news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Intip Tradisi Unik Hari Waisak di 7 Negara Ini, Meriah dengan Lentera

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
6 Mei 2020 16:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pengunjung menerbangkan lampion perdamaian saat perayaan Waisak 2563 BE/2019 di Taman Lubini, Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Minggu (19/5/2019). Foto: ANTARA FOTO/Andreas Fitri Armoko
zoom-in-whitePerbesar
Pengunjung menerbangkan lampion perdamaian saat perayaan Waisak 2563 BE/2019 di Taman Lubini, Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Minggu (19/5/2019). Foto: ANTARA FOTO/Andreas Fitri Armoko
ADVERTISEMENT
Hari Waisak adalah perayaan besar yang dinantikan oleh pemeluk agama Buddha. Hari Waisak adalah momen untuk memperingati tiga peristiwa penting dalam kehidupan Buddha, yakni tahap kelahiran, tahap pencerahan, dan tahap kematian.
ADVERTISEMENT
Setiap tahunnya, pemeluk agama Buddha di seluruh dunia turut mengambil bagian dalam perayaan ini. Mereka memperingati Hari Raya Waisak dengan berbagai tradisi unik di negaranya masing-masing.
Seperti apa tradisi unik perayaan Hari Raya Waisak di berbagai negara tersebut? Dikutip dari berbagai sumber, berikut informasi selengkapnya.

Indonesia

Sejumlah Biksu dan Umat Buddha menyalakan lilin pelimpahan jasa dalam perayaan Waisak di Candi Sewu, Prambanan, Klaten, Jawa Tengah, Sabtu (18/5/2019). Foto: ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho
Mari melihat perayaan Waisak dari berbagai daerah di Nusantara. Salah satunya seperti perayaan Waisak di Magelang, Jawa Tengah. Umat Budha di Magelang secara khusus merayakan Waisak yang berpusat di Candi Borobudur.
Perayaan ini dimeriahkan dengan tradisi pelepasan lentera. Di mana kala itu umat Buddha berkumpul dan menyalakan lilin dalam lentera, kemudian melepaskannya ke udara.
Selain lentera, beberapa wilayah di Indonesia juga kerap merayakan Hari Raya Waisak dengan melepaskan burung. Tradisi ini dilakukan sebagai bentuk perayaan menyambut hari dan keberuntungan yang baru dalam kehidupan umat Buddha.
ADVERTISEMENT

Nepal

Ilustrasi perayaan waisak di Nepal Foto: Shutterstock
Tradisi unik selanjutnya berasal dari tempat kelahiran Siddharta Gautama, Nepal. Umat Buddha di Nepal biasanya merayakan Hari Waisak dengan melakukan kebajikan.
Mereka akan memberikan sumbakangan atau bantuan kepada orang-orang yang membutuhkan di daerah perayaan setempat. Selain itu, penduduk juga akan bersembahyang di kuil dengan mengenakan pakaian serba putih.
Mereka juga akan mengonsumsi kudapan berupa puding beras atau yang dikenal sebagai Kheer. Tak lupa ibadah utama lainnya yang turut dilakukan penduduk Nepal yang merayakan waisak adalah berdoa di Monkey Temple.

Korea Selatan

Ilustrasi perayaan waisak di Nepal Foto: ibtimes.co.uk
Di Kore Selatan, Hari Raya Waisak adalah perayaan besar yang kerap diperingati dengan meriah. Umat Buddha di negara tersebut merayakan Waisak dengan tradisi menghias candi-candi di wilayah setempat.
ADVERTISEMENT
Mereka menghias candi dengan ratusan lentera cantik berbentuk teratai yang dinyalakan dengan lilin untuk menerangi candi di malam Waisak. Hal ini dilakukan sebagai wujud untuk mengenang kelahiran Sang Buddha ke dunia.

China, Taiwan, dan Hong Kong

Ilustrasi perayaan waisak di China Foto: Shutterstock
China adalah negara dengan penganut Buddha terbesar di dunia. Tak ayal, perayaan Waisak di negara ini diperingati secara meriah dan menjadi hari libur resmi.
Biasanya masyarakat China merayakan waisak dengan melakukan ritual khusus dalam upacara Yùfójié, atau yang dikenal dengan tradisi Memandikan Sang Budha.
Ritual ini dilakukan dengan menuangkan air wangi yang telah diberkati ke atas patung bayi Buddha. Kemudian, penduduk China, Hong Kong, dan Taiwan akan menyalakan dupa serta memberikan persembahan bagi para biksu.
ADVERTISEMENT

Sri Lanka

Umat Buddha di Sri Lanka menggunakan pakaian putih untuk ibadah perayaan Waisak Foto: Shutter Stock
Pada Hari Raya Waisak, Umat Budha di Sri Lanka biasanya akan menutup seluruh toko minuman keras dan rumah jagal. Ini dilakukan untuk memastikan bahwa tidak akan ada kematian karena kecerobohan yang terjadi selama perayaan Waisak berlangsung. Selain itu, penduduk juga akan menghias rumah dengan lampu warna-warni di sepanjang kota.
Kuil-kuil akan mengadakan perayaan dan seluruh umat yang datang akan melantunkan kalimat suci, berdoa seraya mendengarkan lagu renungan. Penduduk juga akan membuat prasmanan dan menyediakan kudapan gratis untuk biksu dan orang-orang yang kurang mampu di wilayah setempat.

Jepang

Ilustrasi perayaan waisak di Jepang Foto: straitstimes.
Perayaan Hari Waisak di Jepang diperingati dengan tradisi unik bunga musim semi. Penduduk akan membuat replika kuil dengan hiasan bunga musim semi serta patung Buddha di atasnya.
ADVERTISEMENT
Setelah itu, biasanya mereka akan melakukan ritual Memandikan Sang Budha dengan cara menuangkan minuman spesial dari bunga hortensia atau yang dikenal sebagai ama-cha.

Singapura

Umat Buddha di Singapura memiliki tradisi unik tersendiri dalam merayakan Hari Raya Waisak. Penduduk di sana kerap melepas burung dari sangkarnya ke alam bebas untuk memperingati Waisak.
Hal ini dianggap oleh penduduk negara tersebut sebagai lambang datangnya hari baru dan simbol perayaan dari nilai-nilai yang ditinggalkan oleh Budha kepada umatnya. Tradisi ini menjadi hal unik yang seringkali menarik perhatian masyarakat lainnya. Ini karena pada hari Waisak, akan ada banyak buruk beterbangan di langit Singapura.
(RDR)