Konten dari Pengguna

Contoh Refleksi Pembelajaran Sosial Emosional Topik 3 PMM 2024

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
9 Oktober 2024 10:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Refleksi Pembelajaran Sosial Emosional Topik 3 Foto: Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Refleksi Pembelajaran Sosial Emosional Topik 3 Foto: Pexels
ADVERTISEMENT
Pada Platform Merdeka Mengajar (PMM), guru diharuskan untuk mengisi kolom refleksi Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) topik 3. Materi ini penting dipahami karena memengaruhi kesuksesan peserta didik di sekolah, dunia pekerjaan, dan kehidupan sosial.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari buku Pendidikan Guru Penggerak Modul 2.2 yang disusun oleh Caesilia Ika dkk., aktivitas yang dilakukan pada materi PSE meliputi pemahaman, pengimplementasian, latihan pemahaman serta pembuatan cerita reflektif pembelajaran.
Kemudian, pada bagian refleksi Pembelajaran Sosial Emosional topik 3, guru harus mengisi pertanyaan reflektif sebagai akhir dari pembelajaran. Bagaimana caranya?

Refleksi Pembelajaran Sosial Emosional Topik 3

Ilustrasi Refleksi Pembelajaran Sosial Emosional Topik 3 Foto: Pexels
Refleksi PSE topik 3 akan berisi cerita reflektif yang merupakan jawaban dari pertanyaan berikut:
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, mengutip dari saluran YouTube Muhammad Imam Suwiji dengan judul Latihan Pemahaman PSE Bagaimana Mewujudkan Kesejahteraan Psikologis Warga Sekolah, berikut ini adalah contoh refleksi yang bisa Anda jadikan acuan.
Peristiwa
Dalam tahapan Aksi Nyata, saya berfokus pada tiga upaya utama untuk mengembangkan keterampilan sosial dan emosional, yaitu Belajar, Berkolaborasi, dan Menjadi Teladan. Sebagai seorang pendidik, saya menyadari pentingnya keterampilan ini tidak hanya untuk diri saya sendiri tetapi juga untuk murid-murid saya.
Belajar
Saya memulai dengan mengikuti pelatihan dan workshop tentang keterampilan sosial dan emosional. Di sana, saya belajar berbagai teknik dan strategi untuk mengelola emosi, meningkatkan empati, dan berkomunikasi secara efektif.
Berkolaborasi
Saya kemudian menerapkan apa yang saya pelajari dengan berkolaborasi dengan rekan-rekan sejawat. Kami membentuk kelompok diskusi untuk berbagi pengalaman dan praktik terbaik dalam mengembangkan keterampilan sosial dan emosional di kelas.
ADVERTISEMENT
Menjadi Teladan
Selanjutnya, saya berusaha menjadi teladan bagi murid-murid saya. Saya menunjukkan bagaimana cara mengelola emosi dengan baik, berkomunikasi dengan respect, dan bekerja sama dalam tim. Saya juga memberikan pujian dan dukungan kepada murid-murid yang menunjukkan keterampilan ini.
Perasaan
Perasaan saya dalam menjalani tahapan ini sangat beragam. Di awal, saya merasa antusias dan bersemangat untuk mempelajari hal-hal baru. Saat berkolaborasi dengan rekan-rekan, saya merasa didukung dan terinspirasi oleh pengalaman mereka. Namun, ada juga momen di mana saya merasa gugup dan khawatir apakah saya bisa menjadi teladan yang baik bagi murid-murid saya.
Pembelajaran
Dari peristiwa ini, saya belajar bahwa mengembangkan keterampilan sosial dan emosional adalah proses yang berkelanjutan dan membutuhkan komitmen. Saya juga menyadari bahwa dukungan dari rekan sejawat sangat penting dalam proses ini. Selain itu, menjadi teladan memerlukan konsistensi dan kesadaran diri yang tinggi.
ADVERTISEMENT
Tindakan yang Akan Dilakukan
Berdasarkan pembelajaran ini, saya berencana untuk terus mengikuti pelatihan dan workshop tentang keterampilan sosial dan emosional. Saya juga akan lebih aktif dalam kelompok diskusi dengan rekan-rekan sejawat untuk terus berbagi dan belajar. Di kelas, saya akan lebih konsisten dalam menunjukkan keterampilan sosial dan emosional yang baik, serta memberikan dukungan lebih kepada murid-murid yang sedang mengembangkan keterampilan ini.
(SFN)