Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.1
Konten dari Pengguna
Berapa Lama Jepang Menjajah Indonesia? Inilah Sejarahnya
29 November 2021 12:00 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Indonesia sejak dulu dikenal sebagai negara yang kaya akan sumber daya alam (SDA). SDA yang dimiliki negara Indonesia berupa rempah-rempah, minyak bumi dan gas, hingga berbagai logam mahal seperti emas, perak, tembaga, nikel, timah serta batubara.
ADVERTISEMENT
Karena alasan ini, akhirnya banyak negara lain yang berniat untuk menjajah Indonesia. Salah satu negara yang pernah pernah menjadi penjajah Indonesia adalah Jepang.
Saat Jepang menginvasi Indonesia, negeri ini masih berada di bawah penjajahan Belanda. Lalu, berapa lama jepang menjajah Indonesia? Bagaimana sejarahnya? Untuk mengetahui jawabannya, simak ulasan berikut.
Durasi Jepang Menjajah Indonesia
Merujuk buku Kreatif Tematik Tema 7 Peristiwa dalam Kehidupan Kelas V untuk SD/MI oleh Tim Tunas Karya Guru, Jepang menjajah Indonesia selama 3,5 tahun, yaitu dari 8 Maret 1942 sampai 17 Agustus 1945.
Penjajahan Jepang di Indonesia memang tidak lama jika dibandingkan dengan Belanda. Akan tetapi, rakyat Indonesia lebih menderita karena dipaksa menjadi buruh untuk membuat jalan raya, benteng, dan lain-lain tanpa diberi upah.
ADVERTISEMENT
Sejarah Jepang Menjajah Indonesia
Meringkas laman resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, pada 8-9 Maret 1942 Gubernur Jenderal Hindia Belanda Tjarda van Starkenborgh, Panglima Perang Jenderal Ter Poorten dan Panglima Perang Jepang Jenderal Imamura bertemu di Kalijati, Subang untuk menandatangani kapitulasi Belanda kepada Jepang.
Penandatangan kapitulasi tersebut menandai perubahan kekuasaan dari tangan Belanda ke Jepang. Sejak saat itu pula Indonesia dijajah oleh Jepang. Pemerintah Jepang pun langsung memanfaatkan data-data intelijen untuk merancang propaganda yang dapat menarik simpati rakyat Indonesia.
Dengan cepat, Jepang memahami budaya lokal Indonesia dan mengaitkan seluruh peristiwa sebagai akibat hal-hal yang berbau metafisis. Salah satunya mengenai ramalan Jayabaya tentang datangnya bangsa berkulit kuning yang akan mengusir bangsa kulit putih dari Tanah Air.
ADVERTISEMENT
Propaganda tersebut akhirnya menarik perhatian masyarakat Indonesia. Alhasil, kedatangan mereka pun disambut gembira rakyat Indonesia. Selain itu, propaganda lain yang disampaikan adalah menyatakan bahwa Jepang sebagai saudara tua bangsa Indonesia yang berkeinginan untuk membuat kawasan persemakmuran di wilayah Asia Pasifik.
Hingga akhirnya lahir Gerakan 3A pada masa pendudukan Jepang, yaitu Jepang Cahaya Asia, Jepang Pelindung Asia, dan Jepang Pemimpin Asia. Jepang juga menarik pemuda Indonesia dengan melibatkan mereka dalam pasukan pembela tanah air (PETA). PETA dibentuk untuk menghadapi Sekutu di medan tempur selama Perang Dunia II berlangsung.
Berbagai propaganda terus diciptakan oleh Jepang di berbagai sektor. Mereka membentuk Putera (Pusat Tenaga Rakyat) yang didirikan pada 1 Maret 1942. Organisasi ini dipimpin oleh empat serangkai, yaitu Ir. Soekarno, Drs. Mohammad Hatta, Ki Hajar Dewantara, dan K.H. Mas Mansyur
ADVERTISEMENT
Setelah itu, ada Majelis Islam A’la Indonesia (MIAI) atau Majelis Syura Muslimin Indonesia (Masyumi) yang dibentuk pada 22 November 1943,di bawah pimpinan K.H Hasyim Asy’ari. Ini menjadi organisasi Islam pertama yang didirikan oleh Jepang.
Kemudian pada 1 Maret 1944, Jepang membentuk Jawa Hokokai dengan pemimpin tertinggi Gunseikan dan penasihat utama Soekarno. Tujuannya adalah menghimpun tenaga lahir dan batin rakyat Indonesia dengan dasar semangat kebaktian.
Jawa Hokokai juga menjadi organisasi induk gabungan dari kumpulan profesi seperti Himpunan Kebaktian Dokter, Himpunan Kebaktian Pendidik, organisasi wanita, dan pusat budaya.
Karena daerah pendudukannya begitu luas, Jepang membutuhkan tenaga kerja untuk membangun sarana pertahanan, seperti lapangan udara, gudang bawah tanah, jalan raya dan jembatan. Mereka mengambil para pekerjanya dari desa-desa di Pulau Jawa yang padat melalui sistem kerja paksa (Romusha).
ADVERTISEMENT
Romusha diberlakukan pada 1942-1945 untuk bekerja di wilayah Indonesia serta Asia Tenggara seperti Birma, Muangthai, Vietnam, Malaysia, dan Sarawak. Ini melenceng dari ide awal romusha yang dilakukan secara sukarela dengan tempat kerja tidak jauh dari rumah masyarakat di desa.
Namun, karena terdesak dalam perang Pasifik, pengerahan tenaga kerja mulai disertai dengan paksaan. Setiap kepala keluarga diwajibkan menyerahkan seorang anak lelakinya untuk berangkat menjalani Romusha.
Saat bekerja, rakyat Indonesia diperlakukan kasar dengan pekerjaan sangat berat, sementara kebutuhan makanan yang didapat tidak sebanding. Tak heran jika banyak korban yang meninggal di tempat kerja karena sakit, kekurangan makan, kelelahan atau kecelakaan.
Pada akhir tahun 1944, Jepang benar-benar terdesak dalam Perang Asia Timur Raya. Bayang-bayang kekalahan Jepang mulai nampak karena seluruh garis pertahanan Jepang di Pasifik sudah hancur oleh serangan sekutu.
ADVERTISEMENT
Tepat pada 6 dan 9 Agustus 1945 pukul 8.15 waktu Jepang, Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di kota Hiroshima dan Nagasaki dari ketinggian hampir 10 ribu meter. Ratusan ribu orang meninggal seketika, sisanya terluka seumur hidup, dan hanya sedikit yang sanggup untuk bertahan.
Pengeboman tersebut melumpuhkan kondisi politik dan ekonomi Jepang. Karena itu, pada 14 Agustus 1945, Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu. Kemudian tiga hari setelahnya, yakni pada 17 Agustus 1945, bangsa Indonesia berhasil memproklamasikan kemerdekaan.
(NDA)