Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
Hadits tentang Isra Miraj yang Menceritakan Perjalanan Spiritual Rasulullah SAW
13 Januari 2025 16:22 WIB
·
waktu baca 6 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Kisah Isra Miraj banyak diceritakan dalam beberapa hadits sahih. Hadist-hadist tersebut menjelaskan bagaimana Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa, kemudian dilanjutkan ke Sidratul Muntaha untuk menerima perintah salat.
Ingin tahu kisah Isra Miraj lebih lanjut? Simak artikel ini yang akan menjabarkan beberapa hadits tentang Isra Miraj!
Hadits tentang Isra Miraj
Dikutip dari artikel ilmiah berjudul Tafsir tentang Peristiwa Isra' Miraj oleh Abdul Haris, IAIN STS Jambi, setidaknya ada 16 sahabat yang menceritakan tentang peristiwa Isra Miraj, salah satunya Anas bin Malik.
Hadist tentang Isra Miraj dari Anas bin Malik menggambarkan bagaimana Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan menakjubkan hanya satu malam dengan kendaraan bernama buraq. Dalam hadist tersebut juga dijelaskan tentang perintah salat yang diterima Nabi ketika berada di Sidratul Muntaha.
ADVERTISEMENT
Dengan membaca dan memahami hadist tersebut, diharapkan umat Islam dapat mengimani kebesaran Allah SWT dan tak lagi malas mengerjakan salat fardu. Adapun hadits yang dimaksud yakni sebagai berikut:
1. HR. Bukhari
"Telah menceritakan kepada kami Anas bin Maalik, dari Malik bin Sha'sha'ah, r.a., ia berkata, Nabi SAW bersabda: "Ketika aku berada di sisi Baitullah antara tidur dan sadar. Lalu Beliau menyebutkan, yaitu: "Ada seorang laki-laki diantara dua laki-laki yang datang kepadaku membawa baskom terbuat dari emas yang dipenuhi dengan hikmah dan iman, lalu orang itu membelah badanku dari atas dada hingga bawah perut, lalu dia mencuci perutku dengan air zamzam kemudian mengisinya dengan hikmah dan iman."
Kemudian, aku diberi seekor hewan tunggangan putih yang lebih kecil dari pada bighal namun lebih besar dibanding keledai bernama Al-Buraq. Maka aku berangkat bersama Jibril Alaihissalam, hingga sampai di langit dunia. Lalu ditanyakan, "siapakah ini?" Jibril menjawab, "Jibril." Ditanyakan lagi, "siapa orang yang bersamamu?" Jibril menjawab, "Muhammad."
ADVERTISEMENT
Ditanyakan lagi, "apakah dia telah diutus?" Jibril menjawab. "ya." Maka dikatakan, "selamat datang, sebaik-baik orang yang datang telah tiba." Kemudian aku menemui Adam AS dan memberi salam kepadanya lalu dia berkata, "Selamat datang bagimu dari anak keturunan dan Nabi."
Kemudian kami naik ke langit kedua lalu ditanyakan, "siapakah ini?" Jibril menjawab, "Jibril." Ditanyakan lagi, "siapa orang yang bersamamu?" Jibril menjawab, "Muhammad." Ditanyakan lagi, "apakah dia telah diutus?" Jibril menjawab, "ya." Maka dikatakan, "selamat datang baginya dan ini sebaik-baiknya kedatangan orang yang datang." Lalu aku menemui Isa dan Yahyaa AS lalu keduanya berkata, "selamat datang bagimu dari saudara dan Nabi."
Kemudian kami naik ke langit ketiga lalu ditanyakan, "siapakah ini?" Jibril menjawab, "Jibril." Ditanyakan lagi, "siapa orang yang bersamamu?" Jibril menjawab, "Muhammad." Ditanyakan lagi, "apakah dia telah diutus?" Jibril menjawab, "ya". Maka dikatakan, "selamat datang baginya dan ini sebaik-baiknya kedatangan orang yang datang." Lalu aku menemui Yusuf AS dan memberi salam kepadanya lalu dia berkata, "selamat datang bagimu dari saudara dan Nabi."
ADVERTISEMENT
Kemudian kami naik ke langit keempat lalu ditanyakan, "siapakah ini?" Jibril menjawab, "Jibril." Ditanyakan lagi, "siapa orang yang bersamamu?" Jibril menjawab, "Muhammad." Ditanyakan lagi, "Apakah dia telah diutus?" Jibril menjawab, "ya." Maka dikatakan, "selamat datang baginya dan ini sebaik-baik kedatangan orang yang datang." Lalu aku menemui Idris AS dan memberi salam kepadanya lalu dia berkata, "selamat datang bagimu dari saudara dan Nabi."
Kemudian kami naik ke langit kelima lalu ditanyakan, "siapakah ini?" Jibril menjawab, "Jibril." Ditanyakan lagi, "siapa orang yang bersamamu?" Jibril menjawab, "Muhammad." Ditanyakan lagi, "Apakah dia telah diutus?" Jibril menjawab, "ya." Maka dikatakan, "selamat datang baginya dan ini sebaik-baik kedatangan orang yang datang." Lalu aku menemui Harun AS dan memberi salam kepadanya lalu dia berkata, "selamat datang bagimu dari saudara dan Nabi."
