Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Biografi Sunan Gresik, Anggota Wali Songo yang Menyebarkan Islam di Indonesia
10 Juni 2022 8:29 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Berkembangnya ajaran Islam tidak luput dari peran Wali Songo yang menyebarkan agama tersebut. Wali Songo adalah sembilan wali atau tokoh Islam yang dihormati di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa. Setiap Wali Songo memiliki sebutan gelar “Sunan” dalam bahasa Jawa, yang berarti “seseorang yang terhormat”.
ADVERTISEMENT
Sebagian besar wali juga memiliki panggilan “Raden” karena merupakan keturunan dari ningrat, yakni keluarga bangsawan Jawa. Salah satu tokoh Wali Songo yang dikenal ialah Sunan Gresik yang memiliki nama asli yakni Sunan Maulana Malik Ibrahim.
Mengutip buku Sejarah Kebudayaan Islam Madrasah Ibtidaiyah Kelas VI oleh Yusak Burhanudin dan Ahmad Fida’, beliau adalah Wali Songo pertama yang menyebarkan ajaran agama Islam, khususnya di daerah Gresik, Jawa Timur. Sunan Gresik menyebarkan ajaran agama Islam dengan cara berdagang , membuka pengobatan gratis, dan lainnya.
Beliau pertama kali datang ke Gresik pada tahun 1404 M di Desa Sembalo, yang pada saat itu masih berada dalam kekuasaan Majapahit. Saat ini Desa Sembalo telah berganti nama menjadi Desa Leran, yang berada di Kecamatan Manyar, sekitar sembilan meter ke arah utara Kota Gresik.
ADVERTISEMENT
Untuk mengetahui biografi lengkapnya, simak informasi lebih lanjut mengenai biografi Sunan Gresik di bawah ini.
Biografi Sunan Gresik
Rizem Azid menuliskan dalam buku Sejarah Islam Nusantara, bahwa Sunan Gresik juga dikenal dengan julukan Syekh Maghribi atau Maulana Maghribi. Julukan lainnya adalah Sunan Tandhes, Sunan Raja Wali, Wali Quthub, Mursyidur Aulia’ Wali Sanga, Sayyidul Auliya Wali Sanga, Ki Ageng Bantal, dan Maulana Makhdum Ibrahim I.
Karena dianggap sebagai wali pertama yang datang ke Jawa, maka Sunan Gresik dipandang sebagai wali paling senior di antara walisongo yang lainnya. Menurut sumber lisan dan cerita rakyat, beliau datang ke Nusantara dan mulai menyiarkan agama Islam dengan mendirikan masjid di Desa Pasucinan, Kecamatan Manyak.
Mengenal biografi Sunan Gresik, salah satu versi menyebutkan bahwa Sunan Gresik merupakan keturunan ke-22 dari Nabi Muhammad SAW. Beliau diperkirakan lahir di Samarkand, Asia Tengah, pada paruh awal abad ke-14 M.
ADVERTISEMENT
Sunan Gresik masih memiliki ikatan bersaudara dengan Maulana Ishaq (ayah dari Sunan Giri), yakni seorang ulama yang terkenal di Samudra Pasai. Keduanya merupakan anak dari seorang ulama Persia yang bernama Maulana Jumadil Kubro, yang diyakini sebagai keturunan ke-10 dari Zainal Abidin bin Hussein, cucu Nabi Muhammad SAW.
Sunan Gresik pernah bermukim di Campa selama 13 tahun. Di sana, beliau menikahi putri raja yang memberinya dua orang putra, yakni Raden Rahmad atau Sunan Ampel dan Ali Murtadha yang biasa disebut dengan Raden Santri.
Di Gresik, beliau mendirikan pondok pesantren dan mulai berdakwah dengan cara mendekati masyarakat desa dan mempelajari budaya masyarakat Jawa. Dalam berdakwah, Sunan Gresik menggunakan cara yang bijaksana dan strategi yang tepat berdasarkan ajaran Alquran dalam surat An-Nahl ayat 125.
ADVERTISEMENT
Sunan Gresik dikenal sebagai orang yang lemah lembut, welas asih, dan ramah tamah kepada semua orang, baik sesama Muslim atau nonMuslim. Selain itu, Sunan Gresik juga mengenalkan cara-cara baru dalam bercocok tanam.
Sifatnya inilah yang kemudian membuatnya dikenal sebagai tokoh masyarakat yang paling disegani dan dihormati. Kepribadiannya yang baik itulah yang menarik hati penduduk setempat sehingga mereka berbondong-bondong masuk agama Islam dengan sukarela dan menjadi pengikut setianya.
Akidah dan madzhab fiqh yang dianutnya ialah Islam Ahlussunnah wal Jamaah dan bermadzhab Syafi’i dalam urusan fiqh. Selama menyebarkan agama Islam, Sunan Gresik merupakan mursyid dari 9 tarekat mu’tabarah walisongo yakni Tarekat ‘Alawiyah, Qadiriyah, Naqsyabandiyah, Syadziliyah, Sanusiyah, Maulawiyah, Nur Muhammadiyah,Khidiriyah, dan Al-Ahadiyah.
Sunan Gresik terus menerus berdakwah di Gresik hingga akhir hayatnya, yakni pada tahun 1419 Masehi. Beliau meninggal pada hari Senin, 12 Rabiul Awal 822 Masehi yang bertepatan dengan tanggal 8 April. Saat ini, makam Sunan Gresik terdapat di Kampung Gapura, Gresik, Jawa Timur.
ADVERTISEMENT
(IMR)