Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Konten dari Pengguna
Ciri-Ciri Orang Tua Durhaka dalam Islam
17 Februari 2023 8:27 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Dalam Islam , kewajiban orang tua akan anaknya telah diatur secara terperinci. Banyak dalil yang menjelaskan mengenai kewajiban orang tua atas anaknya salah satunya dalam surat An-Nisa ayat 9.
Allah berfirman yang artinya:
“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatirkan terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar”(QS. An-Nisa :9)
Lalu, apa saja contoh perbuatan orang tua yang menyebabkan ia durhaka kepada anaknya?
Pengertian Orang Tua Durhaka
Mengutip jurnal ilmiah bertajuk Konsep Orang Tua Yang Durhaka Dalam Perspektif Islam oleh Siti Suwaibatul Aslamiyah, disampaikan bahwa orang tua durhaka adalah mereka yang tidak dapat memenuhi kewajibannya sebagai orang tua dikarenakan lalai. Akibat dari kelalaiannya tersebut membuat anak-anak mereka menjadi terlantar dan jauh dari ilmu agama.
ADVERTISEMENT
Dalam Islam, anak-anak disebut sebagai amanah Allah. Oleh karenanya, Allah akan meminta pertanggung jawaban dari pihak yang diberikan amanah tersebut.
Mengacu pada kisah yang ditulis dalam kitab al-Fawaid al-Mukhtarah karya Habib Ali bin Hasan Baharun, dikisahkan pada masa pemerintahan Umar ra, beliau pernah menerima aduan dari seorang anak atas perilaku orang tuanya yang durhaka.
“Wahai Amirul Mukminin. Bukankah orang tua juga punya kewajiban kepada anaknya?” tanya seorang anak kepada Umar.
“Ya, benar,” ujar Sayyidina Umar.
“Lantas apa itu kewajiban orang tua kepada anaknya?” si anak kembali bertanya kepada Khalifah Umar.
Umar mengatakan,
أَنْ يَنْتَقِيَ أُمَّهُ وَيُحَسِّنَ اسْمَهُ وَيُعَلِّمُهُ الْكِتَابَ
“Memilihkan ibu yang baik untuknya, memberinya nama yang bagus, dan mengajarkannya Al-Quran”.
ADVERTISEMENT
Lalu anak kecil itu berkata kepada Umar “Wahai Amirul Mukminin. Sungguh Ayahku ini tidak melakukan tiga hal tersebut. Ibuku adalah seorang negro dari keturunan Majusi. Ayahku menamaiku “Kumbang”. Dan tidak pernah Ia mengajariku satu huruf pun dari Al-Qur’an,”
Mendengar penjelasan anak tersebut, Khalifah Umar justru menegur keras orang tua dari anak tersebut. Beliau memandang ke arah orang tua si anak dan memberinya nasihat:
جِئْتَ تَشْكُوْ عُقُوْقَ ابْنِكَ وَقَدْ عَقَقْتَهُ قَبْلَ أَنْ يَعُقَّكَ وَأَسَأْتَ إِلَيْهِ قَبْلَ أَنْ يُسِيْئَ إِلَيْكَ
“Anda mengadu kepadaku akan kenakalan anakmu, sementara anda sendiri telah durhaka kepadanya sebelum dia durhaka kepadamu. Anda telah memperlakukannya dengan buruk sebelum ia memperlakukan buruk kepadamu!”
Melalui kisah tersebut, kita dapat mengambil pelajaran bahwa menjadi orang tua tidak hanya sekedar melahirkan dan membesarkan anak. Di dalamnya harus disertai perawatan, kasih sayang, dan pendidikan agama kepada anak. Sebagaimana yang Allah contohkan pada kisah Luqman Al-Hakim dan anaknya.
ADVERTISEMENT
Allah berfirman dalam surat Luqman ayat 13, Allah berfirman:
وإذ قال لقمٰن لابنه وهو يعظه يٰبنيّ لا تشرك بالله إنّ الشّرك لظلم عظيم
"Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar” (Qs. Luqman:13)
Maka, hati-hatilah sebagai orang tua, jangan sampai menjadi orang tua yang durhaka. Karena sejatinya anak adalah titipan Allah yang akan dimintai pertanggung jawaban oleh-Nya.
(PHR)