Konten dari Pengguna

Contoh Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.1 dan Model Penulisannya

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
27 Juni 2024 15:00 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi guru membuat refleksi dwi mingguan modul 1.1. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi guru membuat refleksi dwi mingguan modul 1.1. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Jurnal refleksi dwi mingguan Modul 1.1 dipandang sebagai elemen penting dalam pengembangan keprofesian calon guru penggerak. Jurnal ini dapat mendorong guru untuk mengaitkan teori dan praktik dalam kegiatan pembelajaran.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari buku Using Journal Writing to Enhance Student Teacher’s Reflectivity Durng Field Experience Placements susunan J. Bain, dkk (1999), jurnal refleksi juga bisa membantu calon guru penggerak menumbuhkan keterampilan dalam mengevaluasi sebuah topik secara kritis.
Dengan menulis jurnal refleksi secara rutin, guru dapat merenungi apakah praktik yang dijalankannya sudah sesuai atau belum. Sehingga, ia bisa memikirkan langkah selanjutnya untuk memperbaiki metode yang kurang optimal.
Modul 1.1 membahas soal reflektif kritis soal konsep pendidikan Ki Hajar Dewantara sebagai Bapak Pendidikan Indonesia. Yuk, pelajari contoh jurnal refleksi dwi mingguan pembelajarannya lewat artikel berikut ini.

Model Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.1 Guru Penggerak

Ilustrasi guru membuat jurnal refleksi di sekolah. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Perlu latihan dan pembiasaan ketika membuat jurnal refleksi pembelajaran. Sesuai dengan namanya, jurnal refleksi dwi mingguan ini dibuat setiap dua minggu sekali.
ADVERTISEMENT
Calon guru penggerak dibolehkan untuk memilih model refleksi apa saja yang dikuasainya. Misalnya model 4F (Facts, Feelings, Findings, Future) yang dikembangkan oleh Dr. Roger Greenaway.
Dikutip dari laman Kemdikbud, model 4F ini dapat mencerminkan peristiwa, perasaan, pembelajaran, dan penerapan yang dilalui guru dalam proses pembelajaran di kelas. Apa saja isinya?

1. Facts (Peristiwa)

Ceritakan pengalaman Anda mengikuti pembelajaran pada minggu ini atau pada saat menerapkan aksi nyata ke dalam kelas? Apa hal baik yang saya alami dalam proses tersebut? Ceritakan juga hambatan atau kesulitan Anda selama proses pembelajaran pada minggu ini? Apa yang saya lakukan dalam mengatasi kendala tersebut?

2. Feelings (Perasaan)

Bagaimana perasaan Anda selama pembelajaran berlangsung? Apa yang saya rasakan ketika menerapkan aksi nyata ke dalam kelas? Ceritakan hal yang membuat Anda memiliki perasaan tersebut.
ADVERTISEMENT

3. Findings (Pembelajaran)

Pelajaran apa yang saya dapatkan dari proses ini? Apa hal baru yang saya ketahui mengenai diri saya setelah proses ini?

4. Future (Penerapan)

Apa yang bisa saya lakukan dengan lebih baik jika saya melakukan hal serupa di masa depan? Apa aksi/tindakan yang akan saya lakukan setelah belajar dari peristiwa ini?

Contoh Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.1

Ilustrasi guru di sekolah inklusi. Foto: Shutter Stock
Sebagai referensi, simaklah contoh jurnal refleksi dwi mingguan Modul 1.1 berikut ini:

1. Facts (Peristiwa)

Minggu ini, saya mengikuti pembelajaran tentang "Inovasi dalam Pembelajaran" yang diadakan secara daring. Dalam sesi ini, saya belajar tentang metode "Belajar Berbasis Proyek" dan langsung menerapkannya di kelas Sains.
Siswa saya diajak untuk mengerjakan proyek kelompok yang berkaitan dengan topik pilihan mereka dan saya memfasilitasi mereka untuk merancang dan melaksanakan proyek tersebut. Hasilnya, siswa menunjukkan antusiasme yang tinggi dan terlibat aktif dalam pembelajaran.
ADVERTISEMENT

2. Feelings (Perasaan)

Selama proses pembelajaran dan penerapan metode baru ini, saya merasa sangat bersemangat dan puas. Antusiasme siswa dalam mengikuti proyek membuat saya merasa bangga dan senang sebagai seorang guru.
Saya melihat kebahagiaan di wajah mereka saat mereka berhasil menyelesaikan tugas secara mandiri dan ini membuat saya merasa bahwa usaha saya dalam mengembangkan metode pembelajaran ini sangat berarti.

3. Findings (Pembelajaran)

Dari pengalaman ini, saya belajar bahwa inovasi dalam pembelajaran dapat meningkatkan keterlibatan dan motivasi siswa secara signifikan. Saya menemukan bahwa memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara mandiri melalui proyek dapat mengembangkan kreativitas dan keterampilan berpikir kritis mereka. Saya juga menyadari bahwa saya perlu lebih peka terhadap kebutuhan individu setiap siswa untuk memastikan semua bisa berpartisipasi dengan optimal.
ADVERTISEMENT

4. Future (Penerapan)

Ke depan, saya akan lebih memperhatikan perbedaan kemampuan di antara siswa dan menyesuaikan pendekatan pembelajaran agar lebih inklusif. Saya juga akan memperbanyak penggunaan metode pembelajaran berbasis proyek dan terus mencari cara untuk meningkatkan keterlibatan siswa. Saya akan mengupayakan untuk selalu mengintegrasikan pembelajaran yang kreatif dan relevan dalam kelas saya.
(MSD)