Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Ecofarming: Pengertian, Manfaat, dan Contoh Penerapannya
3 April 2023 9:34 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Sebagai upaya menjaga keseimbangan ekosistem, sistem pertanian ecofarming kini mulai banyak diterapkan untuk menggantikan sistem pertanian konvensional. Apa yang dimaksud dengan ecofarming?
ADVERTISEMENT
Ecofarming adalah penerapan dari pertanian berkelanjutan atau suistainable agriculture. Masyarakat Indonesia lebih mengenal ecofarming dengan istilah Pertanian Ramah Lingkungan (PRL).
Sistem pertanian ecofarming mengedepankan penggunaan teknologi dan metode yang lebih alami dan ramah lingkungan. Agar lebih memahami apa itu ecofarming, dampak positif, serta contoh penerapannya, simak penjelasan selengkapnya dalam artikel ini.
Pengertian Ecofarming
Ecofarming adalah sistem pertanian ramah lingkungan yang bertujuan untuk memproduksi hasil tani secara optimal tanpa merusak lingkungan. Baik itu secara fisik, biologi, kimia, maupun ekologi.
Mengutip laman Greenpeace, ecofarming mampu melindungi tanah, air, dan iklim. Pasalnya, pertanian ramah lingkungan tidak menggunakan pestisida dan pupuk kimia untuk meningkatkan produksi seperti yang dilakukan pada pertanian konvensional.
Sebagai gantinya, pertanian ecofarming menggunakan bahan yang lebih alami seperti pupuk kompos atau pestisida organik. Dengan demikian, ecofarming tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga tetap mampu menghasilkan hasil panen yang berlimpah dan berkualitas.
ADVERTISEMENT
Lalu, bagaimana cara menggunakan pupuk ecofarming? Ada beberapa tahap yang perlu dilakukan, yakni pelarutan, pengenceran, dan penyemprotan atau penyiraman. Setelah dilarutkan dan diencerkan, pupuk bisa langsung disemprotkan atau disiramkan ke tanaman secara rutin.
Ecofarming dapat diterapkan pada segala jenis sayuran dan buah-buahan. Mulai dari padi, jagung, palawija, kelapa sawit, tembakau, cengkeh, cokelat, kopi, dan lain sebagainya.
Manfaat Ecofarming
Penggunaan pestisida dan bahan kimia lain kerap dianggap mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman secara efisien. Kualitas hasil pun tak perlu diragukan lagi. Sayangnya, penggunaan bahan-bahan kimia yang berlebihan dapat merusak lingkungan dan tanah.
Sebaliknya, sistem pertanian ecofarming dilakukan untuk meminimalisir dampak negatif pada lingkungan dengan cara yang seefisien mungkin. Dirangkum dari situs Western Packaging, berikut beberapa manfaat ecofarming:
ADVERTISEMENT
1. Mengurangi Produksi Karbon Dioksida
Dalam pertanian kovensional, penggunaan pupuk kimia yang berlebihan berpotensi menghasilkan emisi gas rumah kaca dan memicu terjadinya pemanasan global. Sedangkan, ecofarming yang menggunakan teknik pengomposan dan rotasi tanaman mampu mempertahankan keseimbangan karbon di tanah.
2. Menghasilkan Lebih Sedikit Polusi
Penggunaan pestisida dan herbisida organik serta bahan-bahan alami lainnya dalam ecofarming dapat mengurangi polusi sekaligus menjaga kualitas tanah dan air. Ecofarming juga kerap menggunakan teknik pengendalian hama terpadu yang bertujuan untuk mengurangi penggunaan pestisida.
3. Mencegah Efek Rumah Kaca
Sebagaimana disebutkan, pertanian konvensional berpotensi mempercepat efek rumah kaca dengan merusak lapisan ozon dan menghasilkan emisi gas rumah kaca yang berlebihan.
Sedangkan, ecofarming menggunakan teknik dan bahan organik yang membantu mempertahankan keseimbangan alam juga perubahan iklim yang tidak diinginkan.
ADVERTISEMENT
Contoh Penerapan Ecofarming
Berikut beberapa contoh penerapan ecofarming:
1. Pertanian Organik
Dalam pertanian organik, petani menggunakan pupuk organik yang mengandung nutrisi lebih alami untuk meningkatkan kualitas tanah serta menghasilkan tanaman yang lebih sehat dan tahan lama.
Selain itu, petani juga menggunakan pengendalian hayati terhadap serangan hama dan penyakit. Misalnya dengan memasang perangkap dan memanfaatkan predator alami.
2. Sistem Pertanian Terpadu
Mengutip situs rogodadi.kec-buayan.kebumenkab.go.id, sistem pertanian terpadu merupakan sistem integrasi pertanian yang menggabungkan beberapa sektor, seperti pertanian, peternakan, perkebunan, dan kehutanan. Tujuannya untuk meningkatkan produktivitas lahan dan konservasi lingkungan.
Contoh ecofarming yang bisa diterapkan pada sistem pertanian terpadu adalah menggabungkan beternak sapi dan budidaya tanaman jagung dengan memanfaatkan kotoran sapi sebagai pupuk organik.
(ADS)