Marbun dan Kalis Stevanus dalam jurnal Pendidikan Seks Pada Remaja (2019), apabila pendidikan seks tidak diajarkan sedini mungkin pada anak-anak, mereka tak akan tahu betapa berbahayanya seks bebas, pemerkosaan, hamil di luar nikah, aborsi, dan pelanggaran-pelangaran nilai moral lainnya.
Nah, setelah memahami urgensi pendidikan seksual pada anak, guru bisa menuliskan pandangan pribadi mengenai hal ini dalam kolom Cerita Reflektif. Sebagai referensi, Anda bisa menekankan poin bahwa topik ini sangat penting karena berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan murid.
Selain itu, jelaskan pula pandangan Anda dari sisi budaya serta agama untuk menunjukkan kekayaan perspektif. Lalu, beri kesimpulan atau jabarkan tindakan yang mungkin ingin Anda lakukan untuk mendukung pendidikan seksual ini di sekolah.
ADVERTISEMENT
(DEL)