Konten dari Pengguna

Berapa Rentang Masa Inkubasi Penyakit MERS? Ini Penjelasannya

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
8 Mei 2025 13:30 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi virus MERS. Foto: Shutter stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi virus MERS. Foto: Shutter stock
ADVERTISEMENT
Middle East Respiratory Syndrome (MERS) adalah salah satu penyakit mematikan yang menginfeksi saluran pernapasan. Penyebabnya adalah subtipe baru dari virus corona yang disebut MERS-Cov.
ADVERTISEMENT
Sesuai namanya, penyakit MERS mewabah di Timur Tengah (Middle East). Dikutip dari laman Kemenkes, kasus pertama penyakit pernapasan ini ditemukan di Arab Saudi pada September 2012.
Saat seseorang terjangkit virus MERS-Cov, gejalanya tidak akan langsung muncul di hari yang sama. Nah, rentang waktu antara infeksi virus hingga munculnya gejala disebut masa inkubasi. Lantas, berapa rentang masa inkubasi penyakit MERS?

Berapa Rentang Masa Inkubasi Penyakit MERS?

Ilustrasi virus MERS. Foto: Shutterstock
Merujuk pada laman Center of Disease Control (CDC), kebanyakan orang yang terpapar MERS-Cov mengalami gejala sekitar 5 hari setelah terinfeksi. Namun, masa inkubasi penyakit ini sebenarnya berkisar antara 2-14 hari.
Pada orang yang memiliki riwayat penyakit kronis kemudian terpapar virus MERS-Cov, waktu rata-rata dari awal gejala muncul hingga kondisinya memburuk adalah sekitar 5 hari. Kemudian, waktu rata-rata dari awal gejala muncul hingga kematian adalah sekitar 12 hari.
ADVERTISEMENT
MERS memang salah satu penyakit yang mematikan. Tingkat kematiannya yang dilaporkan ke World Health Organization (WHO) adalah sekitar 35%.
Sebagian besar kasus pasien MERS meninggal dipengaruhi oleh kondisi medis yang sudah diderita pasien itu sebelumnya. Biasanya mereka memiliki riwayat penyakit ginjal, kanker, diabetes, serta sistem kekebalan yang lemah.
Pada orang yang sistem kekebalan tubuhnya kuat, biasanya hanya mengalami gejala ringan atau bahkan tanpa gejala. Peluang sembuhnya pun lebih besar.
Gejala umum MERS meliputi demam, dispnea (sesak napas), batuk kering, menggigil, sakit kepala, dan nyeri otot. Tanda lainnya yang mungkin muncul adalah sakit tenggorokan, coryza (hidung berair dan/atau bersin), batuk berdahak, mual dan muntah, diare, serta nyeri perut.

Penularan Penyakit MERS

Ilustrasi Virus MERS. Foto: Shutter Stock
MERS-Cov adalah virus zoonosis yang berarti dapat ditularkan dari hewan ke manusia. Dikutip dari WHO, penelitian telah menunjukkan bahwa manusia bisa terserang penyakit ini melalui kontak langsung ataupun tidak langsung dengan unta yang terinfeksi.
ADVERTISEMENT
Penularan antar manusia juga dapat terjadi melalui percikan dahak (droplet) pada saat pasien MERS batuk atau bersin. Bisa juga melalui kontak dengan benda yang terkontaminasi virus.
Penyakit ini pernah mewabah di rumah sakit Arab Saudi dan Korea Selatan. Itu karena petugas kesehatan dan pasien memang lebih rentan terpapar beragam virus.
Faktanya, sekitar 80% kasus MERS di Arab Saudi diakibatkan oleh kontak dengan unta, dan terinfeksi di rumah sakit. Di luar lingkungan rumah sakit, belum ada penularan antar manusia secara berkelanjutan yang dilaporkan.
Meski begitu, setiap individu tetap harus melakukan langkah pencegahan saat berada di luar rumah sakit. WHO menganjurkan untuk menjaga kebersihan diri, terutama saat mengunjungi peternakan, pasar, atau tempat lain di mana terdapat unta atau hewan lain.
ADVERTISEMENT
Cuci tangan secara teratur sebelum dan sesudah menyentuh hewan. Selain itu, hindari kontak dengan hewan yang sakit.
(DEL)