Konten dari Pengguna

Bagaimana Pengaruh Nasionalisme di Asia terhadap Pergerakan Nasional Indonesia?

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
15 Oktober 2024 12:00 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi bagaimanakah pengaruh nasionalisme di Asia terhadap pergerakan nasional Indonesia. Foto: dok. Unsplash/Mufid Majnu
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bagaimanakah pengaruh nasionalisme di Asia terhadap pergerakan nasional Indonesia. Foto: dok. Unsplash/Mufid Majnu
ADVERTISEMENT
Bagaimanakah pengaruh nasionalisme di Asia terhadap pergerakan nasional Indonesia? Pertanyaan tersebut adalah salah satu soal dalam buku Sejarah SMA/SMK Kelas XI oleh Martina Safitry, dkk.
ADVERTISEMENT
Pada bab 2, peserta didik mempelajari tentang pergerakan kebangsaan Indonesia melawan penjajah. Bab tersebut dimulai dengan pemaparan tentang kebangkitan dunia Timur yang diawali Perang Dunia I dan interkoneksi bangsa-bangsa Asia untuk melawan penjajah.
Setelah memahami materi yang disampaikan, diharapkan peserta didik dapat menjawab soal yang ada, termasuk bagaimanakah pengaruh nasionalisme di Asia terhadap pergerakan nasional Indonesia. Simak penjelasan di bawah ini untuk mengetahui jawabannya.

Bagaimanakah Pengaruh Nasionalisme di Asia terhadap Pergerakan Nasional Indonesia?

Ilustrasi bagaimanakah pengaruh nasionalisme di Asia terhadap pergerakan nasional Indonesia. Foto: Pexels/bima
Mengutip buku Sejarah SMA/SMK Kelas XI oleh Martina Safitry, dkk., nasionalisme dapat didefinisikan sebagai paham kebangsaan yang berdasarkan kejayaan masa lalu. Selain itu, nasionalisme juga dapat berarti paham kebangsaan yang menolak penjajahan agar terbentuk negara yang bersatu dan berdaulat.
ADVERTISEMENT
Dalam pengertian yang lebih modern, nasionalisme adalah kesamaan kewarganegaraan dari semua etnis dan budaya di sebuah negara. Perspektif nasionalisme tersebut dibutuhkan setiap bangsa untuk menampilkan identitasnya.
Beberapa faktor dapat melatarbelakangi munculnya kesadaran nasionalisme berbangsa yang kemudian muncul semangat untuk mencapai harapan baru.
Saat mempelajari sejarah di Asia, kebangkitan nasional dan nasionalisme bangsa Timur mulai terlihat karena adanya reaksi dari kolonialisme dan imperialisme, yakni pada abad ke-20.
Lantas, bagaimanakah pengaruh nasionalisme di Asia terhadap pergerakan nasional Indonesia?
Pengaruh nasionalisme di Asia terhadap pergerakan Indonesia, yakni dengan munculnya keinginan masyarakat Indonesia agar dapat hidup bebas di negaranya sendiri.
Nasionalisme di Asia kemudian membuat pikiran masyarakat Indonesia terbuka dan mulai semangat untuk memerjuangkan kemerdekaan.
ADVERTISEMENT

Faktor-faktor yang Mendorong Munculnya Nasionalisme di Indonesia

Ilustrasi nasionalisme. Foto: unsplash.com/AnggitRizkianto.
Fenomena pergerakan kebangsaan dan nasionalisme yang berkembang sejak awal abad ke-20 sebenarnya tak muncul begitu saja. Hal tersebut telah ada di masa lalu ketika Indonesia masih berupa kerajaan.
Menyadur buku Sejarah SMA/SMK Kelas XI oleh Martina Safitry, dkk., berikut beberapa faktor yang memengaruhi munculnya kesadaran kebangsaan atau disebut juga dengan nasionalisme:

1. Kerajaan di Masa Lalu

Kejayaan kerajaan di masa lalu adalah salah satu hal penting yang mendorong terbentuknya semangat pergerakan nasional. Sebagaimana diketahui, dahulu terdapat kerajaan yang sangat jaya, yakni Sriwijaya dan Majapahit yang hampir menyatukan seluruh wilayah Indonesia saat ini.

