Konten dari Pengguna

Berapa Lama Belanda Menjajah Indonesia? Ini Jawaban dan Sejarah Singkatnya

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
3 Desember 2021 11:03 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Berapa Lama Belanda Menjajah Indonesia. Foto: sejarah-negara
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Berapa Lama Belanda Menjajah Indonesia. Foto: sejarah-negara
ADVERTISEMENT
Bagi bangsa Indonesia, masa penjajahan Belanda merupakan memori pahit. Itu karena pada masa tersebut, banyak masyarakat Tanah Air yang mengalami penyiksaan, baik secara fisik ataupun mental. Penyiksaan ini berlangsung dalam waktu lama, yakni lebih dari tiga abad. Lantas, berapa lama Belanda menjajah Indonesia?
ADVERTISEMENT
Buku Top Book SD Kelas V karangan Tim Sigma (2016) menyebutkan bangsa Belanda menjajah Indonesia selama 3,5 abad atau 350 tahun. Dalam jangka waktu yang tidak singkat itu, bangsa Belanda terus mengeksplorasi kekayaan alam dan tenaga masyarakat Indonesia.
Selama masa penjajahan, pertumpahan darah terjadi di berbagai tempat. Penduduk Tanah Air pun kesulitan memenuhi kebutuhan hidupnya, sedangkan pihak Belanda semakin kaya berkat eksploitasi yang mereka lakukan.
Tidak hanya itu, pemerintah Belanda juga menetapkan kebijakan yang menyulitkan penduduk pribumi dan menguntungkan pihak Belanda. Lebih lengkapnya, simak sejarah singkat penjajahan Belanda di Nusantara melalui artikel berikut.
Ilustrasi Berapa Lama Belanda Menjajah Indonesia. Foto: Pinterest

Sejarah Singkat Penjajahan Belanda di Indonesia

Masa penjajahan Belanda berawal dari kemenangan Belanda terhadap Portugis pada 1605 silam. Kala itu, Belanda berhasil membuat Portugis menyerahkan pertahanan di Tidore kepada Cornelisz Sebastiansz dan pertahanan di Ambon pada Steven van der Hagen.
ADVERTISEMENT
Belanda kemudian semakin unggul usai menghancurkan benteng Inggris di Kambelo, Pulau Seram. Sejak saat itu, Belanda mulai menguasai sebagian besar wilayah Maluku.
Pada 1602, kedudukan Belanda semakin diperkuat oleh keberadaan VOC. Penjajah dari Negeri Kincir Angin tersebut sukses menjadi penguasa tunggal di Maluku. Selanjutnya, Belanda mulai memperluas wilayah kekuasaannya.
Awalnya, Belanda tidak berniat menjajah Nusantara. Bangsa itu menghampiri Indonesia dengan tujuan yang sama dengan bangsa lainnya, yakni berdagang dan membeli berbagai jenis rempah yang tumbuh subur di Indonesia. Kendati demikian, Belanda mengubah tujuannya untuk menguasai Nusantara sebagai wilayah kolonial.
Ilustrasi Berapa Lama Belanda Menjajah Indonesia. Foto: Pinterest
Belanda pun mulai menjalankan berbagai rencana licik. Mereka memaksa rakyat Indonesia untuk menjalankan Tanam Paksa. Aturan Tanam Paksa mengharuskan masyarakat Tanah Air untuk menyisihkan sebagian tanah guna ditanami komoditi ekspor.
ADVERTISEMENT
Nantinya, hasil penjualan akan dijual murah pada bangsa Belanda. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam buku Modul Drilling TKD CPNS/ASN oleh Tim Smart Cendekia.
Pemerintah Belanda juga memaksa rakyat Nusantara untuk melakukan kerja rodi guna membangun berbagai sarana, seperti jalan raya, bendungan, pelabuhan, rel kereta api, hingga pabrik.
Sarana itu dibangun guna mempermudah pengangkutan hasil tanam paksa dan menjaga keamanan. Salah satu hasil pembangunan kerja rodi adalah Jalan Daendels yang membentang sepanjang 1.000 km dari Anyer hingga Panarukan.
Tanam paksa dan kerja rodi membuat rakyat Tanah Air sangat miskin dan menderita. Korban jiwa pun berjatuhan karena kekejaman Belanda kala itu.
Setelah 3,5 tahun menjajah, kekuasaan Belanda beralih ke tangan Jepang yang ternyata lebih kejam daripada Belanda. Penjajahan Jepang yang penuh penderitaan berlangsung selama kurang lebih 3 tahun.
ADVERTISEMENT
Ketika Jepang goyah karena bom Hiroshima dan Nagasaki, para tokoh nasional langsung bergerak dan merencanakan proklamasi kemerdekaan. Pada 17 Agustus 1945, Indonesia pun resmi menjadi bangsa yang merdeka.
(GTT)