Konten dari Pengguna

Cara Mengerjakan Tes Koran dalam Psikotes dan Tips Menjawabnya

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
27 Juli 2022 12:02 WIB
·
waktu baca 5 menit
clock
Diperbarui 15 Mei 2023 14:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi mengerjakan tes koran. Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mengerjakan tes koran. Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
Tes koran atau dikenal sebagai tes Pauli-Kraepelin adalah salah satu jenis psikotes yang digunakan untuk mengungkap kepribadian dan kemampuan khusus dalam diri seseorang. Disebut dengan tes koran karena soal pada tes ini dicetak dalam kertas seukuran koran.
ADVERTISEMENT
Untuk memahami dengan jelas, artikel ini akan membahas lebih lanjut mengenai tes koran, mulai dari pengertian, contoh, cara mengerjakan, hingga penilaian tesnya yang bisa dipahami.

Apa Itu Tes Koran?

Ilustrasi latihan mengerjakan tes koran. Foto: Pexels
Tes koran adalah tes kemampuan dasar menghitung cepat dengan sarana berupa kertas seperti koran. Dalam tes ini, peserta akan diberikan sebuah kertas yang terdapat angka-angka yang tersusun dalam puluhan kolom.
Dikutip dari Top Bank Semua Jenis Soal Tes Masuk TNI POLRI Paling Akurat oleh Wulan Sasmita (2016: 57), tes koran diciptakan oleh Emil Kraepelin dengan tujuan untuk mendiagnosis gangguan otak, yaitu alzheimer dan demensia.
Lalu, tes ini dikembangkan oleh Richard Pauli, sehingga memiliki standar tertentu yang dapat digunakan untuk mendapatkan data kepribadian seseorang.
ADVERTISEMENT
Tes koran menyajikan angka-angka dalam kertas besar atau seukuran A3 berbentuk kolom dan tersusun atas-bawah. Tes ini biasa dipakai perusahaan untuk menyeleksi pelamar kerja agar dapat menilai kemauan dan kemampuan kerja kandidat.

Perbedaan Tes Pauli dan Tes Kraepelin

Ilustrasi seorang pelajar yang mengerjakan tes koran. Foto: Pexels
Tes Pauli dan tes Kraepelin adalah dua jenis tes psikologi yang sering digunakan dalam penelitian dan diagnosis gangguan psikologis. Meskipun mirip dalam beberapa aspek, keduanya memiliki perbedaan dalam hal tujuan, metode, dan penggunaannya.
Dikutip dari Panduan Resmi Tes Psikotes Terlengkap oleh Tim Bintang Psikologi (2018: 365-366), berikut adalah penjelasan lebih detail mengenai perbedaan tes Pauli dan tes Kraepelin.

1. Metode Tes

Metode tes Pauli adalah menjumlahkan angka-angka tersebut dari atas ke bawah. Sementara pada tes Kraepelin, penjumlahan dilakukan dari bawah ke atas.
ADVERTISEMENT

2. Aturan Tes

Pada tes Pauli, Anda akan mengerjakan deretan angka tersebut dalam waktu 60 menit dan setiap interval waktu tertentu akan ada aba-aba "garis".
Anda akan menggaris batas terakhir hasil kerja Anda. Kemudian dengan segera mungkin melanjutkan proses penjumlahan.
Sementara pada tes Kraepelin, waktu yang disediakan adalah 30 menit dengan setiap interval waktu tertentu ada aba-aba "pindah". Saat itu, Anda harus segera pindah ke kolom berikutnya dan kembali memulai penjumlahan.

3. Penggunaan Tes

Tes Pauli digunakan dalam berbagai bidang, termasuk psikologi, psikiatri, dan penelitian kognitif. Tes ini berguna untuk mengukur kemampuan kognitif, kecepatan reaksi, dan konsentrasi individu.
Di sisi lain, tes Kraepelin sering digunakan dalam penelitian psikiatri, terutama untuk mempelajari gangguan emosional. Tes ini membantu dalam mengamati respons emosional individu terhadap tugas penjumlahan angka.
ADVERTISEMENT

Contoh Tes Koran

Ilustrasi contoh tes koran. Foto: Dok. Istimewa
Gambar di atas adalah contoh tes koran yang sering digunakan pada saat psikotes. Terlihat banyak deret angka dengan beberapa baris dan kolom. Setiap baris tersebut nantinya akan Anda kerjakan sesuai dengan instruksi yang diberikan.

