Hipertensi, Si 'Silent Killer' yang Patut Diwaspadai

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
24 Februari 2020 17:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Hipertensi. Foto : rawpixel via Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Hipertensi. Foto : rawpixel via Pixabay
ADVERTISEMENT
Hipertensi masih menjadi tantangan besar bagi Indonesia. Hal ini terbukti dengan masih banyaknya keluhan hipertensi yang diutarakan oleh masyarakat pada pelayanan kesehatan.
ADVERTISEMENT
Hipertensi terjadi akibat adanya peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg dalam keadaan cukup istirahat/tenang. Dalam jangka waktu lama dan tidak terkontrol kondisi ini akan menimbulkan masalah pada ginjal, jantung dan otak.
Silent killer begitu sebutan yang kerap disematkan pada penyakit ini. Sebab gejala yang ditunjukkan dari penyakit ini tidak jauh berbeda dengan gejala penyakit lainnya. Akan tetapi dampak yang dihasilkan begitu serius, bahkan sampai berujung pada kematian.
Umumnya, gejala yang dirasakan meliputi sakit kepala atau rasa berat di tengkuk, pusing, jantung berdebar-debar, mudah lelah, penglihatan kabur dan telinga berdenging.
Hipertensi merupakan penyakit yang disebabkan oleh multi faktoral. Seperti umur, jenis kelamin, riwayat keluarga, genetik, kebiasaan merokok, konsumsi garam, konsumsi lemak jenuh, kebiasaan konsumsi alkohol, obesitas, kurang aktifitas fisik dan stress.
ADVERTISEMENT
World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa jumlah penderita hipertensi akan terus meningkat setiap tahunnya. Diperkirakan pada tahun 2025 akan ada 1,5 miliar orang yang terkena hipertensi dan setiap tahunnya 10,44 juta orang meninggal akibat hipertensi dan komplikasinya.
Oleh sebab itu pemerintah Indonesia, terutama Kementerian Kesehatan berupaya semaksimal mungkin untuk mencegah bertambah banyaknya penderita hipertensi. Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, dr. Anung Sugihantono, M.Kes mengatakan yang penting adalah bagaimana menumbuhkan kesadaran untuk cek kesehatan.
Dengan kata lain masyarakat harus sadar akan penyakit-penyakit yang akan mengintainya, jika tidak mengontrol kesehatan secara sedini mungkin dan tidak dapat mencegahnya.
Pencegahan hipertensi dapat dilakukan sedini mungkin dengan menerapkan hal-hal sebagai berikut :
ADVERTISEMENT

Modifikasi gaya hidup

Gaya hidup yang tidak sehat sangat berpengaruh terhadap kejadian hipertensi. Risiko terjadinya hipertensi dapat dicegah menerapan pola hidup sehat, yaitu :
Hindari makanan berlemak tinggi dan batasi konsumsi garam. Perbanyak makanan yang mengandung serat tinggi.
Bergerak secara aktif dan berolahraga secara berkala dan rutin minimal 150 menit per minggu atau 30 menit dalam satu hari. Meskipun sebentar namun dengan waktu ini, akan efektif membuat badan menjadi lebih bugar tanpa merasa terlalu kelelahan

Periksa kesehatan secara rutin

Memeriksakan kesehatan secara rutin merupakan hal yang sangat baik untuk tubuh. Sebab jika ada permasalahan, bisa diatasi sedini mungkin, tanpa menimbulkan masalah lainnya. Pemeriksaan tekanan darah menjadi hal utama yang perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya hipertensi.
ADVERTISEMENT
(RAA)