Cara Meditasi dalam Islam untuk Menenangkan Pikiran

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
9 Januari 2023 9:51 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi meditasi dalam Islam. Foto: AP Photo/Rahmat Gul
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi meditasi dalam Islam. Foto: AP Photo/Rahmat Gul
ADVERTISEMENT
Meditasi dapat didefinisikan sebagai cara menenangkan diri, meningkatkan konsentrasi, dan memfokuskan pikiran. Meditasi sering kali dihubungkan dengan ajaran agama tertentu. Lantas, bagaimana hukum meditasi dalam Islam?
ADVERTISEMENT
Meditasi berasal dari bahasa Latin meditatio, yang artinya merenungkan, meresapkan, atau kontemplasi. Dijelaskan dalam buku Sejarah Peradaban Dunia Kuno Empat Benua oleh Anisa Septianingrum, meditasi dalam agama Hindu merupakan bagian dari tahap-tahap mendekatkan diri pada Tuhan.
Eratnya hubungan meditasi dengan agama Hindu membuat sebagian umat Muslim ragu melakukannya. Mereka khawatir bermeditasi sama saja seperti melakukan ritual agama lain yang tidak boleh diterapkan dalam Islam.
Namun, meditasi dalam Islam sejatinya dibolehkan selama dilakukan sesuai dengan prinsip dan praktik ajaran Alquran serta sunnah Rasulullah SAW. Bagi yang ingin melakukannya, berikut penjelasan tentang cara meditasi dalam Islam yang dapat disimak.

Meditasi dalam Islam

Ilustrasi meditasi Foto: Shutterstock
Mengutip buku Pandangan Hidup Muslim tulisan Hamka, meditasi dalam Islam disebut dengan tafakur atau tawajjuh (menghadap muka) kepada ilahi. Ini merupakan bagian dari ibadah yang dilakukan untuk memikirkan, merenungkan, serta mengingat Allah SWT.
ADVERTISEMENT
Kegiatan tafakur sangat dianjurkan, bahkan Rasulullah menyebut tafakur memiliki nilai ibadah yang sangat besar. Beliau bersabda, “Merenung (tafakur) sesaat, lebih baik daripada ibadah setahun.” (HR. Abu Hamid)
Sanerya Hendrawan dalam buku Spiritual Management menjelaskan, sebagai meditasi dalam Islam, tafakur bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran di dalam diri tentang kekuasaan, kebesaran, dan keagungan Allah dalam setiap ciptaan-Nya.
Dalam prosesnya, tafakur mengagungkan nama-nama Allah atau Asmaul Husna yang mewakili segala sifat-Nya. Dengan begitu, diharapkan umat Muslim dapat menyadari seberapa agung dan besarnya kuasa Allah SWT.
Ilustrasi meditasi dalam Islam. Foto: Shutterstock
Tafakur menjadi salah satu ciri yang melekat pada umat beriman yang berusaha menjernihkan pikiran untuk memahami hakikat, arti, juga makna di balik segala peristiwa yang berlangsung di kehidupannya. Sebagaimana yang disebutkan Allah dalam firman-Nya:
ADVERTISEMENT
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah SWT sambil berdiri atau duduk dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): ‘Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa api neraka." (QS. Ali-Imran: 190-191)
Mengutip buku Misteri Bulan Ramadhan oleh Yusuf Burhanudin, meditasi dalam Islam juga merujuk pada itikaf, yaitu berdiam diri di masjid untuk beribadah dengan cara tertentu. Itikaf biasanya dilakukan selama bulan Ramadhan dengan cara melaksanakan salat, bertasbih, berdzikir, dan membaca Alquran.
Umat Muslim yang beritikaf harus berdiam diri di masjid dalam waktu tertentu, tidak boleh keluar kecuali untuk keperluan penting, dan tidak boleh bersetubuh. Selama waktu ini, seorang Muslim harus memfokuskan hati dan pikirannya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
ADVERTISEMENT
Sama seperti meditasi, itikaf pun bertujuan untuk membersihkan hati dan pikiran. Ini adalah ibadah yang disukai Allah jika dilaksanakan dengan niat yang tulus dan ikhlas.
(ADS)