Konten dari Pengguna

Indonesia Diminta Waspada Terhadap Fenomena La Nina, Apa Itu?

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
30 Oktober 2021 15:48 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi la nina adalah Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi la nina adalah Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BKMG) meminta masyarakat untuk lebih waspada terhadap fenomena La Nina yang diprediksi terjadi akhir 2021. Hal ini disampaikan oleh Dwikorita Karnawati, Kepala BMKG.
ADVERTISEMENT
Mengutip situs resmi BMKG, fenomena alam La Nina dapat menimbulkan bencana hidrometeorologi, seperti banjir bandang, tanah longsor, puting beliung, hingga angin kencang. Kondisi ini tidak hanya mengancam ketahanan pangan, namun juga bisa mengancam korban jiwa.
"Mohon kepada daerah untuk tidak menyepelekan peringatan dini La Nina ini. Jangan sampai melupakan upaya mitigasi dan fokus pada penanggulangan pasca kejadian. Mitigasi yang komprehensif akan bisa menekan jumlah kerugian dan korban jiwa akibat bencana hidrometeorologi," ungkap Dwikorita, Kepala BMKG.
Sebelumnya, BMKG sudah menyampaikan peringatan terkait fenomena La Nina. Kala itu, monitoring suhu permukaan laut di Samudra Pasifik bagian tengah dan timur menunjukkan nilai anomali yang sudah melewati ambang batas La Nina, yakni sebesar -0,61 pada Dasarian 1 Oktober 2021.
ADVERTISEMENT
Lantas, apa itu La Nina? Simak penjelasannya melalui artikel di bawah ini untuk menambah wawasan.
Ilustrasi la nina adalah Foto: Unsplash

Apa Itu La Nina?

Berdasarkan informasi dari buku Geografi 1 karangan Samadi, S. Pd, M. Si (2007), La Nina berasal dari bahasa Spanyol yang artinya “anak perempuan kecil”. Dalam dunia meteorologi, La Nina adalah mendinginnya suhu muka laut di bawah rata-ratanya di daerah Pasifik Timur dan Tengah sekitar khatulistiwa.
Fenomena La Nina dapat menyebabkan suhu pada musim dingin lebih panas daripada saat kondisi normal di bagian tenggara dan lebih dingin daripada saat kondisi normal di bagian barat laut. Sementara itu di Indonesia, aktifnya La Nina dapat meningkatkan curah hujan.
La Nina merupakan kebalikan dari peristiwa El Nino, yaitu menghangatnya suhu permukaan laut di atas rata-ratanya di daerah tersebut.
ADVERTISEMENT
Kehadiran El Nino dapat memicu terjadinya periode kemarau yang kering dan curah hujan di bawah normal. Kondisi ini kerap kali mengakibatkan kebakaran hutan dan lahan.
Ilustrasi la nina adalah Foto: Unsplash
Menurut Akas Pinaringan Sujalu, dkk. dalam buku Ilmu Alamiah Dasar, di antara El Nino dan La Nina terdapat suatu fase yang bernama Neutral Phase atau Sirkulasi Walker (Walker Sirculation).
Fase ini berawal dari air laut bersuhu rendah di wilayah pantai Amerika Serikat, dekat Ekuador, dan Perairan Peru yang naik ke permukaan laut.
Kemudian, angin pasat timur dan air laut di bawahnya bergerak dari arah timur ke bagian barat ekuator Samudera Pasifik. Hal ini disebabkan oleh perbedaan tekanan udara permukaan.
Selanjutnya, air laut mengalami penguapan dan meningkatkan kelembaban udara sehingga muncul awan-awan hujan di bagian barat Samudera Pasifik, Indonesia, dan Australia Utara.
ADVERTISEMENT
(GTT)