Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Doa I'tidal dan Tata Cara Melakukannya
21 November 2023 17:38 WIB
·
waktu baca 7 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
I'tidal adalah salah satu rangkaian ibadah salat yang ditandai dengan berdiri kembali setelah melakukan rukuk.
Saat melakukan gerakan ini, umat Islam dianjurkan untuk membaca doa i'tidal. Untuk mengetahui bacaan doa i'tidal, simak penjelasan lengkap di bawah ini.
Apa Itu Doa I'tidal?
I'tidal dalam bahasa Arab memiliki makna tertentu, yakni keseimbangan atau keselarasan.
Dalam konteks salat, istilah ini mencerminkan momen ketika seorang Muslim berdiri dengan tegak usai menyelesaikan gerakan rukuk dengan tentang.
Ketika kita berbicara tentang i'tidal dalam salat, sebenarnya lebih dari sekadar postur fisik biasa, melainkan salah satu bentuk amal ibadah yang ditujukan kepada Allah SWT.
Ini juga merupakan salah satu rukun fi'li, atau unsur pokok, dalam ibadah salat.
Di saat itidal, kita tidak hanya mengatur tubuh secara fisik, tetapi juga dianjurkan untuk membersihkan pikiran dengan membaca doa i'tidal.
ADVERTISEMENT
Doa i'tidal adalah salah satu bacaan doa yang dilafalkan ketika melakukan gerakan salat i'tidal.
Dengan posisi yang tegak dan tenang, umat Islam mengusahkan untuk memberikan keseimbangan antara jasmani dan rohani.
Jadi, gerakan i'tidal bukan hanya gerakan biasa. Akan tetapi juga untuk meningkatkan keimanan dengan membaca doa i'tidal.
Hukum Membaca Doa Itidal
Hukum membaca doa itidal adalah wajib bagi imam, makmum, atau orang yang melaksanakan salat secara individu.
Doa i'tidal merupakan bagian yang penting dalam shalat, dan membacanya merupakan rukun fi'li yang wajib dilakukan dalam salat.
Doa i'tidal juga merupakan sunah yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW.Hal ini telah diriwayatkan dalam hadis:
ADVERTISEMENT
Dengan demikian, membaca doa itidal merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan dalam pelaksanaan salat.
Bacaan Doa I'tidal
Doa i'tidal adalah bacaan yang dilafalkan saat berdiri tegak setelah rukuk sebelum sujud dalam salat.
Bacaan doa i'tidal terdiri dari dua versi, yakni versi pendek dan panjang. Berikut adalah bacaan doa i'tidal:
ADVERTISEMENT
Doa I'tidal Pendek
Dalam versi pendek, doa i'tidal dibaca dalam bentuk bacaan berikut ini:
رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ
(Rabbana wa laka al-hamdu)
Artinya:
"Wahai Tuhan kami, bagi-Mu lah segala pujian"
Doa I'tidal Panjang
Selain bacaan doa i'tidal pendek, kita juga bisa membaca doa i'tidal panjang, yakni:
"رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ مِلْءَ السَّمَوَاتِ وَمِلْءَ الْأَرْضِ وَمِلْءَ مَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ
(Rabbana lakal hamdu mil 'us samaawaati wa mil ul ardhi wa mil'u maa syi'ta min syai'in ba'du.)
Artinya:
"Ya Allah Ya Tuhan kami, bagi-Mu lah segala puji, sepenuh langit dan sepenuh bumi, dan sepenuh apa saja yang Engkau kehendaki sesudah itu."
Doa i'tidal panjang adalah doa yang disunahkan dan dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW.
Baca Juga: Tata Cara Shalat Tahajud dalam Islam
ADVERTISEMENT
Keutamaan Membaca Doa Itidal
Membaca doa itidal dalam salat memiliki keutamaan yang diakui dalam ajaran Islam. Beberapa keutamaan tersebut antara lain:
1. Mengakui Kepemilikan Allah
Doa i'tidal merupakan ungkapan syukur dan pengakuan bahwa segala pujian hanya layak diberikan kepada Allah SWT. Ini mengajarkan umat Islam untuk merendahkan diri di hadapan Allah SWT sebagai Sang Pencipta.
2. Menunjukkan Kesadaran akan Ketergantungan kepada Allah
Doa i'tidal mencerminkan kesadaran umat Islam akan ketergantungan mereka kepada Allah SWT.
Dengan membaca doa ini, umat Islam mengakui bahwa segala sesuatu berasal dari-Nya dan mereka hanya mampu berbuat dengan izin-Nya.
3. Meningkatkan Konsentrasi dan Khyusu' dalam Salat
Membaca doa i'tidal juga dapat membantu meningkatkan konsentrasi dan kekhusyukan dalam shalat.
Doa ini mengajarkan pentingnya meresapi makna setiap gerakan salat dengan penuh perhatian dan rasa takut kepada Allah SWT.