2. Agama Islam

Agama Islam sebagai agama mayoritas bukan sekadar ikatan religi biasa, melainkan telah lama menjadi simbol perlawanan terhadap kekuasaan asing, khususnya negara Barat.
ADVERTISEMENT

3. Penjajahan

Penjajahan atau kolonialisme Belanda menjadi faktor lain yang mendorong nasionalisme di Indonesia. Sebab adanya penjajahan tersebut, rakyat Indonesia ingin segera merdeka.

4. Pendidikan Barat

Pendidikan Barat telah melahirkan elit politik baru yang memiliki kesadaran bahwa mereka sedang dijajah Belanda.

5. Volksraad

Volksraad, yakni lembaga perwakilan rakyat Hindia Belanda yang didirikan pada 1918, memiliki peran untuk mempertemukan elit-elit bumiputera dari berbagai daerah di Indonesia.
Dengan berkumpulnya elit dari berbagai daerah tersebut, telah menumbuhkan perasaan senasib dan sepenanggungan di antara mereka.

Pengaruh Perang Dunia I terhadap Pergerakan Nasional Indonesia

Ilustrasi Perang Dunia I. Foto: Unsplash.com/UX Gun
Perang Dunia I berlangsung pada tahun 1914 sampai 1918, menandai konflik besar pertama berskala internasional. Perang Dunia I dimulai dari pembunuhan pewaris mahkota Austria-Hungaria di Sarajevo oleh kelompok teroris Serbia.
ADVERTISEMENT
Peristiwa tersebut kemudian berlanjut dengan meletusnya perang di beberapa front selama beberapa tahun berikutnya. Perang ini berakhir dengan keluarnya Perjanjian Versailles pada 1918. Blok Sentral mengalami kekalahan dan menjadi pemicu Revolusi Rusia dan dasar kebangkitan Nazi selanjutnya.
Perang Dunia tak hanya berdampak pada negara-negara Eropa, tetapi juga bangsa Asia, termasuk Indonesia. Ketika Perang Dunia I berlangsung, Indonesia sedang mengalami masa pergerakan nasional melawan bangsa kolonial.
Dampak yang diakibatkan dari Perang Dunia I terhadap Indonesia adalah kepopuleran paham demokrasi dan nasionalisme. Paham ini telah meruntuhkan eksistensi sistem aristokrasi kerajaan. Paham nasionalisme tersebut pun dibawa dalam arah pergerakan Indonesia, seperti terbentuknya Sarekat Islam dan Boedi Oetomo.
Dampak lainnya yakni terjadi krisis ekonomi akibat perang di Eropa yang menghambat kegiatan ekspor dan impor.
ADVERTISEMENT

Pengaruh Perang Dunia II terhadap Pergerakan Nasional Indonesia

Ilustrasi Perang Dunia II. Foto: pixabay
Perang Dunia II terjadi pada tahun 1939 sampai 1945 karena perebutan kekuasaan milik bangsa atau negara lain. Forum internasional sekelas Liga Bangsa-Bangsa pun tak mampu menghentikan agresi Italia di Ethiopia, Jepang di Cina, dan pengambilalihan Austria oleh Jerman.
Akibat meletusnya Perang Dunia II, Jepang merasa mendapatkan peluang besar untuk mengambil alih kawasan Indonesia dari Belanda. Awalnya, Belanda sangat menolak kehadiran Jepang di Asia Tenggara dan membekukan aset Jepang yang ada di Indonesia.
Sebagai informasi, pada tahun 1938-1939, Jepang berhasil masuk ke Indonesia dengan misi ekonomi. Oleh karena itu, Jepang memiliki aset di Indonesia.
Dampak dari Perang Dunia II bagi Indonesia pasca serangan Pearl Harbour adalah Belanda menyerah kepada Jepang pada 8 Maret 1942. Kemudian, Indonesia pun dijajah Jepang selama 3,5 tahun.
ADVERTISEMENT
Ambisi Jepang untuk memenangkan Perang Dunia II mulai terwujud dengan menguasai kawasan Asia sebagai langkah awal.
Namun, pada 14 Agustus 1945, Jepang mengalami kekalahan dari pasukan sekutu sehingga Indonesia memasuki masa vacuum of power atau kekosongan kekuasaan.
Pada masa tersebut, para pejuang Indonesia mencari peluang untuk segera memerdekakan Indonesia. Sehingga terjadi peristiwa Rengasdengklok dan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
(NSF)