Penilaian Tes Koran

Ilustrasi mengerjakan tes koran. Foto: Pexels
Dalam penilaian tes koran, terdapat beberapa faktor penting yang dinilai, yaitu kecepatan, ketelitian, kestabilan, dan ketahanan. Adapun penjelasan lebih detail mengenai penilaian tes koran adalah sebagai berikut.

1. Kecepatan

Kecepatan merupakan faktor penting yang mengukur seberapa cepat individu dapat menyelesaikan tugas penjumlahan angka dari atas ke bawah atau dari bawah ke atas. Kecepatan yang tinggi menunjukkan kemampuan individu dalam memproses informasi dengan cepat dan efisien.

2. Ketelitian

Ketelitian adalah faktor lain yang dievaluasi dalam penilaian tes koran. Faktor ini mengukur sejauh mana individu dapat membaca dengan akurat dan menghindari kesalahan.
ADVERTISEMENT
Ketelitian diukur dengan melihat jumlah kesalahan dalam melakukan penjumlahan angka. Ketelitian yang tinggi menunjukkan kemampuan individu dalam melakukan tugas dengan akurat dan cermat.

3. Kestabilan

Kestabilan mengacu pada kemampuan individu untuk menjaga konsistensi dan stabilitas performa selama melakukan tes koran. Penilaian ini mengukur sejauh mana individu dapat mempertahankan tingkat kecepatan, ketelitian, dan fokus yang konsisten sepanjang tes.
Kestabilan yang baik menunjukkan kemampuan individu untuk menjaga fokus dan konsentrasi dalam membaca tanpa terpengaruh oleh faktor-faktor eksternal atau kelelahan.

4. Ketahanan

Ketahanan mengacu pada kemampuan individu untuk mempertahankan performa membaca yang baik dalam jangka waktu lama atau saat dihadapkan pada tugas yang lebih menantang.
Ketahanan mengukur sejauh mana individu dapat mempertahankan kecepatan, ketelitian, dan konsentrasi yang baik ketika dihadapkan pada tugas yang membutuhkan ketahanan mental dan fisik yang lebih tinggi.
ADVERTISEMENT

Cara Mengerjakan Tes Koran

Ilustrasi berlatih mengerjakan tes koran. Foto: Pexels
Dalam mengerjakan tes koran, peserta hanya diminta untuk menyelesaikan hitungan sederhana, yaitu menjumlahkan deretan angka. Masalahnya, jumlah deretan angka yang diberikan sangat banyak, yakni sebesar lembaran koran.
Semakin banyak kesalahan yang dibuat menunjukkan bahwa peserta tes yang bersangkutan kurang memiliki kecepatan, daya tahan, kemauan, ketelitian, stabilitas emosi, dan penyesuaian diri terhadap tekanan pekerjaan yang diberikan.
Secara umum, tes koran menyajikan angka-angka yang tersusun vertikal dalam selembar kertas besar. Angka-angka yang tersusun terdiri atas beberapa kolom.
Ilustrasi lembar kerja tes koran. Foto: Dok. Istimewa
Tes koran dikerjakan dengan cara menjumlahkan dua angka vertikal secara urut dari bagian atas hingga bagian bawah. Hasil penjumlahan kedua angka kemudian harus dituliskan di samping kedua angka tersebut.
Jika ternyata hasil dari penjumlahan kedua angka mencapai dua digit, peserta tes cukup menuliskan bilangan satuannya saja di lembar tes. Berikut ini cara mengerjakan tes koran:
ADVERTISEMENT

Tips Mengerjakan Tes Koran

Ilustrasi berlatih mengerjakan tes koran. Foto: Pexels
Meski terlihat sederhana, tes koran merupakan jenis psikotes yang membutuhan ketelitian dan kecermatan yang tinggi. Agar dapat mengerjakan tes ini dengan benar, berikut beberapa tips dan trik dalam menjawab soal yang bisa diikuti.

1. Konsentrasi Penuh

Saat lembar kerja dibagikan sebelum waktu mengerjakan dimulai, kondisikan tubuh dan pikiran pada posisi yang rileks dan penuh konsentrasi.
ADVERTISEMENT

2. Perhatikan Petunjuk

Dengarkan instruksi petunjuk pengerjaan dengan saksama, termasuk kapan harus memulai dan kapan harus selesai mengerjakan.

3. Kerjakan Soal dengan Cepat dan Teliti

Saat mengerjakan soal, pusatkan fokus hanya pada angka-angka yang ada di lembar kerja dan kerjakan secara teliti.

4. Pertahankan Ritme Kerja

Temukan ritme pengerjaan soal dengan cepat dan pertahankan ritme tersebut untuk membantu mendapatkan hasil tes yang stabil pada setiap kolomnya.
(SFR)