ADVERTISEMENT
4. Mengokohkan Ketaatan dalam Ibadah
Doa i'tidal menjadi sarana untuk mengokohkan ketaatan umat Islam dalam menjalankan ibadah salat.
Dengan membaca doa ini, kia menegaskan niat tulus dan ketaatan mereka kepada Allah SWT dalam setiap langkah salat.
5. Memperoleh Keberkahan dalam Ibadah
Doa itidal merupakan salah satu bentuk doa yang dianjurkan dalam salat.
Dengan melibatkan doa ini, umat Islam berharap memperoleh keberkahan dari Allah SWT dalam setiap aspek kehidupan mereka.
Tata Cara Melakukan Itidal Menurut Syariat
I'tidal adalah gerakan salat yang tidak dilakukan secara sembarangan. Terdapat beberapa aturan menurut syariat Islam yang menuntun untuk melaksanakan i'tidal dengan tepat.
Berikut adalah tata cara melaksanakan i'tidal sesuai dengan syariat Islam:
1. Bangkit dari Rukuk dengan Perlahan
Setelah menyelesaikan gerakan rukuk, penting untuk bangkit dengan mengangkat kepala hingga setiap ruas tulang punggung berada di posisinya semula.
ADVERTISEMENT
Langkah ini menegaskan keseimbangan antara gerakan salat sebagaimana makna dari i'tidal itu sendiri.
2. Berdiri Tegak dan Tenang
Penting untuk berdiri dengan tegak dan tenang setelah bangkit dari rukuk.
Postur tubuh yang benar mencerminkan ketaatan dan kesungguhan dalam menjalankan ibadah salat.
Ketika hendak berdiri tegak dan hendak mengangkat tangan, umat Islam dianjurkan untuk membaca doa berikut ini:
سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ
(Sami Allahu liman hamidah)
Artinya:
"Allah Maha Mendengar orang-orang yang memuji-Nya."
3. Angkat Tangan dengan Tertib
Umat Islam dianjurkan untuk mengangkat tangan dengan tertib.
Langkah ini melibatkan mengangkat kedua tangan setinggi telinga untuk laki-laki atau setinggi dada untuk perempuan.
Hal ini sesuai dengan tata cara yang diajarkan dalam hadis. Dengan melakukan gerakan ini, ini menunjukkan tanda keseriusan dan ketaatan dalam melaksanakan i'tidal.
ADVERTISEMENT
Setelah mengangkat tangan, ada perbedaan pendapat di antara para ulama mengenai posisi kedua tangan saat gerakan i'tidal dalam salat.
Menurut dalam beberapa sumber, Rasulullah SAW mengangkat kedua tangannya hingga setengah dengan kedua pundaknya.
Setelah itu, posisi kedua tangan disunnahkan untuk dilepas (irsal) dan tidak diletakkan di bawah dada seperti saat berdiri membaca surat Al-Fatihah.
Dalam Madzhab Syafi'i, posisi kedua tangan disunnahkan untuk dilepas (irsal) dan tidak diletakkan di bawah dada seperti saat berdiri membaca surat Al-Fatihah.
Di sisi lain, menurut Madzhab Hanafi, kondisi kedua tangan saat i'tidal adalah irsal.
Dalam riwayat hadis tertentu, Imam Nasa'i menyebutkan bahwa Wa'il bin Hujr r.a mengatakan:
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, posisi kedua tangan saat gerakan i'tidal dalam shalat dapat disesuaikan dengan masing-masing madzhab yang dianut.
4. Bacalah Doa Itidal
Selanjutnya, kita dianjurkan untuk membaca doa i'tidal sebagaimana yang disebutkan sebelumnya.
Doa ini menjadi ungkapan syukur dan pengakuan terhadap keagungan Allah SWT.
5. Lakukan Gerakan dengan Tuma'ninah
Dalam melaksanakan itidal, penting untuk melibatkan tuma'ninah, yaitu gerakan dengan posisi tubuh yang berdiri tegak dan tetap diam di tempat serta dalam kondisi yang tenang.
Dengan melaksanakan i'tidal dengan tu'maninah dapat menciptakan suasana yang tenang dan khidmat ketika salat.
Dengan mempraktikkan i'tidal sesuai dengan tata cara yang benar, salat yang kita laksankan diharapkan menjadi sah dan diterima oleh Allah SWT.
Ikuti langkah-langkah di atas untuk memastikan pelaksanaan itidal dalam ibadah salat sesuai dengan ajaran yang telah ditetapkan.
ADVERTISEMENT
Dengan demikian, membaca doa i'tidal tidak hanya merupakan bagian dari tata cara shalat, tetapi juga menjadi momen spiritual untuk menguatkan hubungan antara hamba dengan Allah SWT.
Keutamaan ini menciptakan kesadaran akan pentingnya bersyukur dan tunduk kepada-Nya dalam setiap ibadah.
(SAI)