Hal-hal yang Bisa Diteladani dari Ki Hajar Dewantara

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
25 November 2020 15:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ki Hajar Dewantara sebagai Pelopor Pendidikan
zoom-in-whitePerbesar
Ki Hajar Dewantara sebagai Pelopor Pendidikan
ADVERTISEMENT
Ki Hajar Dewantara memiliki banyak hal yang dapat diteladani setiap generasi penerus bangsa. Bapak Pelopor Pendidikan di Indonesia ini merupakan aktivis sosial dan politik yang gencar menggugah kesadaran pribumi tentang pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa.
ADVERTISEMENT
Pemilik nama asli Raden Mas Soewardi Soerjaningrat ini juga tergabung dalam Insulinde, organisasi multietnis yang memperjuangkan pemerintahan sendiri di Hindia Belanda.
Pada perkembangan selanjutnya, ia mendirikan Indische Partij bersama dengan Douwes Dekker. Beliau yang berprofesi sebagai penulis dan wartawan pun ikut dalam organisasi itu.
Ada banyak hal yang bisa diteladani dari Ki Hajar Dewantara. Berikut ini adalah beberapa di antaranya.

Kegigihan Menyuarakan Kritik

Ki Hajar Dewantara merupakan seorang penulis, jurnalis, dan tokoh yang aktif di organisasi pemuda pada masa kolonial Belanda. Melalui tulisan, Ki Hajar Dewantara menyampaikan pemikirannya tentang nasib pribumi di Hindia Belanda.
Ia pun mengkritisi kebijakan pemerintah Hindia Belanda yang dinilai tidak adil. Di antaranya adalah kebijakan memungut sumbangan dari warga, termasuk pribumi, untuk merayakan kemerdekaan Belanda dari Perancis pada 1913.
ADVERTISEMENT
Kritikan pedasnya ditumpahkan lewat artikel berjudul “Als ik een Nederlander was” (Seandainya Aku Seorang Belanda). Artikel tersebut dimuat dalam surat kabar De Expres pada 13 Juli 1913.
Sosok Ki Hajar Dewantara sebagai Bapak Pendidikan

Tidak Patah Semangat

Diasingkan dari bangsanya sendiri tak membuatnya patah arang. Ia justru membangun mimpi untuk memajukan anak-anak bangsanya lewat jalur pendidikan.
Ia juga tertarik pada pemikiran tokoh pendidikan Barat seperti Montessori dan Froebel. Pemikiran besar dari para tokoh itu dirangkumnya sebagai sistem pendidikan yang kelak diterapkan di Indonesia.
Berbekal Europeesche Akta, ijazah pendidikan bergengsi yang berhasil diraihnya di Belanda, ia pun mendirikan lembaga pendidikan bagi kaum pribumi.
Selesai menjalani masa pengasingan, Ki Hajar Dewantara kembali ke Hindia Belanda pada September 1919.
ADVERTISEMENT

‘Sang Guru’ Bagi Para Tenaga Pendidik

Ki Hajar Dewantara merupakan sosok guru bangsa yang berjuang agar anak-anak pribumi memiliki hak yang sama untuk berpendidikan. Kesetaraan hak setiap manusia dan kemerdekaan untuk mengakses pendidikan diwujudkan lewat perubahan-perubahan yang ia lakukan.
Perubahan ini diawali dari penderitaan yang dialaminya saat diasingkan di negeri orang. Selama masa pengasingan, ia mengasah kemampuan dengan belajar soal dunia pendidikan. Ia pun menerima sertifikat pendidik yang diakui masyarakat Eropa saat itu.
Saat kembali ke tanah Jawa, Ki Hajar Dewantara langsung berbuat sesuatu untuk dunia pendidikan. Lewat pendidikan, Ki Hajar Dewantara memberi pencerahan untuk anak-anak bangsa yang dijajah.
Sikap dan pemikiran "Sang Guru" ini patut diteladani para tenaga pendidik yang tengah mengemban tugas mulia. Semangatnya untuk mendidik generasi penerus bangsa sangat patut dicontoh.
ADVERTISEMENT
(VIO)