Hukum dan Waktu Imsak Menurut Islam beserta Dalilnya

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
23 Januari 2023 18:21 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi waktu imsak menurut Islam. Foto: Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi waktu imsak menurut Islam. Foto: Pexels
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Imsak merupakan istilah dalam khazanah Islam yang sering digunakan untuk menyebutkan awal waktu puasa. Waktu imsak adalah sekitar 10-15 menit sebelum adzan subuh. Di waktu ini, setiap Muslim yang hendak berpuasa harus menghentikan aktivitas makan dan minumnya pada waktu tersebut.
ADVERTISEMENT
Mengutip buku Puasa Syarat Rukun dan Yang Membatalkan karya Saiyid Mahadhir, Lc, MA., imsak secara bahasa berarti “menahan”. Sementara itu, imsak menurut istilah berarti menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan puasa serta menahan makan, minum, dan jima'.
Dalam Islam, ada beberapa perbedaan pendapat terkait waktu imsak yang tepat. Sebagian ulama sepakat bahwa waktu imsak adalah saat adzan subuh berkumandang. Sebagian lainnya meyakini waktu imsak adalah sepuluh menit sebelum adzan subuh terdengar.
Lantas, bagaimana sebenarnya ketentuan waktu imsak menurut Islam yang sesuai syariat? Untuk mengetahuinya, simak terlebih dahulu penjelasan terkait hukum imsak dalam ulasan berikut ini.

Hukum Imsak dalam Islam

Ilustrasi hukum imsak dalam Islam. Foto: Pexels
Dihimpun dari buku Bekal Ramadhan karangan Ahmad Zakarsih, Lc., hukum imsak menurut mayoritas ulama adalah wajib bagi mereka yang berpuasa. Imsak dibuat dengan tujuan untuk mengingatkan bahwa waktu subuh sudah dekat.
ADVERTISEMENT
Dengan adanya imsak, umat Muslim bisa bersiap dan berhati-hati dalam menjalankan ibadah puasa agar tidak melakukan sesuatu yang membatalkan saat subuh tiba. Dalam hadist riwayat Bukhari, Rasulullah SAW bersabda:
عَنْ زَيْدِ بْنِ ثَابِتٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : تَسَحَّرْنَا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ قَامَ إِلَى الصَّلَاةِ. قُلْتُ : كَمْ كَانَ بَيْنَ الْأَذَانِ وَالسَّحُورِ ؟ قَالَ : قَدْرُ خَمْسِينَ آيَةً.
Artinya: “Dari Zaid bin Tsabit Ra., ‘kami telah makan sahur bersama Nabi SAW. kemudian ia mendirikan sholat, aku berkata: berapakah lama jarak di antara adzan dan sahur? Ia mengatakan: berjarak kira-kira waktu membaca 50 ayat.” (HR. Bukhari)
Meski sebagian ulama berpendapat bahwa imsak wajib, ada juga pendapat lain yang menganggap imsak tidak wajib. Sebab, tidak ada dalil yang jelas terkait hal ini. Rasulullah SAW sendiri pun selalu melakukan sahur di waktu yang mepet dengan subuh.
ADVERTISEMENT
Tujuan adanya imsak memang baik, namun kebiasaan ini bukan suatu kewajiban yang harus dipenuhi orang berpuasa. Pada dasarnya, sahur atau kegiatan makan dan minum boleh dilakukan hingga adzan subuh berkumandang sebagaimana hadist berikut.
إِنَّ بِلاَلاً يُؤَذِّنُ بِلَيْلٍ فَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّى يُؤَذِّنَ ابْنُ أُمِّ مَكْتُومٍ
Artinya: “Bilal biasa mengumandangkan adzan di malam hari. Makan dan minumlah sampai kalian mendengar adzan Ibnu Ummi Maktum.” (HR. Bukhari no. 623 dalam Adzan, Bab “Adzan sebelum shubuh” dan Muslim no. 1092).

Waktu Imsak Menurut Islam

Ilustrasi waktu imsak menurut Islam. Foto: Pexels
Dirangkum dari buku Kumpulan Tanya Jawab Islam: Hasil Bahtsul Masail dan Tanya Jawab Agama Islam terbitan Daarul Hijrah Technology, waktu imsak menurut Islam adalah waktu tertentu sebelum subuh saat seseorang mulai berpuasa.
ADVERTISEMENT
Rujukan utama mengenai ketentuan imsak ini mengacu pada salah satu ayat Al-Quran surat al-Baqarah yang berbunyi sebagai berikut.
Makan dan minumlah kalian hingga jelas bagi kalian perbedaan benang putih dari benang hitam, yaitu fajar.” (QS. Al-Baqarah:182)
Berdasarkan ayat di atas, dapat disimpulkan bahwa batas waktu makan dan minum (sahur) adalah sampai terbitnya fajar. Dalam ilmu falak, fajar sendiri dianggap sebagai sesuatu yang sama dan sulit ditangkap penglihatan biasa.
Fajar juga terbagi menjadi dua, yaitu fajar asli dan fajar palsu. Fajar palsu (kadzib) masih boleh makan dan belum boleh shalat subuh. Sementara itu, fajar asli (shadiq) sudah tidak boleh makan dan shalat subuh (HR. Ahmad dan Al-Hakim).
Karena terdapat kesulitan dalam menentukan fajar, para ulama akhirnya sepakat untuk menentukan waktu imsak sekitar 10-15 menit sebelum adzan subuh. Waktu inilah dipakai sebagai jeda untuk persiapan sebelum memulai puasa.
ADVERTISEMENT
(AAA)