Konten dari Pengguna

Contoh Jawaban Koneksi Antar Materi Modul 2.3 Program Guru Penggerak

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
8 Juli 2024 17:00 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Modul 2.3 adalah modul pembelajaran dalam program Guru Penggerak yang membahas tentang teknik coaching. Foto: Pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Modul 2.3 adalah modul pembelajaran dalam program Guru Penggerak yang membahas tentang teknik coaching. Foto: Pexels.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Modul 2.3:Coaching untuk Supervisi Akademik adalah salah satu modul pembelajaran pada program Guru Penggerak. Modul ini bertujuan untuk membantu Calon Guru Penggerak (CGP) agar dapat meningkatkan kualitas pengajaran dan pengembangan diri melalui pendekatan coaching.
ADVERTISEMENT
Pada bagian koneksi antarmateri, CGP akan diminta untuk menyimpulkan serta menjelaskan keterkaitan materi yang dipelajari pada modul ini dengan materi-materi pada modul-modul sebelumnya. CGP akan diberikan tugas khusus yang wajib dikumpulkan sesuai instruksi yang diberikan.
Agar lebih paham, di bawah ini adalah contoh jawaban koneksi antar materi modul 2.3 yang dapat dijadikan sebagai referensi.

Contoh Jawaban Koneksi Antar Materi Modul 2.3

Tugas koneksi antar materi modul 2.3 adalah salah satu tugas yang wajib dikerjakan CGP. Foto: Pexels.com
Mengutip modul Coaching untuk Supervisi Akademik susunan Monika Irayati, dkk., pada bagian koneksi antarmateri, CGP perlu membuat kesimpulan dan refleksi mengenai hubungan materi dalam modul 2.3 dengan modul lain yang disajikan dalam bentuk media informasi, seperti artikel, ilustrasi, grafik, video, rekaman audio, screencast presentasi, dan lainnya.
Sebagai panduan, berikut ini contoh jawaban tugas koneksi antarmateri modul 2.3 yang disusun oleh Heryanah, M.Pd dalam bentuk screencast presentasi sebagaimana yang dikutip dari kanal YouTube Heryanah Ana:
ADVERTISEMENT
Pengalaman/materi pembelajaran yang baru saja diperoleh
Dalam modul 2.3 ini, saya mempelajari tentang supervisi akademik yang bertujuan untuk mengembangkan kompetensi diri setiap pendidik di sekolah. Pendekatan yang digunakan adalah coaching, yang memiliki tiga prinsip utama yaitu kemitraan, proses kreatif, dan memaksimalkan potensi. Kompetensi inti coaching yang harus dimiliki di antaranya adalah kehadiran penuh (presence), mendengarkan aktif, dan mengajukan pertanyaan berbobot. Percakapan berbasis coaching menggunakan alur TIRTA, yaitu Tujuan, Identifikasi, Rencana Aksi, dan Tanggung Jawab. Terdapat tiga tahapan dalam supervisi akademik, yaitu pra observasi (perencanaan), observasi (pelaksanaan), dan pasca observasi (tindak lanjut).
Emosi-emosi yang dirasakan terkait pengalaman belajar
ADVERTISEMENT
Apa yang sudah baik berkaitan dengan keterlibatan diri dalam proses belajar?
Saya mampu berkolaborasi dengan rekan sesama CGP saat mempraktikkan proses coaching menggunakan alur TIRTA dan sesuai dengan prinsip coaching dalam ruang kolaborasi dan demonstrasi kontekstual, baik berperan sebagai coach, coachee, maupun pengamat (observer).
Apa yang perlu diperbaiki terkait dengan keterlibatan diri dalam proses belajar?
Hal yang perlu diperbaiki adalah kemampuan dalam mengajukan pertanyaan berbobot agar dapat menggali informasi permasalahan pada diri coachee sehingga dapat menemukan solusi atas permasalahan yang dihadapi.
Keterkaitan terhadap kompetensi dan kematangan diri pribadi
Setelah mempelajari modul 2.3 tentang coaching dalam supervisi akademik, kompetensi saya mulai berkembang. Ini ditandai dengan kemampuan saya mempraktikkan proses coaching menggunakan alur TIRTA, baik sebagai coach, coachee, maupun pengamat. Saat mempraktikkan proses coaching, saya harus mampu mengendalikan diri dari asumsi-asumsi pribadi dan emosi sehingga dapat berpikir dan bertindak secara matang sesuai dengan prinsip coaching yaitu kemitraan, proses kreatif, dan memaksimalkan potensi.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi peserta CGP menyusun tugas koneksi antar materi modul 2.3. Foto: Pexels.com
