Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Harvard Step Test: Pengertian hingga Faktor yang Mempengaruhinya
18 November 2024 11:59 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Harvard step test adalah tes yang digunakan untuk mengukur kebugaran . Tes ini menggunakan media berupa platform atau bangku yang diinjak.
ADVERTISEMENT
Harvard step test berfokus untuk menghitung denyut nadi. Semakin bagus hasil tes yang dihasilkan, maka semakin bagus kinerja jantung .
Untuk mengetahui informasi lebih lengkap tentang harvard step test, simaklah penjelasan di bawah ini.
Pengertian Harvard Step Test
Mengutip Modul Praktikum Fisiologi terbitan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, harvard step test adalah pengukuran Indeks Kebugaran Jasmani (IKJ) berdasarkan daya tahan kardiovaskular seseorang.
Disadur dari karya ilmiah berjudul Pengaruh Sinkronisasi Musik Terhadap Indeks Kebugaran Jasmani dan Skor RPE pada Latihan Tes Bangku Harvard oleh Annisa Falihati Salsabila, Universitas Diponegoro, tes ini dilakukan dengan percobaan naik-turun bangku selama lima menit mengikuti irama metronom dengan ketukan 120 bpm.
ADVERTISEMENT
Adapun, ukuran bangku versi orisinalnya adalah 50,8 cm atau 20 inci. Ketika orang yang melakukan tes telah mencapai kelelahan yang ditandai dengan langkah yang tak sesuai, tes dihentikan.
Waktu yang telah dilalui untuk melakukan tes ini dicatat dan dihitung nadi pada arteri radialis dari 1 sampai 1,5 menit, 2 sampai 2,5 menit, dan 3 sampai 3,5 menit.
Prosedur Harvard Step Test
Menyadur artikel ilmiah Kesanggupan Kinerja Menggunakan Harvard Step Test oleh Gempur Santoso dan Suning, Universitas PGRI Adi Buana Surabaya, berikut prosedur melakukan Harvard Step Test untuk menghitung IKJ:
ADVERTISEMENT
Perhitungan Indeks Kebugaran Jasmani
Hasil data lama naik turun dan denyut nadi usai latihan dimasukkan ke dalam rumus Indeks Kebugaran Jasmani (IKJ). Berikut rumus yang digunakan:
IKJ = Lama naik turun (dalam detik) x 100 / 2 x (nadi 1 + nadi 2 + nadi 3)
Melalui perhitungan di atas, dapat diketahui bahwa penilaian indeks kebugaran jasmani membutuhkan dua komponen utama, yakni waktu mencapai kelelahan dan denyut nadi pemulihan.
Mengutip dari karya ilmiah Pengaruh Sinkronisasi Musik Terhadap Indeks Kebugaran Jasmani dan Skor RPE pada Latihan Tes Bangku Harvard oleh Annisa Falihati Salsabila, Universitas Diponegoro, hasil perhitungan di atas kemudian dicocokkan dengan data berikut untuk mengetahui kondisi orang yang mengikuti tes:
ADVERTISEMENT
Faktor yang Mempengaruhi
Menurut karya ilmiah Pengaruh Sinkronisasi Musik Terhadap Indeks Kebugaran Jasmani dan Skor RPE pada Latihan Tes Bangku Harvard oleh Annisa Falihati Salsabila, Universitas Diponegoro, faktor yang mempengaruhi IKJ pada Harvard step test adalah daya tahan kardiovaskular seseorang.
Daya tahan kardiovaskular tersebut dipengaruhi beberapa hal berikut:
1. Indeks Massa Tubuh
Indeks Massa Tubuh (IMT) diperoleh dari hasil berat badan dalam satuan kilogram yang dibagi kuadrat dari tinggi badan dalam satuan meter. IMT juga dapat menggambarkan adiposa atau lemak tubuh yang terkandung pada tubuh seseorang.
ADVERTISEMENT
Hasil perhitungan IMT kemudian digolongkan untuk mengetahui kondisi tubuh seseorang, yaitu underweight, normal, dan overweight atau obesitas.
2. Umur
Faktor lain yang mempengaruhi daya tahan kardiovaskular adalah usia. Orang dengan usia 10 sampai 20 tahun memiliki ketahanan kardiovaskular dengan nilai indeks jantung normal kira-kira 4L/menit/m2.
Seiring bertambahnya usia, ketahanan kardiovaskular seseorang akan menurun. Setelah mencapai usia 80 tahun, nilai normal jantung hanya tinggal 50 persen.
Hal tersebut terjadi karena penurunan kekuatan kontraksi jantung, massa otot jantung, kapasitas oksidasi otot skeletal, dan kapasitas vital paru.
3. Jenis Kelamin
Faktor selanjutnya yang mempengaruhi IKJ dengan Harvard step test adalah jenis kelamin. Pria dan wanita setelah memasuki masa pubertas memiliki daya tahan kardiovaskular yang berbeda.
ADVERTISEMENT
Perbedaan tersebut dipengaruhi karena jaringan lemak pada wanita yang lebih banyak 10 kali dibandingkan pria.
Selain itu, ada perbedaan kekuatan otot antara pria dan wanita. Perbedaan kekuatan otot tersebut dipengaruhi ukuran dan proporsi otot dalam tubuh.
4. Aktivitas Fisik atau Kebiasaan Olahraga
Pengaruh lainnya adalah kebiasaan olahraga seseorang. Semakin sering seseorang melakukan olahraga, maka semakin baik daya tahan kardiovaskularnya, seperti penurunnan denyut nadi, pernapasan semakin membaik, serta penurunan risiko penyakit jantung dan hipertensi.
Kemudian, orang yang sering melakukan aktivitas fisik akan memiliki otot lebih kuat dan lentur. Ketahanan kardiorespirasi yang dimiliki orang tersebut pun juga lebih baik.
(NSF)