Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Dalil Puasa Asyura dan Tata Cara Mengerjakannya
2 Agustus 2022 11:30 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Kala itu, Nabi Muhammad SAW baru tiba di Madinah, bertepatan dengan hari Asyura di bulan Muharram. Lalu, beliau mendapati orang-orang Yahudi Madinah sedang berpuasa pada hari tersebut.
Nabi Muhammad SAW pun bertanya, puasa apa yang sedang mereka kerjakan. Orang-orang Yahudi itu menjawab bahwa mereka sedang memuliakan hari Asyura, sebab Allah SWT telah menyelamatkan Nabi Musa AS dari kejaran Firaun dan bala tentaranya.
Mendengar jawaban tersebut, Nabi Muhammad SAW pun bersabda, “Aku lebih berhak terhadap Musa daripada kalian (Yahudi), maka kami akan berpuasa pada hari itu sebagai bentuk pengagungan kami terhadap hari itu.” (HR. Abdullah bin Abbas).
Selain dalil puasa asyura di atas, Nabi Muhammad SAW juga menyampaikan sabda lain mengenai puasa asyura. Berikut kumpulan dalil puasa asyura berdasarkan sabda Nabi Muhammad SAW.
ADVERTISEMENT
Dalil Puasa Asyura
Nabi Muhammad SAW mengajak umat Islam untuk menunaikan puasa Asyura di bulan Muharram sebagai bentuk penghormatan kepada Allah SWT. Namun, apabila umat Islam tidak ingin mengerjakannya, maka ia boleh meninggalkannya. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Aisya RA.
“Dahulu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan untuk puasa di hari Asyura. Dan ketika puasa Ramadhan diwajibkan, (beliau bersabda) barangsiapa yang ingin (berpuasa di hari Asyura) ia boleh berpuasa dan barangsiapa yang ingin (tidak berpuasa) ia boleh berbuka.” (HR. Bukhari dari Aisyah RA)
Walau diperbolehkan tidak melaksanakan puasa Asyura, akan lebih baik jika tetap mengerjakannya. Sebab, puasa di bulan Muharram adalah yang paling utama setelah puasa Ramadhan. Hal ini sesuai dengan dalil puasa asyura berikut ini:
ADVERTISEMENT
Abu Hurairah RA berkata, “Rasulullah SAW pernah bersabda: Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah - Muharram. Sementara shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam.” (HR. Muslim dari Abu Hurairah RA)
Keutamaan melaksanakan puasa asyura bagi umat Islam adalah dihapuskan seluruh dosanya setahun yang lalu. Perihal keutamaan puasa asyura ini tercantum dalam hadis riwayat Imam Muslim.
Dari Abi Qatadah, beliau berkata, “Nabi SAW ditanya mengenai keutamaan puasa arafah. Beliau menjawab: Puasa arafah akan menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang. Beliau juga ditanya mengenai keistimewaan puasa asyura. Beliau menjawab: Puasa asyura akan menghapus dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim)
ADVERTISEMENT
Tata Cara Puasa Asyura
Tata cara puasa asyura sebenarnya sama seperti puasa pada umumnya dalam ajaran Islam, yakni diawali dengan membaca niat puasa pada saat sahur atau menjelang subuh.
Berdasarkan informasi dalam buku Puasa Bukan Hanya Saat Ramadhan karya Ahmad Sarwat, bacaan niat puasa asyura adalah sebagai berikut.
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ ِعَا شُورَاء لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an ada’i sunnati ‘asyura lillahi ta’aalaa
Artinya: “Saya berniat puasa sunnah asyura karena Allah Ta’ala.”
(NDA)