ADVERTISEMENT
Kemudian kami naik ke langit keenam lalu ditanyakan, "siapakah ini?" Jibril menjawab, "Jibril." Ditanyakan lagi, "siapa orang yang bersamamu?" Jibril menjawab, "Muhammad." Ditanyakan lagi, "Apakah dia telah diutus?" Jibril menjawab, "ya." Maka dikatakan, "selamat datang baginya dan ini sebaik-baik kedatangan orang yang datang." Lalu aku menemui Musa AS dan memberi salam kepadanya lalu dia berkata, "selamat datang bagimu dari saudara dan Nabi."
Ketika aku sudah selesai menemuinya, tiba-tiba dia menangis. Lalu ditanyakan, "mengapa kamu menangis?" Musa menjawab, "ya Rabb, anak ini yang diutus setelah aku, umatnya akan masuk surga dengan kedudukan lebih utama dibanding siapa yang masuk surga dari umatku."
Kemudian kami naik ke langit ketujuh lalu ditanyakan, "siapakah ini?" Jibril menjawab, "Jibril." Ditanyakan lagi, "siapa orang yang bersamamu?" Jibril menjawab, "Muhammad." Ditanyakan lagi, "Apakah dia telah diutus?" Jibril menjawab, "ya." Maka dikatakan, "selamat datang baginya dan ini sebaik-baik kedatangan orang yang datang." Lalu aku menemui Ibrahim AS dan memberi salam kepadanya lalu dia berkata, "selamat datang bagimu dari saudara dan Nabi."
ADVERTISEMENT
Kemudian aku ditampakkan Al-Baitul Ma'mur. Aku bertanya kepada Jibril, lalu dia menjawab, "ini adalah Al-Baitul Ma'mur, setiap hari ada tujuh puluh ribu malaikat mendirikan salat di sana. Jika mereka keluar (untuk pergi salat) tidak ada satupun dari mereka yang kembali."
Kemudian diperlihatkan kepadaku Sidratul Muntaha yang ternyata bentuknya seperti kubah dengan daun jendelanya laksana telinga-telinga gajah. Di dasarnya ada empat sungai yang berada di dalam (disebut Bathinan) dan di luar (Zhahiran). Aku bertanya kepada Jibril, maka dia menjawab, "Adapun Bathinan berada di surga sedangkan Zhahiran adalah An-Nail dan Al-Furat (dua nama sungai di dunia)."
Kemudian diwajibkan atasku salat lima puluh kali (dalam
sehari). Aku menerimanya hingga aku datang pada Musa AS dan bertanya, "apa yang telah diwajibkan?" Aku jawab, "aku diwajibkan shalat lima puluh kali". Muusaa berkata, "akulah orang yang lebih tahu tentang manusia daripada engkau. Aku sudah berusaha menangani Bani Israil dengan sungguh-sungguh. Dan umatmu tidak akan sanggup melaksanakan kewajiban salat itu. Maka itu kembalilah kau kepada Rabbmu dan mintalah (keringanan)."
ADVERTISEMENT
Maka aku meminta keringanan lalu Allah memberiku empat puluh kali salat lalu aku menerimanya dan Musa kembali menasehati aku agar meminta keringanan lagi, kemudian kejadian berulang seperti itu (nasehat Musa) hingga dijadikan tiga puluh kali lalu kejadian berulang seperti itu lagi hingga dijadikan dua puluh kali kemudian kejadian berulang lagi hingga menjadi sepuluh lalu aku menemui Musa dan dia kembali berkata seperti tadi hingga dijadikan lima waktu lalu kembali aku menemui Musa dan dia bertanya, apa yang kamu dapatkan?".
Aku jawab, "telah ditetapkan lima waktu." Dia berkata seperti tadi lagi. Aku katakan, "aku telah menerimanya dengan baik." Tiba- tiba ada suara yang berseru, "sungguh Aku telah putuskan kewajiban dariku ini dan Aku telah ringankan untuk hamba-hambaKu dan aku akan balas setiap satu kebaikan (shalat) dengan sepuluh balasan (pahala)."" (HR Bukhari)
ADVERTISEMENT
2. HR Tirmidzi
Imam At-Tirmidzi meriwayatkan dari jalan Qataadah dari Anas bin Maalik, "bahwa Nabi Shallallaahu SAW ketika diisrakan, beliau diberi buraq yang lengkap dengan tali (kendali) dan pelana, tetapi ia mempersulit beliau (tidak mau ditunggangi) lalu Jibril berkata padanya: "Patutkah kamu lakukan ini pada Muhammad? padahal belum ada yang menunggangimu yang paling mulia disisi Allah selain Muhammad?" Beliau bersabda, "Lantas mengalirlah keringatnya (karena takut)."" (HR Tirmidzi)
(NSF)