Analisis untuk implementasi dalam konteks CGP
1. Memunculkan pertanyaan kritis yang berhubungan dengan konsep materi dan menggalinya lebih jauh
Bagaimana caranya agar konsep coaching dapat diimplementasikan dalam proses supervisi di lingkungan sekolah?
Prinsip coaching dapat diterapkan jika kepala sekolah memiliki pengetahuan tentang coaching dalam supervisi akademik dan mau mengaplikasikannya. Kegiatan supervisi tidak hanya bertujuan sebagai bagian penilaian guru, tetapi juga sebagai cara untuk meningkatkan kompetensi akademik guru. Supervisi harus mencakup percakapan pra observasi dan pasca observasi. Dalam percakapan pra observasi, kepala sekolah harus mendiskusikan perencanaan yang akan dilakukan oleh guru, sedangkan saat pasca observasi, kepala sekolah memberikan umpan balik atau tindak lanjut terkait pelaksanaan observasi kelas yang dilakukan oleh guru.
ADVERTISEMENT
2. Mengolah materi yang dipelajari dengan pemikiran pribadi sehingga tergali wawasan (insight) baru
Coaching dalam supervisi akademik dapat berpengaruh dalam mewujudkan pemimpin pembelajaran yang berpihak pada murid. Pembelajaran yang berpihak pada murid adalah hal yang sangat penting untuk diterapkan dalam lingkungan sekolah. Agar dapat mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada murid, guru harus memiliki kompetensi menjadi pemimpin pembelajaran. Menjadi pemimpin pembelajaran berarti memahami perkembangan murid secara menyeluruh, tidak hanya aspek kognitif tetapi juga karakter dan sosial emosional murid. Dengan demikian, tujuan coaching dalam supervisi akademik adalah mengembangkan kompetensi guru agar kinerja mereka meningkat dan pembelajaran yang berpihak pada murid dapat terwujud.
ADVERTISEMENT
3. Menganalisis tantangan yang sesuai dengan konteks asal CGP (baik tingkat sekolah maupun daerah)
Tantangan terberat adalah menyamakan pemahaman tentang coaching dalam supervisi akademik kepada komunitas sekolah. Supervisi akademik sering dianggap sebagai penilaian rutin kepala sekolah terhadap guru saja, padahal seharusnya dapat dijadikan sebagai pedoman untuk meningkatkan kompetensi guru.
4. Memunculkan alternatif solusi terhadap tantangan yang diidentifikasi
ADVERTISEMENT
Membuat keterhubungan
1. Pengalaman masa lalu
Saya pernah disupervisi oleh kepala sekolah dan pengawas sekolah, namun kegiatan supervisi tersebut hanyalah sebatas menjalankan kewajiban saja tanpa mengetahui makna supervisi yang sebenarnya. Kegiatan supervisi akademik hanya dilakukan saat kepala sekolah atau pengawas melakukan observasi kelas saja tanpa adanya kegiatan pra observasi dan pasca observasi, sehingga hanya sebatas pemberian nilai kepada guru saja.
2. Penerapan di masa mendatang
Ke depan, kegiatan supervisi ini harus dijadikan salah satu bagian dalam peningkatan kompetensi guru dalam bidang akademik dengan menggunakan prinsip coaching yaitu kemitraan, proses kreatif, dan memaksimalkan potensi.
ADVERTISEMENT
Konsep atau praktik baik yang dilakukan dari modul lain yang telah dipelajari
1. Modul 2.1
Dalam pembelajaran berdiferensiasi, murid dikelompokkan berdasarkan kebutuhan belajarnya agar dapat memaksimalkan potensi yang dimiliki. Begitu pula dengan praktik coaching, yang harus memaksimalkan potensi coachee agar dapat menemukan sendiri solusi atas permasalahan yang dihadapi.
2. Modul 2.2
Dalam pembelajaran sosial emosional, terdapat teknik STOP dan mindfulness yang dilakukan untuk menciptakan suasana yang lebih kondusif. Saat melakukan coaching, seorang coach harus menerapkan teknik ini agar dapat fokus dan hadir sepenuhnya saat melakukan proses coaching.
(SAI)