Konten dari Pengguna

Bahaya Mikroplastik di Air Hujan, Apa Dampaknya Pada Kesehatan?

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
3 November 2025 17:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-circle
more-vertical
Kiriman Pengguna
Bahaya Mikroplastik di Air Hujan, Apa Dampaknya Pada Kesehatan?
Mikroplastik ditemukan di air hujan wilayah Jakarta. Apa bahaya mikroplastik di air hujan ini? Simak penjelasannya di sini!
Berita Hari Ini
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi bahaya mikroplastik di air hujan. Foto:  Freepik
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bahaya mikroplastik di air hujan. Foto: Freepik
ADVERTISEMENT
Penelitian terbaru dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkap adanya partikel mikroplastik yang kini terdeteksi di air hujan. Partikel plastik berukuran sangat kecil ini terbawa angin dan turun bersama hujan di wilayah Jakarta.
ADVERTISEMENT
Mikroplastik sendiri merupakan fragmen plastik berukuran kurang dari 5 milimeter hingga 1 mikrometer. Karena ukurannya yang mikroskopis dan sulit terurai, partikel ini dapat bertahan lama di lingkungan serta berpindah dari udara ke tanah dan sumber air.
Para peneliti pun mengingatkan masyarakat akan bahaya mikroplastik di air hujan yang bisa berdampak pada kesehatan. Lantas, apa saja bahayanya? Simak penjelasan di sini!

Bahaya Mikroplastik di Air Hujan

Ilustrasi bahaya mikroplastik di air hujan. Foto: Shutterstock
Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian Kesehatan RI, Aji Muhawarman menegaskan bahwa keberadaan mikroplastik tidak langsung membuat air hujan berbahaya bagi kesehatan.
"Fenomena ini perlu diwaspadai, bukan ditakuti. Ini sinyal bahwa partikel plastik sudah tersebar sangat luas di sekitar kita," ujar Aji, dikutip dari situs Kementerian Kesehatan (Kemkes).
ADVERTISEMENT
Meski demikian, beberapa studi yang dirangkum Kementerian Kesehatan menunjukkan adanya potensi bahaya apabila manusia terpapar mikroplastik dalam jangka waktu lama. Partikel ini dapat memicu peradangan dalam tubuh.
Selain itu, bahan kimia yang menempel pada mikroplastik juga berisiko mengganggu sistem hormon, reproduksi, dan perkembangan janin. Adapun, zat berbahaya yang sering ditemukan pada mikroplastik antara lain bisphenol A (BPA) dan phthalates.
Dikutip dari situs resmi BRIN, dari sisi lingkungan, air hujan yang terkontaminasi mikroplastik berpotensi mencemari air permukaan dan laut. Kondisi ini pada akhirnya dapat memengaruhi rantai makanan dan membahayakan kesehatan makhluk hidup.
Kendati demikian, hingga saat ini belum ada bukti ilmiah yang cukup kuat yang menyatakan bahwa mikroplastik secara langsung menyebabkan penyakit tertentu. Tingkat paparan pada populasi pun masih tergolong rendah.
ADVERTISEMENT

Imbauan bagi Masyarakat

Ilustrasi bahaya mikroplastik di air hujan. Foto: Pexels
Mengutip situs Kemkes, sebagai langkah pencegahan terhadap bahaya mikroplastik, masyarakat diimbau untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dan tidak membakarnya. Selain itu, penggunaan masker saat beraktivitas di luar ruangan juga disarankan untuk meminimalkan risiko paparan partikel halus di udara.
Kebiasaan sederhana seperti membawa botol minum isi ulang, menggunakan tas belanja non-plastik, serta memilah sampah rumah tangga dapat membantu menekan jumlah limbah plastik di lingkungan. Upaya ini tidak hanya mengurangi pencemaran, tetapi juga mencegah terbentuknya lebih banyak mikroplastik di masa mendatang.
Sementara itu, BRIN mendorong adanya langkah konkret dari berbagai sektor. Pertama, memperkuat riset dan pemantauan secara berkala terhadap kualitas udara dan air hujan di kota-kota besar.
ADVERTISEMENT
Kemudian, pengelolaan sampah plastik di sumbernya perlu ditingkatkan dengan cara mengurangi penggunaannya sejak awal. BRIN juga menekankan pentingnya peran industri tekstil untuk menerapkan sistem filtrasi pada mesin cuci. Hal ini bertujuan untuk mencegah pelepasan serat sintetis yang dapat menjadi sumber mikroplastik baru.
Muhammad Reza Cordova, peneliti BRIN, menyebut bahwa hujan yang mengandung mikroplastik merupakan cerminan dari perilaku manusia terhadap lingkungan.
"Langit Jakarta mencerminkan perilaku orang-orang di bawahnya," tuturnya, dikutip dari situs BRIN.
(NSF)