Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.99.1
3 Ramadhan 1446 HSenin, 03 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Isi Pembahasan dan Sejarah Perkembangan Kitab Al-Hikam di Indonesia
6 Maret 2023 8:29 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Kitab Al Hikam adalah salah satu kitab tasawuf yang sangat populer dan banyak dipelajari masyarakat Muslim Indonesia. Kitab ini sering digunakan di pondok pesantren untuk mengkaji mengenai makna ketuhanan yang sebenarnya.
ADVERTISEMENT
Mengutip jurnal Al-Hikam Mutiara Pemikiran Sufistik Ibnu Atha’illah as-Sakandari oleh Zaenal Muttaqin, beberapa pondok pesantren bahkan menetapkan waktu-waktu khusus untuk mempelajari kitab ini. Contohnya di pondok pesantren tradisional, mereka akan menjadwalkan bulan Ramadhan sebagai waktu untuk mengkaji kitab Al-Hikam.
Lalu, apa saja materi yang terkandung dalam kitab tersebut? Dan bagaimana perkembangannya di Indonesia?
Mengenal Kitab Al-Hikam
Kitab Al-Hikam ditulis oleh Ibnu Atha'illah. Ini merupakan kitab tasawuf yang cukup populer di kalangan masyarakat Muslim Indonesia. Al-Hikam menjadi kitab rujukan ajaran tasawuf kedua setelah Kitab Ihya 'Ulum al-Din karya Imam Al-Ghazali.
Ibnu Athaillah melalui kitab ini menjelaskan hasil penghayatan spiritualnya mengenai agama dan Tuhan yang dikemas menggunakan bahasa dan kiasan yang indah. Oleh karenanya, kitab ini juga sering disebut sebagai kitab dengan untaian pemikiran yang indah.
ADVERTISEMENT
Penghayatan yang dilakukan oleh Ibnu Athailah melalui kitab ini mampu diimplementasikan pada berbagai zaman. Hingga saat ini, banyak para penulis kitab kontemporer yang semakin menguatkan pemikiran dari Ibnu Atha'illah.
Pembahasan yang terkandung dalam kitab Al-Hikam merupakan panduan untuk melakukan pendekatan kepada Tuhan. Kitab ini juga berisi terminologi suluk yang merujuk pada Al-Quran.
Sejarah Perkembangan Kitab Al-Hikam di Indonesia
Kitab Al-Hikam pertama kali diperkenalkan di Indonesia oleh 'Abd Al-Shamad bin 'Abd Allah Al Jawi Al-Palimbani sekitar tahun 1789 M. Pada saat itu, kitab ini menjadi populer di kalangan masyarakat sehingga tidak hanya dikaji oleh para santri , namun juga oleh masyarakat umum dalam majelis taklim.
Karena materi dalam kitab Al-Hikam membutuhkan pendalaman iman dan ilmu yang tinggi, pembacaan kitab Al-Hikam di pondok pesantren hanya dilakukan oleh santri yang telah menyelesaikan materi nahwu-sharaf, mengkaji kitab fiqih, dan mempelajari akhlak.
ADVERTISEMENT
Dalam beberapa pesantren lainnya, pembacaan kitab Al-Hikam diberikan kepada santri yang sudah mencapai maqom atau derajat kyai, nyai, dan guru-guru. Hal ini menunjukan bahwa materi yang dipaparkan dalam kitab Al-Hikam tidak dapat diserap begitu saja oleh orang yang belum memiliki kecukupan ilmu.
(PHR)