Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Doa Setelah Sholat Syuruq: Arab, Latin, dan Terjemahannya
15 Maret 2024 12:08 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Perlu dipahami bahwa sholat syuruq hanya bisa dikerjakan apabila seseorang sudah memenuhi syaratnya, yakni sholat subuh berjamaah di masjid, kemudian dilanjutkan dengan berdzikir hingga matahari terbit.
Pahala mendirikan sholat syuruq dinilai setara dengan pahala haji dan umrah. Keistimewaan ini dijelaskan dalam hadist dari Anas bin Malik r.a, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa shalat shubuh secara berjamaah kemudian duduk berdzikir kepada Allah hingga matahari terbit, kemudian dia shalat 2 rakaat, maka dia mendapatkan pahala seperti haji dan umrah, sempurna, sempurna, sempurna." (HR. at-Tirmidzi)
Doa Setelah Sholat Syuruq
Dikutip dari buku 33 Macam Jenis Shalat Sunnah yang ditulis Muhammad Ajib, Lc., MA., sholat syuruq terdiri dari dua rakaat. Pada rakaat pertama, dianjurkan untuk membaca surat Al Fatihah dan Ad-Dhuha. Lalu pada rakaat kedua membaca Al Fatihah dan Al-Insyirah.
ADVERTISEMENT
Usai melaksanakan sholat sunnah ini, bacalah doa yang termuat dalam kitab Nihāyah al-Zain yang ditulis Muhammad bin Umar Nawawi Al-Jawi berikut:
اَللّهُمَّ يَا نُوْرَ النُّوْرِ بِالطُّوْرِ وَكِتَابٍ مَسْطُوْرٍ فِيْ رِقٍّ مَنْشُوْرٍ وَالبَيْتِ المَعْمُوْرِ، أَسْأَلُكَ أَنْ تَرْزُقَنِيْ نُوْرًا أَسْتَهْدِيْ بِهِ إِلَيْكَ وَأَدُلُّ بِهِ عَلَيْكَ وَيَصْحَبُنِيْ فِيْ حَيَاتِيْ وَبَعْدَ الْاِنْتِقَالِ مِنْ ظَلاَم مِشْكَاتِيْ، وَأَسْأَلُكَ بِالشَّمْسِ وَضُحَاهَا وَنَفْسٍ وَمَا سَوَّاهَا، أَنْ تَجْعَلَ شَمْسَ مَعْرِفَتِكَ مُشْرِقَةً بِيْ لَا يَحْجُبُهَا غَيْمُ الْأَوْهَامِ وَلَا يَعْتَرِيْهَا كُسُوْفُ قَمَرِ الوَاحِدِيَّةِ عِنْدَ التَّمَامِ، بَلْ أَدِمْ لَهَا الْإِشْرَاقَ وَالظُهُوْرَ عَلَى مَمَرِّ الْأَيَّامِ وَالدُّهُوْرِ. وَصَلِّ اللَّهُمَّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَاتِمِ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ. وَالْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. اَللهم اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَلِإِخْوَاِننَا فِي اللهِ أَحْيَاءً وَأَمْوَاتًا أَجْمَعِيْنَ.
Arab-Latin: Allâhumma yâ nûrannûri bit thûr wa kitâbim masthûrin fî riqqim mansyûrin wal baitil ma’mur, as-aluka an tarzuqanî nûran astahdî bihi ilaika wa adullu bihi ‘alaika wa yashhabunî fi hayâtî wa ba’dal intiqâli min dhalâmi misykâtî, wa as-aluka bissyamsi wa dhuhâha wa nafsin wa mâ sawwâha, an taj’ala syamsa ma’rifatika musyriqatam bî lâ yahjubuhâ ghaimul auhâmi walâ ya’tarîhâ kusûful qamaril wâhidiyyati ‘indat tamâm, bal adim lahâl Isyraqa wad dhuhûra ‘alâ mamarril ayyâmi wad duhûr. Wa shallillâhumma ‘alâ Sayyidinâ Muhammadin khâtamil anbiyâ-i wal mursalîn. Wal hamdulillâhi rabbil ‘âlamîn. Allâhummaghfir lanâ wa liwâlidîna wa li-ikhwâninâ fillâhi ahyâ-an wa amwâtan ajma’în.
ADVERTISEMENT
Artinya: "Ya Allah, Wahai Cahayanya Cahaya, dengan wasilah bukit Thur dan Kitab yang ditulis pada lembaran yang terbuka, dan dengan wasilah Baitul Ma'mur, aku meminta kepada-Mu agar Engkau memberiku cahaya, yang dengannya aku dapat mencari petunjuk-Mu, dan dengannya aku menunjukkan tentang-Mu. Dan yang terus-menerus mengiringiku dalam kehidupanku dan setelah berpindah (ke alam lain; bangkit dari kubur) dari kegelapan liang (kubur) ku. Dan aku meminta pada-Mu dengan wasilah matahari beserta cahayanya di pagi hari, dan kemuliaan yang wujud pada selain matahari, agar Engkau menjadikan matahari ma'rifat pada-Mu (yang ada padaku) bersinar menerangiku, tidak tertutup oleh mendung-mendung keraguan, tidak pula terlintasi gerhana pada rembulan kemaha-esaan di kala purnama. Tapi jadikanlah padanya selalu bersinar dan selalu tampak, seiring berjalannya hari dan tahun. Dan berikanlah rahmat ta'dzim Wahai Allah kepada junjungan kami Muhammad, sang pamungkas para nabi dan Rasul. Dan segala Puji hanya milik Allah tuhan penguasa alam. Ya Allah ampunilah kami, kedua orang tua kami serta kepada saudara-saudara kami seagama seluruhnya, baik yang masih hidup ataupun yang telah meninggal".
ADVERTISEMENT
Apakah Sholat Syuruq Sama dengan Sholat Dhuha?
Waktu pelaksanaan sholat syuruq tidak jauh berbeda dengan sholat dhuha , yakni setelah matahari meninggi. Lalu, apakah sholat syuruq sama dengan sholat dhuha?
Rupanya mayoritas ulama mengatakan bahwa shalat syuruq merupakan shalat dhuha yang dilakukan di awal waktu. Ulama Syaikh Bin Baaz r.a dalam kitab Riyadh: Darul Qasim mengatakan, "Shalat isyraq itu adalah shalat dhuha di awal waktu dhuha. Yang afdhal adalah dikerjakan ketika matahari sudah meninggi dan sinarnya sudah menyengat."
Imam ar-Ramli, seorang ulama besar madzhab Syafi’iy pun menyebutkan hal serupa, "Ayahku (Syihabuddin ar-Ramli) berkata bahwa pendapat yang mu’tamad (terpercaya) dalam madzhab Syafi’i adalah bahwa shalat isyraq itu merupakan shalat dhuha."
Meski demikian, ada pula ulama yang menganggap sholat syuruq dan dhuha itu berbeda, salah satunya adalah Imam al-Ghazali. Pendapat beliau bersandar pada hadist riwayat Tirmidzi berikut:
ADVERTISEMENT
“Rasulullah SAW berdiri untuk salat dua rakaat ketika matahari terbit dan ketika matahari mulai menjulang tinggi ke arah timur, yaitu saat seperempat siang, Rasulullah SAW kembali melakukan salat empat rakaat.” (HR. at-Tirmidzi)
Meski terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama, tapi semua sepakat bahwa melaksanakan sholat dua rakaat setelah matahari meninggi termasuk amalan sunnah yang bernilai pahala besar.
(DEL)